Chereads / The Whites Butterfly / Chapter 2 - Yira Family

Chapter 2 - Yira Family

Sang mentari telah bangkit untuk menyelimuti dunia dengan kehangatan sinarnya. Lima orang sedang bersiap untuk melakukan perjalanan yang tak akan terlupakan. "Samantha, Nyarga, Miguel, dan Sora. Apakah semuanya sudah datang?" Simon duduk di tepian pesawat luar angkasa membelakangi semua orang.

"Sudah, semuanya menunggu perintahmu. Kapten!" Antusias Samantha begitu terasa dari cara bicara pada Simon. Menyeringai, Simon berdiri sambil membalikkan tubuhnya. Dengan menggunakan mantel abu, kaos juga celana hitam biasa. Ia mendekati Samantha sembari berkata di setiap langkahnya.

"Jika semua orang sudah siap, ayo kita segera masuk ke pesawat dan berjelajah berkeliling angkasa, tapi~ sebelum itu!" Dihadapan Samantha, sesaat Simon memandang wajah indah nya. Namun tak lama ia menoleh ke kakinya diikuti Samantha yang juga menoleh ke bawah dan melihat tali sepatu nya belum terikat.

"Ah, tunggu!" Ia segera mengikat tali sepatunya, membuat Samantha yang melihatnya tersenyum pasrah tak habis pikir dengan perilaku Simon. Namun, setelah mengikat tali sepatunya Simon terlihat meraih sesuatu dari saku mantelnya lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna putih. Senyuman terpampang di wajahnya saat ia menoleh ke arah Samantha yang sedang menunggu dirinya bangun.

"Samantha Nosramus, maukah kamu mengganti namamu dan hidup selamanya di sampingku?" Suara lembutnya membuat hati Samantha serasa jatuh ke perut bersamaan dengan dirinya membuka kotak kecil itu yang menunjukkan cincin perak dengan tiga batu rubi di atasnya.

Nyarga, Miguel, dan Sora yang melihat lamaran itu sangat ingin menyerukan selamat. Namun, mereka masih menunggu jawaban Samantha meski tak bisa menyembunyikan perasaan senang mereka. Samantha telah melalui banyak hal bersama Simon dan juga telah mengatakan jika dirinya ingin menjadi istri Simon hanya bisa tertawa lepas dan menjawab singkat lamaran Simon.

"Kau tahu jawaban ku!" Ia menerima nya dengan sepenuh hati permintaan Simon dan segera memeluk erat tubuhnya. Hal itu sontak membuat para anak-anak sangat kegirangan karena kedua pasangan itu akhirnya bisa benar-benar menjadi seorang suami dan istri. "Selamat kak Simon! Kak Samantha!"

Seru Miguel dan Sora segera mendekati keduanya lalu ikut memeluk mereka, Nyarga dari belakang tersenyum bahagia sembari bertepuk tangan untuk keduanya. "Kalian berdua memang tak bisa ditebak dan juga luar biasa."

Beberapa waktu kemudian, mereka telah bersiap di dalam pesawat dan akan segera terbang menuju angkasa tanpa batas. Suasana yang ada diantara mereka begitu nyaman dan hangat, Simon yang berada di ruang kendali menyuruh Nyarga yang berada di kursi kemudi untuk langsung menerbangkan pesawat itu. "Nyarga, langsung terbang saja~."

"Baik, kalau begitu ayo kita pergi!!" Pesawat itu perlahan naik ke angkasa dan dalam sekejap menembus melampui langit menuju angkasa lepas. "Woah! Aku baru pertama kali pergi keluar angkasa!"

Miguel dan Sora sangat antusias melihat angkasa yang di penuhi bintang itu, mereka juga melihat planet bumi yang di selimuti warna biru juga hijau terang. Simon menghela nafas saat melihat antusiasme mereka lalu mendekati Samantha yang sedang membuat kopi di bagian dapur. Senyumannya tak menghilang sedikitpun sejak awal mereka masuk ke pesawat, Simon kemudian menghilang dan dari belakang memeluk Samantha yang sedang fokus membuat kopi.

"Ah! Kau mengejutkan saja, tapi seperti nya aku sudah tidak perlu memakai karakter tomboy itu lagi dan menjadi diriku sendiri kan?" Ujar Samantha lanjut meracik kopi yang di pegangnya. Simon secara mendadak menggigit leher Samantha membuatnya gemetar karena geli. "Hei, apa yang kamu lakukan?! Jangan sekarang! Anak-anak ada di dekat kita." Kata Samantha dengan wajah yang tersipu malu.

"Memangnya kenapa? Bukankah mereka juga sudah dewasa? Ataukah kamu malu jika harus melakukannya di depan mereka?" Kata Simon mulai menjilat dan menggerayangi tubuh Samantha. Tak bisa melawan ia lanjut membuat kopi meski terus menerus di gerayangi Simon.

Tak lama kemudian, Samantha dan Simon duduk di meja makan sembari menikmati kopi yang Samantha buat. Terlihat bekas gigitan di leher Samantha, membuat Simon tersenyum nakal pada Samantha. Miguel dan Sora akhirnya ikut duduk setelah puas memeperhatikan berbagai planet yang telah dilewati mereka, saat mereka melihat Simon yang tersenyum nakal pada Samantha dan ia yang membuang muka dengan wajah yang memerah bak tomat.

Paham apa yang terjadi, mereka ikut menggoda Samantha. "Apakah kakak sudah sangat ingin melakukan 'itu' bersama Kak Simon? Muka kakak terlihat begitu merah seperti seseorang yang sangat teransang." Mendengar pernyataan keduanya, Samantha segera meluruskan apa yang terjadi.

"Tidak! Itu tidak seperti yang kalian pikirkan!! AkuĀ memang ingin tapi aku tidak akan sampai melakukan hal yang tak senonoh di depan orang lain." Katanya sembari menyeruput kopi berusaha menutupi rasa malunya.

"Kalau begitu ayo lakukan di depan mereka." Sontak perkataan Simon membuatnya tersedak dan mengeluarkan kembali kopi yang ada di mulutnya. Ia secara perlahan memutar kepalanya dan matanya dengan tajam menatap Simon, bulu kuduk Simon berdiri saat Samantha menatap tajamnya dengan tatapan kosong. "Ok! Ok! Aku minta maaf dan tak akan mengulanginya!!"

Kepanikan Simon semakin menjadi saat Samantha menaruh kopinya di meja tanpa menanggapi perkataannya. Samantha bangkit dari kursinya dan berjalan ke belakang Simon tanpa mengucapkan sepatah kata pun, setelah berada tepat di belakang Simon, ia dengan lembut menaruh tangannya di pundak Simon dan dalam sekejap memindahkan mereka berdua menuju kamar mereka.

Miguel dan Sora hanya tertawa kecil saat melihat mereka berdua menghilang begitu saja dan meninggalkan kopinya begitu saja. "Hehe, kopi ini jadi punya kita."

"Kau memang harus di beri pelajaran, bukankah begitu? Suamiku?" Bisiknya di telinga Simon yang telah menggodanya terlalu berlebihan bahkan adik-adiknya sampai mengikuti. Di kasur Simon terus meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Namun, Samantha yang sudah kesal duluan malah mendorongnya hingga tersungkur.

Ia hanya bisa pasrah ketika Samantha mulai meraih lehernya lalu mencekiknya dengan keras sembari terus berkata. "Setidaknya kalau kau sudah sangat ingin melakukannya, pilihlah tempat dimana hanya ada kita berdua. Apa kau pikir aku hanyalah binatang yang di penuhi nafsu? Hah? Kenapa hanya diam saja? Jawablah?"

"B-baiklah, m-maafkan aku! Samantha t-tolong ampuni aku." Meski tahu dirinya dicekik bahkan hingga wajahnya membiru dan hampir pingsan Simon malah tersenyum senang merasakan rasa sakit yang Samantha berikan padanya.

Samantha dengan ekspresi jijik pada akhirnya mencekik Simon hingga tak sadarkan diri. Ia kemudian menghela nafas panjang dan bergumam pada Simon. "Astaga, kenapa kamu sangat suka membuatku kesal dan menyiksamu?"

Samantha akhirnya merebahkan tubuhnya di samping tubuh Simon yang tak sadarkan dirinya sembari memeluknya. Ia menenggelamkan wajahnya di tubuh Simon dan dengan suara samar berkata pada Simon. "Apapun alasannya aku tak peduli, karena kamu adalah satu-satunya orang yang ku cintai. Suamiku Simon... aku akan terus berada di sisimu bahkan jika kamu sudah bukanlah manusia lagi."

Sementara itu, Miguel dan Sora datang ke ruang kemudi utama untuk menemui Nyarga yang sedang menyetir. Melihat ada kesempatan mereka berniat mengagetkan Nyarga dari belakang. "Sepertinya akan menyenangkan jika sedikit menjahilinya benarkan, Miguel?"

Tapi saat akan mengagetkan itulah Nyarga muncul dari belakang sembari membawa teh hangat di tangan kirinya yang mana membuat keduanya sangat terkejut dan segera membalikkan tubuh. "Ada apa kalian? Kalian seperti habis melihat monster saja."

Nyarga dengan santai kembali ke kursi kemudi nya melewati Miguel dan Sora yang masih dalam keadaan terkejut. Beberapa saat kemudian mereka kembali sadar dan langsung menanyai Nyarga apa yang baru saja terjadi.

"Sejak kapan kamu punya kekuatan?! Apa kamu sudah menemukan jalan sumpah mu sendiri?! Kenapa kamu tidak memberitahu kami tentang hal itu!? Dan juga apa saja kekuatan yang kamu bangkitkan!?" Rentetan pertanyaan terus berdatangan padanya. Namun, Nyarga dapat menanggapinya dengan tenang.

"Pertama, aku punya kekuatan ini sejak kita pertama kali membangun markas di mohana, saat itu aku hampir mati karena ada seseorang yang entah mengapa tiba-tiba menembakku tiga kali di bagian perut, kaki, dan leher. Dan saat itu juga ada suara di kepalaku yang mengatakan, 'Nyarga kamu telah ditakdirkan hidup sebagai penyelamat di manapun kamu berada dan kamu akan melalui jalan sumpah mu sendiri yaitu Beyonder.' Jadi yah aku sekarang bisa menggunakan penggandaan diri dan memindahkan semua kerusakan pada diriku yang lain."

Miguel mengangguk mengerti sementara Sora masih berusaha memahaminya, Nyarga melanjutkan penjelasannya. "Alasan aku tak memberitahu kalian karena yah... aku tak ingin membuat kalian, kak Samantha, terutama kak Simon untuk khawatir karena aku ditembak tanpa alasan jelas. Dan terakhir kekuatanku ada tiga. Membuat diriku yang lain untuk melakukan apapun bahkan menerima kerusakan tubuh utamaku, aku juga bisa terbang di kecepatan yang sama dengan hyper jump karena aku pernah mencobanya meski itu membebani tubuhku, dan terakhir aku dapat... yah begitulah aku malas menceritakanya."

Sesaat Nyarga menolak untuk menjelaskan kekuatannya sampai akhir dan membuat Miguel juga Sora semakin penasaran pada kekuatan ketiga Nyarga. "Oh ayolah!! Kamu harus menyelesaikan apa yang sudah kau mulai Nyarga!!"

Sora yang tak bisa menahan rasa penasarannya terus menerus memaksa Nyarga untuk memberitahu nya. Namun, Miguel menyadari apa yang di siratkan dalam perkataannya, ia lalu membuat kesimpulan sembari menyatukannya dengan hal paling di sukai Nyarga.

"Kak Nyarga, apakah kekuatanmu itu berhubungan dengan menciptakan sebuah kondisi tertentu, lalu mampu menggunakannya sebagai media untuk mengeluarkan potensi sebenarnya dari kemampuan mu?" Ujar Miguel sedikit membuat Nyarga terkejut hingga menaikkan kedua alis dan segera membalikkan tubuhnya menghadap.

"Sudah kuduga kamu memang hebat, Miguel. Tebakanmu itu hampir benar dan nama kemampuanku ini adalah 'Perfect Mode', kemampuan ini memang bisa mengeluarkan potensi sejatiku tapi tak hanya itu kemampuan ini juga bisa membuatku mengendalikan ruang dengan cara menggenggamnya. Namun, aku tak ingin sama sekali pakai kemampuan itu karena efek sampingnya terlalu mengerikan." Kata Nyarga mengungkapkan kemampuan aslinya yang begitu luar biasa.

Setelah mendengar penjelasannya, rasa penasaran Sora menghilang dan menyisakan satu pertanyaan terakhir. "Kak Nyarga, apa efek nya memang semengerikan itu sampai kakak saja tak ingin mengungkapkannya?"

Helaan nafas terdengar dari mulut Nyarga saat dirinya menoleh ke arah sora yang ada di sampingnya dan memusatkan pandangannya pada mata Sora yang memancarkan perasaan khawatir. Setelah merenung beberapa saat sembari memandangi wajah Sora, Nyarga akhirnya mengatakan efek samping kekuatannya.

"Hah, baiklah kalian menang akan ku beritahu. Efek sampingnya adalah ingatan akan sepenuhnya menghilang, merasakan perasaan seperti akan mati, tekanan hebat pada mental, perasaan takut yang mendalam, perasaan seperti tenggelam, tak bisa merasakan tubuh tapi tetap bisa merasakan sakit dan beberapa indra yang ada di kepala, dan terakhir yang paling parah akan di datangi oleh dua makhluk yang menjadi perwujudan kematian dan ketakutan. 'Absolute Death' dan 'Deepest Nightmare'. Yahh, aku tahu karena pernah mencobanya juga sih."

Pernyataan Nyarga dengan ekspresi yang begitu santai membuat Miguel dan Sora merinding saat membayangkannya. "Wahh, itu cukup berbahaya... oh ya kak Nyarga, sekarang kita sudah sampai mana?"

Kata Miguel berusaha mengganti topik pembicaraan. Tak lama Nyarga mengeluarkan kubus berwarna hitam dari saku jaketnya lalu melihat lokasi mereka saat ini dari kubus yang menampilkan pesawat mereka juga planet di sekitar mereka. "Kita sudah sampai di pemberhentian pertama kita, Sieroh, planet bangsa Sira tinggal."

Tak lama setelah dirinya mengatakan hal tersebut, Simon dan Samantha muncul di tengah-tengah mereka tanpa sedikitpun mengeluarkan suara sembari berkata. "Yah, karena terlalu jauh tempat bernama Ryun. Kita jadi harus singgah di beberapa planet sekalian cari informasi lain."

Mereka tak terkejut sama sekali melihat kedua kakaknya itu datang tiba-tiba dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Nyarga lalu memberitahu kedua kakaknya jarak yang harus mereka tempuh sebenarnya. "Kak, setelah aku hitung-hitung jaraknya. Kita akan sampai di sana setelah melakukan enam kali HyperJump."

"Wah sepertinya ini akan memakan waktu lebih dari tiga bulan. Karena dari yang ku tahu Hyperjump antargalaksi itu bisa mencapai tiga juta tahun cahaya dengan menggunakan energi GoldenSpiral." Ujar Samantha merasa tercengang dengan jarak yang harus mereka tempuh.

Ia sedikit menggeser pandangannya menuju Simon yang ada disampingnya lalu menyampaikan rasa ragunya. "Apakah kita akan benar-benar melakukannya meski itu hanya untuk ketidakpastian dari idealisme mu saja, Simon?"

Simon tampak merenung setelah mendapati pertanyaan seperti itu. Namun, tak lama dari itu Simon dengan senyuman kosong berkata. "Tidak apa-apa, karena aku melakukan semua ini bukan tanpa alasan tapi karena aku memang memiliki tujuan ku sendiri. Dan itu adalah untuk menemukan kebenaran dari jalan sumpah yang telah memberikanku kekuatan ini dan menyampaikan rasa terima kasihku dari lubuk hatiku yang terdalam pada makhluk yang memberikannya. Aku tak akan memaksa kalian untuk mengikuti keegoisanku, aku hanya ingin kalian menemukan hidup terbaik milik kalian sendiri."

Simon menundukkan pandangannya takut dengan apa yang akan mereka katakan padanya. Sebuah tangan tiba-tiba memegang kepalanya dan secara mendadak menarik rambutnya bersamaan dengan sebuah kalimat yang masuk kedalam telinganya. "Apa maksudmu? Kita adalah keluarga dan akan terus seperti itu! Itulah Simon, kehidupan terbaik kita."

Suara itu milik Samantha yang juga menarik kepala Simon untuk melihat wajah adik-adiknya yang tersenyum lebar padanya bahkan Nyarga yang biasa memasang ekspresi datar, tersenyum menunjukkan gigi putih indahnya. "Kakak, kamu sepertinya terlalu banyak menonton drama pagi. Tentu saja kami akan selalu mengikutimu sebagai panutan kami, Simon Yira."

Perasaan takut Simon berubah menjadi perasaan haru saat merasakan keyakinan dalam kata-kata semua orang di sekitarnya. Sembari menyisir rambutnya ke belakang menggunakan kedua tangannya, Simon berkata dengan penuh semangat. "Baiklah, Aku Simon Yira, akan membimbing kalian menuju kekaisaran mitos dan menemukan kebenaran di baliknya."

Kalimat yang di lontarkan dari mulutnya, membuat semangat Orang di sekitarnya ikut bangkit. Sora segera melompat ke arah Simon lalu memeluknya diikuti oleh Samantha di sampingnya. Sementara, Miguel dan Nyarga menepuk pundaknya, secara serentak mereka mengatakan hal yang sama.

"Terima kasih."