Malam telah tiba di Seoul tahun 2040, lampu-lampu kota berkilauan seperti bintang yang menghiasi langit malam. Di salah satu sudut kota, sebuah bangunan megah berdiri kokoh—Gedung Lelang Black Lotus. Tempat ini terkenal sebagai lokasi pelelangan barang-barang langka yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Aventus Vorn berjalan santai melewati koridor menuju ruangan utama. Ia mengenakan mantel panjang berwarna hitam, dengan topi yang sedikit menutupi wajahnya. Langkahnya tenang, seolah kehadirannya tidak menarik perhatian. Namun, bagi seseorang yang cukup peka, ada sesuatu yang berbeda darinya—sebuah aura yang sulit dijelaskan.
Di tangannya, terdapat sebuah koper tua berisi barang-barang yang telah ia pilih untuk dijual. Barang-barang itu tampak seperti rongsokan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang mengerti, itu adalah harta karun yang tersembunyi.
Saat ia memasuki gedung, seorang pria berjas hitam segera menghampirinya.
"Selamat datang di Lelang Black Lotus, Tuan. Apakah Anda datang untuk membeli atau menjual?"
Aventus tersenyum tipis. "Aku ingin menjual beberapa barang. Bisa aku bertemu dengan pemilik lelang?"
Pria itu mengangguk dan mempersilakannya masuk.
---
Ruang Penilaian Barang
Aventus dibawa ke sebuah ruangan pribadi di lantai atas, di mana seorang pria paruh baya dengan jas mahal sudah menunggunya. Dia adalah Dorian Haynes, pemilik Lelang Black Lotus—seorang kolektor terkenal yang memiliki mata tajam dalam menilai barang-barang langka.
Dorian menatap Aventus dengan rasa ingin tahu. "Barang seperti apa yang ingin Anda jual?"
Tanpa banyak bicara, Aventus membuka koper dan meletakkannya di atas meja.
Di dalamnya, ada beberapa barang yang tampak tidak berharga:
1. Pedang patah dengan karat di sepanjang bilahnya.
2. Buku tua dengan sampul rusak dan halaman yang hampir hancur.
3. Sebuah batu hitam kecil yang tampak biasa.
4. Potongan kulit binatang yang tampak lapuk.
Dorian mengangkat alisnya. "Anda ingin menjual... rongsokan?"
Namun, sebagai seorang profesional, ia tidak menilai sesuatu hanya dari tampilan luar. Dengan hati-hati, ia menyentuh pedang yang tampak usang itu dan menggunakan Jendela Identifikasi miliknya.
Saat itu juga, mata Dorian melebar.
[Item Name: Broken Fangblade]
[Rank: ???]
[Durability: 3/100]
[Effect: ???]
[Description: Pedang ini berasal dari zaman yang telah lama terlupakan. Ada kekuatan misterius yang tersembunyi di dalamnya.]
Dorian menarik napas dalam. Pedang ini... bukan pedang biasa.
Ia segera memeriksa barang lainnya, dan reaksinya tetap sama—setiap item memiliki nilai yang tidak bisa diukur dengan standar biasa.
---
Pelelangan Dimulai
Beberapa jam kemudian, pelelangan dimulai. Di dalam ruangan utama, para tamu yang terdiri dari hunter veteran, kolektor, dan pedagang besar duduk rapi, menunggu barang-barang langka yang akan dilelang malam itu.
Saat barang-barang Aventus mulai diperlihatkan, banyak orang menunjukkan ekspresi ragu.
"Apa-apaan ini? Pedang patah? Buku robek?"
Namun, ketika Dorian secara resmi mengumumkan informasi barang-barang itu, ruangan yang sebelumnya penuh dengan cemoohan tiba-tiba berubah menjadi penuh ketegangan.
"Barang pertama: [Broken Fangblade]. Sebuah pedang dari zaman yang telah lama terlupakan. Meskipun rusak, pedang ini mengandung energi yang tidak bisa diidentifikasi bahkan oleh alat identifikasi tingkat tinggi."
Ruangan menjadi hening.
Salah satu kolektor yang terkenal dengan keahliannya dalam menilai senjata mulai mengerutkan kening. Ia menggunakan Jendela Identifikasi miliknya, tetapi tidak ada hasil yang keluar.
"…Harganya berapa?" seseorang akhirnya bertanya.
Dorian tersenyum tipis. "Kita mulai dari 5 juta won."
Beberapa orang langsung tertawa—harga yang sangat tinggi untuk pedang rusak. Namun, mereka yang lebih berpengalaman mulai berpikir ulang. Sesuatu yang tidak bisa diidentifikasi berarti sesuatu yang sangat langka.
"6 juta."
"7 juta."
"10 juta."
Tiba-tiba, harga melonjak. Bahkan mereka yang awalnya ragu sekarang ikut terlibat dalam penawaran.
Aventus yang duduk di salah satu sudut ruangan hanya tersenyum tipis.
---
Barang-Barang yang Dilelang
Setelah pedang itu terjual, barang berikutnya ditampilkan.
1. [Broken Fangblade] (Rank: ???)
Deskripsi: Pedang tua dengan bilah yang berkarat dan retak. Sekilas tampak seperti sampah, tetapi ada aura samar yang bersembunyi di dalamnya.
Jendela Status:
[Item Name: Broken Fangblade]
[Rank: ???]
[Durability: 3/100]
[Effect: ???]
[Description: Pedang ini berasal dari zaman yang telah lama terlupakan. Ada kekuatan misterius yang tersembunyi di dalamnya.]
Terjual seharga 15 juta won.
2. [Tattered Mage's Grimoire] (Rank: A)
Deskripsi: Buku sihir tua dengan halaman yang robek dan sebagian terbakar. Tidak bisa dibaca oleh sembarang orang.
Jendela Status:
[Item Name: Tattered Mage's Grimoire]
[Rank: A]
[Durability: 50/100]
[Effect: Unknown]
[Description: Sebuah grimoire kuno yang diyakini mengandung sihir yang telah hilang. Hanya mereka dengan 'True Magic Sense' yang dapat memahami isinya.]
Terjual seharga 30 juta won.
3. [Obsidian Core] (Rank: S)
Deskripsi: Batu hitam berkilau yang tampak biasa, tetapi terasa sangat berat.
Jendela Status:
[Item Name: Obsidian Core]
[Rank: S]
[Durability: - ]
[Effect: Used for crafting]
[Description: Inti energi dari monster legendaris. Dapat digunakan untuk menempa senjata tingkat tinggi.]
Terjual seharga 50 juta won.
Setiap kali barang dilelang, semakin banyak orang yang terkejut. Mereka datang ke tempat ini mengharapkan barang langka, tetapi mereka tidak menyangka bahwa barang yang awalnya terlihat seperti sampah ternyata lebih berharga daripada yang mereka bayangkan.
---
Aventus Menghilang
Setelah pelelangan selesai, Aventus menerima uang hasil penjualannya. Totalnya lebih dari 100 juta won—jumlah yang luar biasa untuk barang-barang yang dianggap tidak berguna oleh kebanyakan orang.
Namun, alih-alih menikmati kemenangan itu, ia justru melakukan sesuatu yang aneh.
Beberapa saat setelah menerima uangnya, ia berjalan ke gang kecil di belakang gedung... lalu menghilang tanpa jejak.
Tidak ada satu pun kamera atau orang yang melihat ke mana perginya.
Saat Dorian menerima laporan tentang kejadian ini, ia hanya bisa menghela napas sambil tersenyum tipis. "Menarik... Aku ingin tahu siapa dia sebenarnya."