Chereads / Air Mata Iblis : Untold Story Of Kanaya / Chapter 8 - BAB 8 Raja Raksasa Kamandanu

Chapter 8 - BAB 8 Raja Raksasa Kamandanu

Disisi barat tidak jauh dari rumah Kanaya, para pasukan dari kerajaan Laut Dalam, sedang berperang melawan pasukan Raksasa. Para Raksasa itu bertubuh tinggi besar dan dipenuhi bulu berwarna hitam, mata mereka menyala seperti bara api dan gigi mereka bercaling. Tinggi Raksasa yang paling kecil mencapai tiga meter lebih sedangkan pemimpin mereka memiliki tinggi sekitar 9 meter.

Satu pleton pasukan tempur dari kerajaan laut dalam yang dibawa oleh Patih Lodaya adalah para pasukan Harimau. Para pasukan Harimau itu bertempur melawan para raksasa berbulu hitam dengan cara membesarkan tubuh mereka dari ukuran aslinya.

Di sebuah kawasan hutan bambu di dekat sebuah aliran anak sungai ciliwung, pertempuran dunia gaib antara ras raksasa melawan pasukan harimau dari kerajaan laut dalam terjadi dengan sangat sengit.

Para harimau-harimau besar itu menggigit dan mencakar para jin raksasa dengan taring dan cakar mereka yang tajam. Sedangkan para raksasa memukul dan menendang para jin yang berbentuk harimau dari kerajaan laut dalam.

"jin laut seperti kalian mengapa menyerang wilayah kekuasaan ku!" dengus pemimpin Raksasa tersebut sambil menendang dua Harimau sebesar sapi dengan sekali tendang.

Kedua Harimau yang di tendang sontak terpelanting ke angkasa dan ada beberapa dari harimau yang sudah di buat pingsan karena terkena pukulan dari Raja Raksasa tersebut.

ARGGGGGHHH!

Tiba-tiba seekor Harimau berwarna hitam dan putih yang ukuran tubuhnya empat kali lipat dari Harimau yang lain menggeram ke arah raja Raksasa tersebut. kedua Harimau itu memamerkan gigi tajam mereka dan terlihat sangat marah kepada Raja Raksasa yang sedang memukuli para anak buah mereka.

"Hitam dan Putih! Apa kalian yakin sanggup melawan Raja para Raksasa itu?" tanya Patih Lodaya yang sedang melayang terbang di angkasa sambil menatap Raja Raksasa dengan tatap tajam.

Terlihat Patih Lodaya sudah sangat geram dan ingin turun ke medan perang untuk bertarung dengan Raja Raksasa.

"ijin kami berdua menghabisi Raja Raksasa itu Maha Patih Lodaya!" jawab Harimau berbulu Putih.

Maha Patih adalah sebutan jabatan tertinggi setelah Ratu Kencana Wungu, karena Patih Lodaya adalah panglima perang tertinggi dari kerajaan laut dalam dan di dalam istana tersebut hanya Ratu Kencana Wungu yang kesaktiannya berada di atas Patih Lodaya.

Raja Raksasa sebenarnya tidak gentar menghadapi dua Harimau Hitam dan Putih, hanya saja ketika dia melihat aura biru yang seluruh tubuh Patih Lodaya dan mata Patih Lodaya yang berwarna merah seperti api yang berkobar. Raja Raksasa tersebut menjadi gentar.

"Siapa kau jin laut? Mengapa aura mu sangat familiar dan mengapa dirimu ingin menyerang kerajaan ku?" seru Raja Raksasa tersebut menggelegar bagaikan sebuah suara halilintar.

Patih Lodaya yang mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan Raja Raksasa, "Menyerang Kerajaan mu?"

Patih Lodaya memperhatikan keadaan sekitar kemudian berseru lantang, "Berhenti dan Mundur!"

Suara Patih Lodaya lebih menggelegar daripada suara Raja Raksasa tersebut. bahkan para jin yang berbentuk Raksasa terlihat gentar dan enggan menerus pertempuran setelah mendengar teriakan Patih Lodaya.

Pasukan Harimau langsung mundur dengan teratur ketika mendengar perintah Maha Patih Lodaya.

"Pasukan berhenti berperang jangan ada yang melanjutkan pertempuran ini lagi!" Sang Raja Raksasa memberikan Titahnya dan mulai menyadari sesuatu bahwa ada kesalah pahaman

Para Raksasa langsung berhenti dan mereka bersyukur atas keputusan yang diambil oleh Raja mereka. karena sebenarnya para panglima dan pasukan Raksasa mulai gentar ketika melihat dua harimau berwarna hitam dan putih yang memancarkan aura kebengisan dan seperti haus darah.

Para Raksasa itu menebak kedua Harimau yang ukuran tubuhnya lebih besar dari yang mereka lawan kemungkinan adalah pimpinan pasukan Harimau yang sedang mereka lawan saat ini.

Terlebih lagi ketika para Raksasa tersebut melihat Patih Lodaya yang memancarkan aura yang kharismatik dan sangat digjaya. Walaupun tubuh Patih Lodaya hanya seukuran manusia biasa, akan tetapi para Raksasa mengetahui bahwa Patih Lodaya mampu menghancurkan mereka dengan sekali pukul.

"Raksasa Hitam, aku Maha Patih Lodaya. Aku adalah jin kepercayaan Ratu Kencana Wungu Penguasa lautan seluruh indonesia." Patih Lodaya mengenalkan diri masih dalam posisi terbang dan menatap medan pertempuran.

Dari pengamatan Patih Lodaya, setidaknya ada 10 ekor Harimau yang terluka ringan. Akan tetapi ada tiga Raksasa yang sudah mati dan tubuhnya perlahan memudar.

"Kedatangan ku kesini tidak untuk berperang, aku berada dibawah perintah Ratu Kencana Wungu untuk menjadi Khodam Pendamping seorang gadis keturunan Gobang yang bernama Kanaya yang tinggal di dekat sini." Patih Lodaya menerangkan dengan suara yang menggelegar dan berwibawa.

"apa? Kau Maha Patih Lodaya tangan kanan Nyai Ratu penguasa lautan?" ucap Raja Raksasa tersebut dengan suara bergetar ketakutan.

"iya aku lah makhluk tersebut! apakah kau masih ingin meneruskan peperangan ini atau kau ikut dengan ku dan meminta maaf kepada Ratu Kencana Wungu dan juga Tuan Putri Kanaya?" ucap Patih Lodaya sambil menatap tajam kearah raja Raksasa setinggi sembilan meter.

Setelah mendengarkan ucapan Patih Lodaya tubuh Raja Raksasa tersebut bergetar hebat karena ketakutan dan begitupun para pasukannya. Karena hanya Jin Penguasa pulau Kalimantan dan Sumatera yang mampu menandingi kesaktian Ratu Jin Penguasa Lautan tersebut. Sedangkan Jin Penguasa Pulau Jawa masih seimbang jika bertempur dengan Ratu Penguasa Lautan tersebut.

"Mohon ampuni kelancangan diriku dan juga pasukan ku Maha Patih Lodaya!" ucap Raja Raksasa sambil berlutut di hadapan Patih Lodaya.

Kemudian seluruh pasukan Raksasa mengikuti berlutut kepada Patih Lodaya, karena para pasukan Raksasa tersebut Raja mereka yang terkenal angkuh langsung berlutut kepada Patih Lodaya. Hal itu menandakan bahwa jin yang memancar aura berwarna biru tersebut adalah sosok jin yang jauh lebih kuat dari Raja mereka.

"Mohon ampuni kami semua Maha Patih Lodaya!" ucap pasukan Raksasa sambil berlutut menghadap ke arah Patih Lodaya.

"aku tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan ini, Raja kalian harus ikut dengan ku menghadap Ratu Kami!" ucap Patih Lodaya dengan suara yang menggelegar.

Para Pasukan Raksasa saling pandang satu sama lain karena disatu sisi mereka mengkhawatirkan nasib raja mereka jika dibawa oleh Patih Lodaya. Akan tetapi disisi lain para Raksasa berfikir jika menentang keinginan Patih Lodaya, pertarungan akan terjadi lagi.

Mereka semua sudah kerepotan melawan pasukan Harimau, terlebih lagi kini ada dua Harimau yang kemungkinan besar lebih hebat dari raja mereka. ditambah Patih Lodaya, para raksasa sudah sama sekali tidak ada kemungkinan menang dalam pertarungan ini.

Melihat kegundahan pasukannya Raja Raksasa langsung berseru dengan lantang, "tenangkan diri kalian rakyat ku. aku yakin Ratu Penguasa Lautan adalah sosok yang adil. Aku akan ikut dengan Maha Patih Lodaya. Kalian semuan tetap diam ditempat kalian dan jangan melakukan hal bodoh!"

"kami dengar dan kami taat kepada Raja!" jawab para Raksasa tersebut sambil menempelkan kedua tangan mereka di depan dada.

Patih Lodaya menganggukan kepalanya puas mendengar keputusan tersebut.

"Siapa nama mu dan bisakah dirimu merubah penampilan mu supaya tidak semenakutkan ini. Karena aku takut Tuan Putri akan takut ketika melihat wujud mu yang seperti ini." Patih Lodaya meminta dengan sopan kepada Raja Raksasa tersebut.

"Nama ku Kamandanu!" ucap Raja Raksasa tersebut dan dalam beberapa tarikan nafas berikutnya tubuhnya mengecil seukuran orang dewasa.

Patih Lodaya mengerutkan dahinya ketika melihat penampilan Kamandanu, "apakah perubahan ini sudah maximal dan kau tidak bisa berubah lebih mirip manusia?"

"mohon maafkan kelemahan ku Patih Lodaya. Ini adalah bentuk asli ku dan jika aku harus berubah seperti manusia diriku belum mampu melakukannya." Ucap Kamdanu dengan nada lirih dan malu.

Patih Lodaya hanya bisa menghela nafasnya dan dia mengkhawatirkan Kanaya akan ketakutan ketika melihat wujud Kamandanu yang berbulu dan bertaring. Akan tetapi karena keterbatasan ilmu Kamandanu, maka Patih Lodaya tidak bisa memaksanya lebih jauh lagi.

"Hitam dan Putih kalian tetap disini dan jangan menyerang mereka jika mereka tidak menyerang pasukan mu! mengerti kalian?" tanya patih lodaya sambil menatap dua pimpinan pasukan harimau.

"Kami mengerti Maha Patih Lodaya!" ucap kedua harimau besar tersebut.

Patih Lodaya menganggukan kepalanya kemudian dia menatap Kamandanu, "Mari Kamandanu kita pergia menghadap Ratu Kencana Wungu dan Tuan Putri Kanaya!"

Kamandanu menganggukan kepalanya, kemudian dia terbang mengikuti Patih Lodaya menuju rumah Kanaya.