Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Arya Buana Sang Dewa Arak

Rahmad_Hidayat_1033
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
23
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - EPS. 01 Pedang Bintang Chapter 1

SATU

Hari masih pagi,ketika di kaki lereng Gunung Waru berkelebat beberapa bayangan yang bergerak cepat menuju kepuncak.Menilik dari gerakan yang rata-rata ringan dan gesit, dapat diketahui kalau bayangan-bayangan itu adalah orang-orang persilatan yang berkepandaian cukup tinggi Tentu saja berkelebatnya bayangan-bayangan itu segera diketahui para murid Perguruan Tangan Sakti yang bermarkas di sana.Maka murid-murid itupun segera memberitahukan hal tersebut kepada kakak seperguruan mereka.

Ketika berita itu sampai ditelinga tiga orang kakak seperguruan mereka yang bernama Seta,Satria dan Mega,tokoh-tokoh yang berdatangan itu sudah tiba di depan pintu gerbang Perguruan Tangan Sakti yang cukup luas.Sedangkan para murid Perguruan Tangan Sakti yang bertugas jaga di sana hanya mengawasi dengan sikap waspada.

"Wanayasa,keluar kau!Serahkan Pedang Bintang itu!"teriak salah seorang yang datang itu.

"Benar,serahkanlah pedang itu!"sambung yang

lain.

"Cepat,Wanayasa!Kalau tidak,jangan salahkan kalau aku terpaksa menerobos masuk menggunakan kekerasan!"ancam seorang yang bertubuh tinggi besar,berteriak tak sabar. Tangannya yang besar dan kekar berotot nampak menggenggam sebatang tongkat yang terbuat dari baja putih.

Tokoh itu berjuluk si Kerbau Gila.Seorang tokoh sesat yang terkenal memiliki ilmu kepandaian tinggi dan bertenaga kuat. Apalagi ilmu tongkatnya juga dahsyat.Entah berapa banyak tokoh golongan putih yang mencegah sepak terjang si Kerbau Gila,tewas di tangannya.

Kemenangan demi kemenangan yang diraihnya membuat si Kerbau Gila ini manjadi sombong dan jumawa.Pikirnya,selain datuk-datuk dunia persilatan,tidak ada lagi tokoh yang bisa menandinginya!

Karena keyakinannya yang besar,si Kerbau Gila segera memisahkan diri dari orang-orang yang bersamanya.Dengan langkah lebar sambil menggenggam tongkat,dihampirinya pintu gerbang Perguruan Tangan Sakti.

Tentu saja melihat tindakan si Kerbau Gila itu,tokoh- tokoh persilatan lainnya menjadi kawatir.Sebab mereka takut kalau-kalau keduluan laki-laki tinggi besar itu.Maka, begitu si Kerbau Gila ini menghampiri pintu gerbang,mereka segera berbondong-bondong ikut melangkah maju.

Tapi baru beberapa tindak saja, terdengar suara berderak keras disusul bergeraknya pintu gerbang itu.Si Kerbau Gila beserta para tokoh persilatan yang mengikuti di belakangnya,serentak menghentikan langkah. Mereka semua sama-sama memandang ke arah pintu gerbang itu sambil memasang sikap waspada.

Perlahan-lahan pintu gerbang itu terbuka. Dari balik pintunya,muncul belasan sosok yang kemudian dengan gagahnya melangkah ke luar.

Laki-laki tingi besar yang berjuluk si Kerbau Gila itu menatap satu persatu belasan wajah yang berdiri beberapa tombak di hadapannya.Ia mencoba menduga-duga,mana di antara mereka yang bernama Ki Wanayasa.

"Siapa diantara kalian yang bernama Wanayasa?!Majulah!Dan berikan Pedang Bintang itu padaku!"ucap si Kerbau Gila keras dan kasar.

Belum sempat salah satu dari belasan orang itu menyahut,terdengar suara tawa bergelak. Tak lama kemudian,salah seorang dari belasan orang yang berdiri di belakang si Kerbau Gila melesat maju ke depan.

"Hahaha....!kau jangan mau menang sendiri, Kerbau Gila!Dikira hanya kau saja yang berniat memiliki Pedang Bintang?Aku dan semua orang yang berada dibelakangmu pun mempunyai niat yang sama."

Si Kerbau Gila menoleh kearah orang yang baru saja bicara lantang yang kini telah berada setengah tombak disamping kanannya. Untuk sesaat dia agak terkejut melihat seseorang yang bertubuh kecil kurus.Wajahnya mirip tikus dan berwarna merah.Rupanya dia adalah si Tikus Muka Merah yang tak mau ketinggalan.Tokoh sesat yang pengaruhnya merajalela dibeberapa desa,dan sampai saat ini tak ada yang berani menentangnya!

Hanya untuk sesaat si Kerbau Gila ini agak terkejut,dan kini sudah kembali pada sikapnya semula.Sombong dan memandang rendah orang lain.

"Apa peduliku dengan segala urusanmu,tikus got?"ejek Kerbau Gila bernada kasar.

Wajah si Tikus Muka Merah berubah semakin merah mendengar ejekan kasar itu.Seumur hidupnya,baru kali ini dirinya dihina orang.Kemarahan yang hebat,kini membakar hatinya.Pada saat dia sangat ditakuti sampai dibeberapa desa,tapi kini dihina si Kerbau Gila begitu saja.Memang nama besar si Kerbau Gila telah didengarnya,maka tentu saja hatinya menjadi gentar juga.Walaupun belum dibuktikan kebenarannya.

"Kerbau Gila,"ucap si Tikus Muka Merah mencoba bersikap tenang,sungguhpun nada suaranya tetap terdengar gemetar dan penuh tekanan.

"Kalau tidak mengingat urusan yang sangat penting ini,saat ini juga aku sudah turun tangan untuk menghancurkan mulutmu yang telah begitu lancang menghinaku.Tapi biarlah.Kalau tidak sekarang,nantipun jangan harap kau bisa lolos dari tanganku!" sambungnya,berusaha memberanikan diri, karena di hadapan orang banyak.

"Keparat!"

Kerbau Gila berteriak memaki.Ia marah bukan main mendengar ucapan Tikus Muka Merah yang begitu merendahkan dirinya.Hampir-hampir saja diterjang laki-laki kurus berwajah merah itu.Untung saja segera teringat akan tujuannya datang ke Gunung Waru ini.Maka segera diredam amarahnya.Tapi sempat juga dikeluarkan sebuah ancaman yang berbau maut.

"Berhati-hatilah kau,tikus got.Sehabis mengambil Pedang Bintang,aku akan mencarimu kemanapun.Dan…..kukuliti dagingmu!"

Setelah puas mengancam,Kerbau Gila kini mengalihkan perhatiannya kepada belasan orang yang keluar dari pintu gerbang Perguruan Tangan Sakti.

"Jawab pertanyaanku sebelum kesabaranku hilang.Siapa di antara kalian yang bernama Wanayasa?!" bentak Kerbau Gila.

"Apa urusanmu mencari guru kami?"tanya Seta, salah seorang dari tiga orang yang berdiri paling depan.

"O,jadi kalian ini murid-murid Wanayasa?" tanya Kerbau Gila lagi,bernada kurang ajar sambil memperhatikan Seta yang bertubuh tinggi kurus dan berkumis tipis.

Kulitnya coklat sawo matang.Seta hanya mengangguk.Masih dicobanya untuk bersabar, walaupun kemarahannya sejak tadi telah bergolak melihat kekurang ajaran orang yang berdiri dihadapannya ini.baginya kemarahan hanya akan mendatangkan kerugian.

"Aku tidak mempunyai urusan dengan kalian!" bentak si Kerbau Gila keras.

"Aku hanya mempunyai urusan dengan Wanayasa! Ayo,panggil dia dan cepat menemuiku!"

Sret! Sret!

Bagai dikomando,belasan murid Perguruan Tangan Sakti yang berdiri dibelakang Seta, bersama-sama menghunus pedangnya.Para murid Perguruan Tangan Sakti itu sudah tidak sanggup lagi menahan amarah melihat sikap si Kerbau Gila yang telah keterlaluan menghina guru mereka.Bahkan Satria dan Megapun sudah bersiap-siap menyerang.Kalau saja tidak menghormati kakak seperguruan, mungkin sudah sejak tadi mereka menerjang si Kerbau Gila yang keterlaluan itu.

"Tahan….!"Teriak Seta mencegah tindak lanjut adik-adik seperguruannya.Kemudian dengan sikap masih tenang, dihadapinya si Kerbau Gila.

"Kerbau Gila!Perlu kau ketahui.Bahwa setiap persoalan apapun yang menyangkut guru kami, juga menjadi wewenangku untuk mengurusnya. Apapun bentuk persoalan itu.Apalagi hanya persoalan denganmu,yang sangat sepele ini. Jangankan guruku.Akupun mampu mengatasinya!" ujar Seta tandas.

"Keparat!Kau tidak akan mampu mengurus masalah ini.Panggil Wanayasa.Cepat,sebelum kesabaranku hilang!"

"Sudah kukatakan tadi.Semua urusan yang menyangkut guruku,apapun bentuk urusan itu, telah diserahkan padaku untuk mengurusnya."

"Baiklah!"si Kerbau Gila itu terpaksa mengalah.

"Karena kau telah mengaku wakil Wanayasa, maka cepat serahkan Pedang Bintang itu padaku!" desak Kerbau Gila.

"Pedang Bintang?"Seta mengerutkan keningnya, dan untuk sesaat lamanya tercenung.

Tentu saja berita mengenai pedang itu telah didengarnya.Sebilah pedang yang telah membuat dunia persilatan gempar.Kabarnya Pedang Bintang itu dapat menurunkan ilmu-ilmu peninggalan Ki Gering Langit,tokoh persilatan yang pernah mengalahkan datuk-datuk dunia persilatan di empat penjuru angin!Itulah sebabnya semua tokoh persilatan tergiur untuk mencari dan mendapatkan pedang itu.

"Ya!"ulang Kerbau Gila keras,karena melihat pemuda di hadapannya terbengong.

"Hah!"Seta sedikit terkejut.

"Luar biasa!Kau meminta Pedang Bintang pada kami?Apa aku tidak salah dengar,Kerbau Gila? Sepanjang yang kuketahui,guruku tidak memiliki Pedang Bintang.Ki Gering Langitlah yang memilikinya.Minta padanya,bukan pada kami."

"Tidak usah banyak alasan!Kau tinggal pilih. Berikan,atau mampus?!"gertak si Kerbau Gila.

"Tidak!" jawab Seta tegas.

"Kalau begitu,mampuslah!"si Kerbau Gila segera menerjang Seta.

Dalam kemarahannya yang memuncak,laki-laki tinggi besar itu langsung menyerang dengan tongkatnya.Angin menderu-deru hebat mengawali serangannya.

"Menyingkir kalian semua!"perintah Seta pada adik-adik seperguruannya.

Tanpa diperintah dua kali,Satria,Mega dan para murid Perguruan Tangan Sakti lainnya segera menghindar dari situ.Bagai dikomando, begitu si Kerbau Gila telah menyerang Seta, Tikus Muka Merah dan tokoh-tokoh persilatan lainnyapun meluruk menyerang murid Perguruan Tangan Sakti lainnya.

Tikus Muka Merah segera menerjang Satria, yang paling dekat dengannya.Terpaksa Satria melayaninya.Begitu juga para murid Perguruan Tangan Sakti.Mereka semuapun diserbu puluhan orang yang sejak tadi bergerombol di belakang si Kerbau Gila.