Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

OSIS dan Istri mungilnya

25San
--
chs / week
--
NOT RATINGS
306
Views
Synopsis
Kisah seorang OSIS yang keras terpaksa menikahi siswa nakal yang cantik, manis dan mungil. karna kepercayaan kedua orang taunya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 Hari pertama Sekolah

Di pagi yang cerah ini tepat nya pukul 07.30, seorang pemuda manis memiliki tinggi badan 168 cm, kulit lembut dan seputih susu masih tertidur di kasur kesayangannya, tak lama "kriiiiiinngg" suara alarm berbunyi sangat nyaring dan membuat mata bulat pemuda itu perlahan mulai terbuka. Tangannya merayap menuju bunyi yang keras itu berasal, lalu mematikan alarm yang berasal dari HP nya.

"Astaga kenapa kau mengganggu mimpi ku" pemuda itu tidak langsung bangun dari tempat tidurnya, ia masih bergelimbung kekanan dan kekiri. Tiba-tiba dia melebarkan matanya dan mulai bergegas mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi, setelah selesai ia langsung berganti baju dengan baju sekolah SMA setelah itu ia turun dan berlari ke arah dapur, membuka kulkas mengambil roti coklat dan sekotak susu coklat, dia langsung berlari keluar rumah sederhananya dan mangendarai sepedanya yang ia parkir di halaman rumahnya.

"Sial seharusnya aku tidak bermalas-malasan tadi" pemuda itu mengayuh sepedanya sambil memakan roti coklat yang berada di genggamannya sedangkan susu kotaknya ia taruh di saku tasnya, tak lama.

Brakkk! !!

"Aduh" ia terjatuh karna terserempet motor besar milik pemuda yang langsung meninggalkannya begitu saja.

"Ya ampun Angga" seorang wanita yang sudah ia kenal sejak ia tinggal di lingkungan ini langsung menghampirinya dan membatu dirinya. Ya pemuda yang sedari tadi kita sorot bernama Angga berusia 17 Tahun.

"Apa kau tidak apa apa nak"Wanita itu bernama bu Susi " bagaimana kau bisa terjatuh " wanita itu sangat khawatir karna sekarang baju Angga sedikit kotor karna karna debu yang menempel.

"Nggak papa buk cuma kotor sama lecet dikit " jawab Angga, ibu Susi membantu membersihkan pakaian Angga dan memberikan plester pada lukanya.

"Dah... Selesai" bu Susi tersenyum kepada Angga " sekarang cepet berangkat ke sekolah nanti telat " suruh bu Susi, Angga menjawab dengan anggukan. Angga pun pergi dan mengayuh sepedanya dengan laju agar dia tidak telat, setelah mengayuh sepeda selama 20 menit ia pun sampai di gerbang sekolah, dia pun memarkir sepedanya di parkiran khusus sepeda.

"Akhirnya sampai juga, semoga hari senin ini jadi hari pertama yang menyenangkan di sekolah pertama ku" Angga berbicara dalam hati, dengan tersenyum. Angga pun berjalan menuju lapangan sebab setiap hari senin ada upacara bendera semua siswa berbaris di lapangan karna bingung dia harus berbaris di mana dia pun berniat bertanya kepada seorang siswi cantik dan di tangan kanan nya terdapat kain merah yang di ikat dan bertulis OSIS.

"Permisi kak apakah aku boleh bertanya" Angga bertanya pada wanita tersebut, wanita itupun menoleh ke arah Angga.

"Ya ada apa dik, ada yang bisa kakak bantu? " tanya wanita itu kepada Angga, dan wanita itu memberi senyuman tipis kepada Angga.

"G–gini kak, aku siswa pindahan dan aku tidak tau harus baris di mana, bisakah kakak membantu ku" Angga sedikit gugup untuk bertanya.

"Kamu kelas berapa?" tanya wanita itu, tapi sebelum Angga menjawab seorang siswa merangkul bahu Angga dan memberi senyuman kepada Angga, Angga pun membalas senyuman siswa itu.

"Roi, ajak saja dia bersama mu dia murid pindahan dan tidak tau harus baris di mana" suruh wanita itu kepada siswa yang juga OSIS yang juga sedari tadi merangkul bahu Angga. Wanita itu pun pergi meninggal kan mereka berdua.

"Ayo dik" ajak Roi, Angga pun mengangguk setuju. Roi membawa Angga kebarisan para OSIS semua siswa dan siswi OSIS memandangi Angga dengan rasa kagum, ya memang Angga memiliki wajah yang imut dan cantik, tapi tatapan mereka juga agak aneh kepada Angga karna walau siswa baru tapi sudah berani melanggar peraturan, mengeluarkan seragamnya dan tidak memakai topi saat upacara.

"Kenapa? " tanya Angga ketus. Para OSIS pun menggelengkan kepala karna melihat tinggakah Angga. Upacara pun selesai para siswa dan siswi pun berlarian menuju kelas masing-masing, tapi Angga malah menuju kantin dan memesan secangkir es jeruk kesukaannya. Saat dia sedang asyik meminun es jeruk tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dan membuat dia terkaget kaget.

"Anjing, apaan sih lo" Angga mengumpat sambil menoleh ke arah orang yang menepuk bahunya, Angga mengerutkan kening nya saat melihat siswa itu menggunakan lambang OSIS di tangan kanannya. "Ngapain lo kesini ngagetin gua aja, mending lo masuk ke kelas sono udah jam pelajaran, nggak usah keluyuran OSIS kok kelayapan" sengak Angga kepada siswa itu.

"Lo Angga? " tanya pemuda itu, Angga pun hanya menganggukakan kepalanya sambil menikmati es miliknya. Tanpa aba-aba siswa OSIS itu langsung menarik kerah belakang milik Angga, Angga melawan tapi tidak bisa karna badan nya lebih pendek dari siswa itu, "Nggak usah banyak bacot, ikut aja" ketus siswa itu, ia menyeret Angga ke sebuah ruangan sebelum mereka masuk ke ruangan itu siswa itu melepaskan kerah baju belakang milik Angga, Angga mendengus kesal karna sikap siswa tersebut. Mereka berdua merapikhan baju masing masing karna sebelum Angga masuk dia membaca bahwa itu ruang guru. "Sana masuk" ketus siswa itu, Angga hanya melirik sinis ke arah siswa itu dan langsung membuka puntu dan masuk keruangan itu, saat ia membuka dia langsung menatap ke seluruh ruangan dan dia melihat seorang guru melambaikan tangan nya kepada Angga. Angga pun mendatangi guru itu dan langsung duduk di hadapan guru tersebut.

"Kenapa pak? " tanya Angga ketus, tanpa basa basi pak guru memberikan selembar kertas dan menyuruh Angga pergi ke kelas 11 D di lantai 2, kertas itu berisi peta sekolah agar Angga bisa pergi ke kelas nya.