Pagi yang cerah di sekolah. Sinar matahari masuk melalui jendela kelas, menerangi ruangan dengan cahaya hangat. Namun, bagi Renji, pagi ini terasa lebih berat dari biasanya. Dengan mata setengah terpejam, dia menyandarkan kepalanya di meja, masih setengah mengantuk setelah kejadian aneh tadi malam.
Di sekitar kelas, teman-temannya sudah mulai mengobrol riuh.
"Dengar-dengar ada murid pindahan baru hari ini," kata Keita, sambil menyandarkan tangannya di kursi Renji.
Renji menguap, malas menanggapi. "Hhh… ya, ya. Paling juga nggak ada hubungannya sama gue."
Namun, nasib berkata lain. Pintu kelas terbuka, dan guru masuk dengan langkah tenang. Di belakangnya, berdiri seorang gadis dengan rambut bondol hitam yang sangat familiar.
Mata Renji melebar. Dia hampir keselek minumannya sendiri.
"HAH?! SI VAMPIR ITU?! DI KELAS GUE?!"
Gadis itu, Lilith, berdiri di depan kelas dengan ekspresi sedikit canggung. Meski begitu, auranya tetap mencolok.
"A-aku Lilith Nocturne… Mohon kerja samanya," katanya dengan suara lembut.
Bisik-bisik langsung memenuhi kelas.
"Wah, dia cantik banget!" bisik salah satu siswa cowok.
"Nama dia keren, ya?" tambah yang lain.
Renji masih syok, menatap Lilith seperti melihat hantu. Lilith? Di sekolahnya? Bahkan di kelasnya?! Ini pasti mimpi buruk.
"Lilith-san, kamu bisa duduk di kursi kosong di sana," kata guru sambil menunjuk tempat di sebelah Renji.
Lilith berjalan santai ke arahnya, langkahnya anggun namun penuh percaya diri. Begitu sampai di kursinya, dia menoleh ke Renji dan menyeringai licik.
"Kita bertemu lagi… Renji-kun~," bisiknya pelan, cukup untuk membuat bulu kuduk Renji meremang.
Renji langsung keringat dingin.
"Aduh, bakal ribet ini…"