Cahaya oren tua menyorot penuh mata Bianca. Api yang berkobar besar seperti tidak ada apa-apa lagi untuk diselamatkan. Tetapi bukan masalah, rumah tua itu memang harus dibakar dari pada menyimpan banyak luka untuknya.
Bianca memejamkan mata setelah menggunakan kacamata hitam. Seakan menutup informasi mereka untuk tahu jika gadis itu sangat terguncang dalam ketenangannya.
"Rumah itu Ayah yang urus" Seorang remaja disebelahnya berbicara lalu menuntun Bianca memasuki mobil mewah yang mengantar mereka datang. "Kita pulang, gausah ngerasa hal yang lain, ayah tau yang terbaik buat kamu kak."
Lagian siapa yang akan memikirkan hal tak penting, rumah bajingan itu memang harus musnah. Setelah membuat nyawanya akan menghilang lalu menjadi waspada berlebihan membuat Bianca tidak bisa tenang dalam setiap langkah. Tidak akan mungkin Bianca membiarkan orang yang membuatnya tak nyaman hidup bahagia diatasnya. Tidak pantas.