Di malam hari ketika Dhani tidak tahan karena, lelah dalam mengerjakan sesuatu di Sumeru selain kegiatan mengerjakan tugas rumah untuk besok membuatnya lelah sambil berkata pada dirinya sendiri,"ya ampun, aku lelah sekali rupanya padahal aku…. Aku…. Kecapean disiang hari di pegunungan aneh Sumeru itu …. Tapi, kenapa daerah itu…. Dinamakan Sumeru… apakah tempat itu penghuninya hijau semua? Aaah tidak mungkin, masa di Sumeru itu temanya hijau. Tapi, kata Collei bilang…. Tempat itu merupakan para dewa disana",ujar Dhani sambil menghadap kesamping sambil berkata lagi didalam hati,"tapi, menyenangkan juga ya… aku bisa petualang kesana kemari untuk melihat pemandangan Sumeru bahkan, petualang mencari sesuatu yang tidak ada menjadi ada yang bersifat mistis",tambahnya
"iya tentu Dhani, memang sifat didaerahku, mistis",jawab seorang perempuan di sampingnya, Candace yang sedang menghadap Dhani disamping kirinya
Dhani terkejut melihat mata Candace sambil berkata,"aaah? Kenapa kau ada disini?",ujarnya sambil kebingungan dan melihat Candace ketawa mendengar ucapan Dhani seperti anak-anak
"aahahahahaha, kau ini seperti anak-anak rupanya",ujar Candace dengan wajah tersenyum ke arah Dhani membuat Dhani cemberu hingga dirinya mencubit wajah Dhani dengan kocak
Dhani merasa sakit sambil marah dengan kocak,"aduuuuh! Kakak Candace! Sakit tau!",ujarnya sambil melihat Candace tertawa sedikit
"Hmmm, iya! Iya! Iya! Aku minta maaf, Dhani",ujar Candace sambil merangkul Dhani hingga wajah Dhani memerah sambil menghadap dirinya,"kau mau sama aku tidak besok petualang…. Hmmmmm?",
"iya sih aku mau, bersamamu dan bersama Collei",jawab Dhani walaupun hatinya tidak suka sama Candace hanya pura-pura suka dengannya
"yaaah, boleh Dhani aku suka berpetualang. Mungkin…. Kau lupa ya tentangku kan? Dibandingkan dengan Nilou yang sicerewet itu?",ujar Candace dengan wajah serius nakal bercampur aduk dengan senang dengan Dhani
Dhani melihat wajah Candace sangat antusias walaupun dirinya tidak tau isi hati Candace sambil berkata,"yaaaah, memang sih…. Cerewet",ujar Dhani kepada Candace dengan ragu sambil tidur dan menyelimutinya dengan cepat,"kenapa dia wajahnya senyum seperti itu, kayak sedikit hitam manis sekali dia"
Candace melihat wajah Dhani sedikit memerah sambil dirinya memeluk Dhani dari belakang hingga Dhani terkejut sambil berkata didalam hati,"duuuh, ini…. Dia…. Memelukku…..",ujarnya sambil menghadap Candace dengan tatapan kaget sedikit,"aah, duh…. Baiklah kita akan petualang lagi bersama Colle ikan?"
"iya, makanya ayo tidur, Dhani",ujar Candace dengan wajah senyum menawan dan tidur di samping tempat tidur Dhani, lalu Dhani tidur bersamanya sambil menutup kedua matanya sambil berkata,"iya selamat tidur Kak"
"selamat tidur juga ganteng",balas dengan nada lembut kepada Dhani sambil memeluk Dhani untuk mengingat kembali dimasa kecil Dhani bersama dirinya membuat Dhani tampak gugup hingga kegugupannya mulai mereda saat dirinya tidur bersamanya
Candace senang tidur bersama Dhani sementara Dhani gugup melihat tatapan mata yang beda, kuning dan biru seperti permata dari Mesir baginya, dengan pura-pura tidur tiba-tiba dirinya tidur dengan nyenyak saat Candace memeluk Dhani dari belakang seperti kakak dan adik. Ketika dirinya tidur, Dhani bermimpi bertemu dengan seseorang menggunakan pakaian serba hitam serta ditutup-tutup dengan apapun tampak seperti roh manusia membuat Dhani terkejut melihatnya dengan tatapan tajam dan serius melihat ruh-ruh tersebut.
"kau siapa?",Dhani yang merasa sedikit gugup melihat bayangan hitam tanpa wajah yang ditutup oleh kain namun, dia menatap Dhani dengan serius tanpa bola mata hitam dimatanya hanya mata putih dengan tajam ke arah dirinya
"kau…. Kau selanjutnya untuk memegang benda pusakaku",jawab seorang laki-laki misterius tanpa bola mata menghadap Dhani,"aku yakin, kau pasti bisa melawan dia",tambahnya
"dia siapa? Musuhku?",ujar Dhani merespon dengan nada pelan dan gemetar
"iya, kau akan melawan dia",jawab bayangan laki-laki misterius sambil memperlihatkan musuh yang akan dilawan oleh Dhani, perempuan misterius dengan wujud bayangan hitam,"dialah….. yang akan memusnahkan Sumeru, kaulah yang akan terpilih sebagai penyelamat daerah yang indah itu",ujar bayangan laki-laki misterius sambil memperlihatkan bola mata kuning yang merupakan mata berlemen Geo kearah dirinya
Dhani merasa bingung melihat rauk muka yang tampak seram dari tatapan mata tajam ke arahnya, dengan mata bercahaya kuning lingkaran sambil berkata kepada Dhani,"kau akan memegang senjataku saat aku pergi dari Sumeru, tempat yang indah, subur, dan akal budi leluhur para dewa-dewa kami",ujar laki-laki misterius,"aku…. Tau tentang dia",tambahnya sambil berpaling kebelakang untuk menyembunyikan sesuatu dihadapan Dhani yang membuatnya tampak bingung.
"Dia? Siapa?",ujar Dhani yang merasa penasaran dengan rauk muka laki-laki dengan bermata kuning Geo ke arah Dhani dengan tatapan terkejut mendengarnya
"iya, perempuan yang aku lupakan itu, bayangan hitam yang kau lihat",jawab laki-laki misterius dengan rauk muka yang sedih karena, dirinya bersalah dan melupakannya walaupun Dhani tidak mengetahui tentang ucapan yang disembunyikan oleh dirinya
"perempuan….. yang dimaksudkan…. Adalah…..perempuan….. musuh sekarang….?",ujar Dhani dengan tatapan serius ke arah laki-laki bayangan hitam dengan mata bercahaya kuning Geo
Laki-laki misterius tidak menerima ucapan dari Dhani sambil berkata,"kau akan tau, siapa…. Dia…. Itu sebenarnya….. kau akan tau",ucapnya membuat Dhani tampak terkejut,"maka dari itu, kau akan tau, dihadapanmu itu…. Adalah lawanmu",tambahnya sambil menghilang dengan cahaya putih sambil menyelimuti tubuh Dhani sampai dia terbangun dari mimpinya
"Dhani? Ayo waktunya sekolah",ujar Candace dengan mengundangnya tersenyum kepada Dhani yang membuka mata sambil mengelus kedua matanya bahkan, menatap dengan tenang hingga berdiri di atas lantai
"aaah, waktunya sekolah ya, ini adalah hari terakhir aku sekolah Kakak",ujar Dhani sambil berjalan dan masuk kedalam kamar mandi, lalu makan sampai dirinya berangkat kesekolah dengan membawa sedikit buku dan pakaiannya sedikit rapih hingga Candace merasa heran dengan sikap Dhani dengan penampilannya yang aneh, maka dari itu, dirinya merapihkan pakaian yang digunakan olehnya sampai rapih hingga murah senyum kearah Dhani,"senyum Dhani",ujarnya sambil membereskan wajah Dhani berupa senyumannya dihadapan dirinya
Candace memperbaiki wajah yang awalnya datar menjadi senyum hingga Dhani menjawab,"terimakasih Kak, aku senang…. Memperbaiki wajahku yang datar menjadi senang",ujarnya membuat Candace senang mendengarnya
"sama-sama Dhani, waktunya sekolah Dhani jangan sampai terlambat, oh iya… kau kan udah beres ujian akhir semester",ujar Candace dengan senyum ramah
"iya Kak, aku sudah melaksanakan ujian akhir semester",jawab Dhani sambil menggoeskan sepedanya dan pergi,"dadah Kakak, aku berangkat dulu",
Candace melihat Dhani pergi dengan sepedanya sambil membalasnya,"hati-hati di jalan ya Dhani",ujar Candace sambil tersenyum dan melambaikan tangan kearah Dhani yang sudah pergi jauh bergoes ke sekolah
Menghitung jam, dari angka sepuluh sampai jam dua belas siang, Candace tetap menunggu dengan wajah datar sambil menikmati bakpia dari Ibunya Dhani sambil berkata,"ini Candace, kalau kau kesal makan Bakpia 75 ini",ujarnya kearah Candace dengan murah senyum kepadanya
Candice senang sambil menikmati bakpia yang merupakan makanan khas Yogyakarta dengan rasa cokelat dan keju hingga menikmatinya dengan enak,"ini enak Tante, terimakasih",ujar Candace sambil menghadap Ibunya Dhani namun, dia tidak ada membuat Candace terkejut sambil berjalan mengelilingi rumah Dhani, yang ternyata Ibunya Dhani sedang menjual gudeg membuat Candice terkejut melihatnya sambil membantunya membuat Ibunya Dhani senang melihat dia ikut membantu dan mengatur masakkan,"tenang saja Bu, aku akan membantumu",ujar Candace yang senang membantu Ibunya Dhani
"terimakasih Candace, kau mau gudeg nanti siang?",ujar Ibunya Dhani dengan senyuman manis dihadapan Candace membuat Candace ragu-ragu untuk menjawabnya namun, Ibunya dhani tau gerak-gerik wajah yang datar sambil menjawab,"tidak apa-apa kalau kau tidak mau atau tidak suka Gudeg buatanku ini", tambahnya dan tiba-tiba perut Candace mulai keroncongan
"aaah, aku mau….. coba Gudeg Tante, karena…. Kelihatannya enak sekali",ujar Candace yang tergoda ingin menyantap gudeg hingga Ibunya Dhani membolehkannya untuk memakan gudeg tersebut
Daging ayam gudeg kedalam mulut Candace menambah rasa rempah-rempah gudeg karena, bumbu-bumbu yang di dalamnya sangat banyak bumbu tersebut, bahkan dirinya mencoba mencicipinya lagi dengan nasi membuatnya tidak puas sampai habis. Kemudian, satu suapan diatas sendok pun sudah dimasukkan kedalam mulut, rasa cinta rasa gudeg tidak ada habisnya untuk dimakan hingga Candace merasa kenyang sambil berkata,"ya ampun, aku senang memakan gudeg ayam seperti ini, Tante",ujar Candace yang tersenyum ke arah Ibunya Dhani.
"tidak apa-apa Candace, Ibu…. Biasa jualan gudeg yang rasanya enak sekali bagimu",jawab Ibunya Dhani sambil tersenyum ketika dirinya mendengar ucapan Candace dengan senang bahkan menikmati makanannya
"Mamah, aku pulang",ujar Dhani yang baru pulang dari sekolah sambil mendorong sepeda kedalam ruko rumah makan gudeg jawa sambil melihat Candace duduk dan telah memakan gudeg tersebut,"eeeh, Kakak Candace? Kau disini rupanya?",ujarnya
"iya Dhani, kau habis dari sekolah ya? Cepat sekali",ujar Candace sambil berdiri sambil menghadap Dhani dengan seragam compang-camping
"aku habis…. Menunggu remidial, tapi tidak ada remidial dari jam delapan sampai jam sepuluh",jawab Dhani ke arah Candace hingga melewatinya untuk pergi kelantai atas untuk menggantikan pakaian biasa
"Dhani, mau kemana? Kakak ikut",ujar Candace yang penasaran melihat Dhani pergi kedalam kamar yang sedang memakai baju kaos biasa dengan celana pendek membuat Candace melihatnya sambil berkata,"kau…. Mau pergi ke Sumeru?",ujar dengan penasaran melihat Dhani membuka pintu dengan lebar sambil menatap dirinya dengan senyum
"iya",jawab dalam satu kata,"aku akan pergi ke Sumeru ingin bertemu dengan Collei di kantor",jawab Dhani dengan alasan yang jelas untuk bertemu dengan Collei di kantor kerjanya
"sebaiknya, aku ikut bersamamu, Dhani",ujar Candace yang berada disamping sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya menuju Sumeru
Dhani terkejut melihat makhluk asing yang terbang dimana-mana, dengan makhluk aneh di Sumeru bagi Dhani ketika menemukan kawanan makhluk aneh di atas awan hingga Candace menjelaskan yang diatas merupakan archon Sumeru, Nahida membuat Dhani tampak kebingungan hingga Candace menjelaskannya secara senang dan baik membuat Dhani ikut senang saat pertama kalinya jalan-jalan bersama Candace dibandingkan Nilou yang mencoba pergi dan meninggalkan sendirian.
"kau tidak bosan berada disinikan Dhani?",ujar Candace dengan nada suara yang lembut kepada Dhani
"tidak, aku tidak bosan bahkan, aku melihat semua pedagang ada dimana-mana rupanya di sekitar….. kota Sumeru",jawab Dhani melihat para pedagang asongan yang mencoba tempat diam hingga membuka asongannya
"yaaah…. Kau suka dan tidak puas karena, kau belum mengelilingi daerah Sumeru kan?",ujar Candace merasa penasaran mendengar ucapan Dhani
"tentu Kak, karena aku belum bosan ketempat ini",jawab Dhani sambil tersenyum,"bahkan, tempat ini menyenangkan bagiku kakak",tambahnya
"Hmmm, bagaimana kalau aku mengajakmu pergi ke daerah gurun pasir?",ujar Candace kepada Dhani
"tapi, aku ingin bertemu dengan Collei mengenai…. Peta misterius lagi Kak Candace. Apakah Kakak nggak ingat kemarin tentang penemuan peta selanjutnya",ujar Dhani yang masih ingat mengenai peta yang dipegang oleh Collei sambil melanjutkan perjalanannya ke kantor kerja Collei berada
Mereka sampai di tempat kerja Collei, Dhani melihat tatapan yang sedikit tajam namun lembut karena, dia kecapean dalam melakukan tugas kantor kerjanya, lalu dia menghadap Dhani dan Candace mengenai peta kemarin hingga Collei yang akan menjelaskannya secara mendetail. Sementara itu, seorang perempuan dengan elemen Anemo hitam dengan menutupi wajah yang misterius sedang pura-pura membaca sesuatu hingga mendengar ucapan Collei, Candace, dan Dhani yang mendengar ucapan Collei mengenai isi peta misterius.
"…. Jadi begitu rupanya, peta kuno ini…. Dulunya ada kota di daerah Sumeru bagian barat?",ujar Dhani kepada Collei
"iya",jawabnya,"dulunya ada sebuah kota tanpa nama… Hmmmm, aku baca tapi aku tidak…. Bisa membacanya karena, bahasanya sudah kuno dan mistis, Dhani",jawab Collei yang sudah membaca dan meneliti lagi tentang kota yang hilang di daerah gurun pasir Sumeru
"jadi, ada sesuatu yang mistis Dhani",ujar Candace sambil ebrfikir kembali sambil melihat kedalam peta yang dibaca oleh Collei
"kita pergi ke Sumeru bagian barat saja Kak, gimana?",ujar Dhani yang ingin mengajak Collei dan Candace pergi ke sana
"bleh Dhani",jawab Candace hingga melirik ke arah Collei sedang menulis tugas kantornya,"kalau kamu, gimana Collei? Apakah kita pergi kesana?",tambahnya sambil melihat wajah Collei serius dan menatap Candace
"Hmmm, aku akan disini…. Maaf yak arena, aku sedang mengerjakan tugas kantorku, Dhani dan Candace. Sebaiknya kalian pergi kesana",jawab Collei sambil memberi senyuman dengan ikhlas hingga melihat mereka berdua pergi dengan membawa peta dari tangan Collei ke tangan Candace sambil mengajak Dhani berpetualang ke daerah gurun yang merupakan harta karun selanjutnya
Candace melihat kedepan dimana dirinya sampai di gurun pasir yang sangat jauh dan mengerikan bagi semua orang yang akan pergi ketempat tersebut, namun bagi Dhani ketempat tersebut merupakan tempat yang sangat ekstrim dan menyenangkan baginya sambil berkata,"aku baru tau, kalau tempat ini merupakan tempat gurun pasir",ujar sambil menatap Candace yang sedang fokus kedepan,"aaah, Kak…. Apakah ditempat ini ada yang lebih mengerikan lagi?",tambahnya
"tidak tau Dhani",jawab sambil melirik ke arah depan dan melihat kondisi daerah gurun yang berbahaya dan mistis lalu, tiba-tiba dirinya melihat angin besar dihadapannya membuat Candace terkejut melihatnya sambil menghindar dari angin putting beliung yang mengerikan,"ayo Dhani, kita harus menghindar angin itu"
Dhani melihatnya sambil merasakan tangannya dipegang oleh Candace yang berusaha menghindar dari angin puting beliung yang akan menghantam dirinya dan Dhani yang wajahnya kebingungan sambil berkata,"kenapa Kakak?",ujar Dhani
"sebaiknya kita harus menghindar Dhani! Itu sangat berbahaya",jawab Candace yang dimana dirinya berusaha menghindar dari angin puting beliung yang sangat berbahaya membuat Dhani bingung bercampur ingin melawannya namun, tetap saja ditolak oleh Candace yang mencoba menghindar dari angin puting beliung tersebut
"kenapa menghindar Kakak?",ujar Dhani yang wajah kebingungan sambil menghindar dari angin puting beliung
"karena, elemenku tidak cocok untuk melawan angin puting yang sangat besar, apakah ada elemen Anemo disini?",ucap Candace didalam hati sampai tampak ragu melihat angin puting beliung semakin mendekat namun, tiba-tiba muncul sesosok elemen Anemo dihadapan Candace dan Dhani. Dia sedang menghentikan angin puting beliung tersebut, dengan elemen Anemo ke arah kedua angin tornado yang berusaha mengejar Dhani dan Candace
"aaaah",Dhani tampak terkejut melihat perempuan yang sedang menggagalkan angin topan tersebut berusaha melawan perempuan misterius dengan elemen Anemo,"wow, dia…. Elemen angin rupanya Kakak",tambahnya dan menjauh bersama Candace
"ayo kesini Dhani!",ucap Candace sambil menarik tangan Dhani menuju ke perbatasan antara lingkungan pasir dengan lingkungan tanah berumput hijau sambil melihat perempuan tersebut yang kenal dengannya berhasil menghilangkan angin topan beliung yang berbahaya
"Kakak, dia siapa?",ujar Dhani sambil menghadap Candace yang sedang melihat seorang perempuan dengan pakaian biru muda keputihan dengan mata yang tajam dan lembut
"dia…. Fahruzan, Dhani",jawab Candace sambil melihat Fahruzan yang mendekati mereka berdua dengan tatapan penasaran dengan mereka,"terimakasih, Fahruzan, kau telah mengalahkan angin puting beliung itu",tambahnya dengan wajah senang melihatnya
"haaah, untung kalian tidak apa-apa menghadapi angin puting beliung itu",ujar Fahruzan yang telah menghentikan pergerakkan angin puting beliung tersebut yang mengejar Dhani dan Candace,"kalian… tidak apa-apa kan?",tambahnya dengan wajah tersinggung melihat Dhani dan Candace dihadapannya
"kami berdua tidak apa-apa",jawab Candace
"aku…. Tidak apa-apa, siapa kau?",ujar Dhani yang ingin memperkenalkan dia
"ooh, namaku Fahruzan dari Sumeru, selamat sore, kau…. Siapa anak muda?",ujar Fahruzan dengan tatapan manis bercampur serius kearah Dhani yang membuatnya terkejut bercampur kebingungan
"namaku, Dhani, Dhani Zakaria Qomariah",jawab Dhani dengan nama lengkap sampai panggilan dirinya kepada Fahruzan
"ooh Dhani, aku belum pernah melihatmu dari…. Disini",ujar Fahruzan kepada Dhani yang sedang menatap dengannya sambil menatap Candace dengan tatapan bingung melihat Candace membawa kertas misterius,"emangnya, itu apaan?",tambahnya membuat Fahruzan kebingungan
"ini sebuah peta, Fahruzan",jawab Candace,"peta menuju kota yang hilang",tambahnya
"apa?! Menuju kota yang hilang?",Fahruzan berfikir sejenak dan mengingatkan kembali tentang kota yang hilang tersebut
"kau masih ingat tentang kota yang hilang itu, Fahruzan?",ujar Candace yang merasa heran dengan ingatan Fahruzan dikepalanya
Fahruzan berfikir tersebut, dengan melihat kondisi lingkungan pasir Sumeru dimana-mana sambil berkati,"aaah, aku…. Tidak tau tentang kota hilang di sekitar gurun ini, Candace",ujarnya dengan wajah kebingungan
"tidak tau?!",ujar Dhani yang terkejut mendengar jawaban Fahruzan,"gimana nih, Kak Kandace?",tambahnya dengan wajah kebingungan dan berfikir sambil melihat kedalam peta lagi,"aaah, sepertinya kita harus pergi ke arah barat laut rupanya"
"tapi, hati-hati Dhani…. Jangan terlalu enteng pergi kesana sendirian",ucap Candace yang merasa khawatir akan datangnya Hirechurl di tempat tersebut
"iya aku tau Kakak, tanpa Kakak…. Takutnya ada apa-apa Kak",jawab Dhani sambil berjalan bersama Candace
"baiklah",ujar Candace sambil menatap Fahruzan,"kau mau ikut?",tambahnya dengan wajah sedikit gugup hingga dirinya membutuhkan Fahruan untuk petualang mencari harta karun sambil membagikannya kepadanya selain Candace, Dhani, dan Collei yang menemukan petunjuk paling awal
"jadi, kalian berdua mau mencari harta karun yang hilang di sekitar tempat Gurung ini?",ujar Fahruzan merasa heran dengan mereka berdua, Dhani dan Candace hingga melihat wajah Dhani mengangguknya membuat Fahruzan senang sambil berkata,"itu bagus, bolehkah aku minta satu buat jajan?",tambahnya
"iya boleh",jawab Dhani,"nanti aku bagi-bagi sama aku, sama Kak Candace, dan sama Collei, Fahruzan",ujar Dhani sambil menginjak beberapa pasir Sumeru dimana-mana untuk memecahkan petunjuknya namun, tiba-tiba muncul awan gelap didepan mata Dhani, Candace, dan Fahruzan hingga muncul dari asap hitam dengan muncul seorang perempuan dengan mata tajam ke arah depan hingga dirinya berusaha untuk melawan mereka bertiga.
Dhani terkejut melihat perempuan misterius dengan buruk rupa hitam dan mengerikan namun, dirinya melihat perempuan misterius siap membidik ke arah Dhani hingga perempuan misterius berkata kepada mereka,"hahahahahaha, serahkan peta itu atau aku… akan membunuh kau",ujar perempuan misterius dengan tatapan tajam ke arah Dhani sambil melepaskan anak panahnya dan mengeluarkan angin tornado dari samping untuk bergerak dengan cepat. Dhani terkejut sambil menghindar dengan cepat, sementara Fahruzan berusaha mengeluarkan serangan anemo dihadapan perempuan mistis bersama Candace yang akan melompat sambil memukul dengan tombak namun, tiba-tiba ketika Candace melompat ke atas sang musuh siap melepaskan anak panah ke arah dirinya sampai mengenai tubuh Candace namun, Candace mampu menangkisnya dengan tombak hingga mereka mendarat dengan sempurna. Fahruzan mencoba melawannya namun, perempuan tersebut mengeluarkan serangan mistis berupa jarum di sela-sela jari musuh ke arahnya membuatnya terkejut dan berkata,"aaah, dia mengeluarkan…. Jarum tak terlihat",ujarnya didalam hati sambil ke arah Dhani,"Dhani,kau harus lari! Dia kuat untuk melawanmu"
"tapi…. Aku….?",ucap Dhani yang merasa kebingungan
"lari Dhani! Kau harus lari dihadapan dia, mengerti?",ujar Fahruzan dengan berteriak keras sambil menahan serangan perempuan misterius dengan menggunakan anak panah anemo hitam yang misterius
Dhani berusaha lari dihadapan musuh yang sedang menyerang Candace dan Fahruzan, sementara dirinya berlari sambil mengikuti jejak misterius lewat peta hingga tak lama kemudian, Dhani melihat kedepan muncul perempuan misterius yang berhasil menghindar dari serangan Candace dan Fahruzan membuat Dhani terekjut melihatnya bahkan, perempuan misterius berhasil mengambil gulungan kertas sambil berkata,"ahahahaha, sekarang…. Kertas peta ini milikku! Selamanya!",ujar perempuan misterius dengan senyumnya tajam dan jahat sambil mendarat di atas pasir-pasir Sumeru membuat Dhani sedikit gugup melihatnya hingga mundur dihadapan perempuan hitam misterius yang siap untuk melepaskan anak panahnya dengan elemen Anemo
"sekarang, kau tidak bisa kemana-mana bocah nakal!",ujar dengan suara tebal ala perempuan hingga siap untuk membidik namun, tiba-tiba guncangan pasir mulai terasa oleh semua orang termasuk Candace, Fahruzan, perempuan misterius, dan Dhani yang mencoba menahan jatuh dari gunungnya pasir kuning Sumeru
"ini…. Apa yang terjadi?",ujar Dhani yang merasa kebingungan hingga merasakan guncangan hebat dan pasir berjatuhan kebawah
"apa yang terjadi? Ayo kita selamatkan Dhani",ucap Candace yang berusaha menyelamatkan Dhani dari guncangan hebat
Perempuan misterius merasa amat bodoh sambil memfokuskan untuk membidik ke arah Dhani dengan anak panah ke arah Dhani, membuat Dhani tidak takut walaupun guncangan gempa sangat besar dan tetap bertahan. Lalu, perempuan hitam misterius berusaha melepaskan anak panahnya walaupun dia jatuh kedalam pasir Sumeru yang berbahaya dan muncul sebuah makhluk berukuran besar seperti kalajengking. Fahruzan dan Candace terkejut melihat makhluk besar yang bangkit dari tumpukkan pasir kuning Sumeru sambil bergerak dan berteriak ke arah perempuan misterius dihadapannya membuat Dhani kaget bercampur gugup karena, takutnya akan ditangkap dan dimakan dengan capitan besar di kedua lengannya sambil turun dari punggung Kalajengking walaupun tidak merasakannya, dirinya tetap mencapit perempuan misterius yang hampir menyerang Dhani yang sedang turun dan menjauh dari hadapan kalajengking yang sedang bertarung melawan perempuan misterius.
Fahruzan datang dan menyelamatkan Dhani dari arah samping kalajengking misterius hingga dia berkata,"kau tidak apa-apa kan?",ucapnya kepada Dhani
"tidak Fahruzan",jawab Dhani dengan menatapnya gugup,"dia hampir melepaskan anak panah angin",tambahnya
"aaah, syukurlah",ujar Fahruzan yang merasa khawatir hingga mereka melihat kalajengking berusaha bertarung melawan perempuan dengan anak panah angin hitam atau anemo hitam membuat Dhani terkejut melihat aksi pertarungan diantara mereka berdua
"mereka bertarung dengan kalajengking?",ujar Candace terkejut melihatnya sambil menonton melihat mereka berdua sedang bertarung dengan sengit namun, kalajengking berhasil mencapit perempuan mistis namun, dia menghilang membuat, Candace, Dhani, dan Fahruzan terkejut melihatnya serta melihat kalajengking tersebut berjalan dan menghampiri mereka bertiga namun, ketika Candace dan Fahruzan bersiap bertarung, kalajengking tersebut berubah menjadi senjata yang sangat besar seperti pisau dengan berukuran besar
"aaakh, senjata itu milikku!!!",ujar perempuan misterius namun, senjata bercahaya emas pasir yang merupakan senjata pedang besar dengan berelemen Geo sambil berlari dengan kencang hingga tak lama kemudian, Dhani tidak sengaja menyentuh pedang besar yang menancap di gurun tersebut sambil mengeluarkan cahaya kuning emas tanah pasir Sumeru membuat perempuan misterius terkejut melihat seluruh pasir yang melingkar ketika Dhani memegang pedang besar tersebut.
"Dhani? Kau…..?",ujar Candace yang terkejut melihat semua tanah emas dari pasir Sumeru mengalir ke pedang besar berelemen Geo hingga Fahruzan terkesan melihatnya
Dhani melihat cahaya kuning emas dari pasir Sumeru yang begitu indah hingga dirinya merasakan kekuatan elemen Geo yang mengalir kedalam tubuh Dhani yang sangat cepat hingga dirinya dibisikkan oleh ruh seorang laki-laki yang misterius dengan kata-kata halus kepada Dhani sambil berkata,"anak muda, pakailah senjataku ini untuk melawan temanku sendiri, karena dia berkhianat karena, dia ingin menguasai Sumeru dan Teyvat, anak muda",ujarnya
Dhani percaya dan terdiam sambil mengangkat pedang besarnya sambil berkata didalam hati,"aku…. Berjanji, akan melindungi Sumeru dan tempat kelahiranku",ujar Dhani sambil fokus kedepan dengan tatapan serius ke arah perempuan dibalik hitam yang menyembunyikan wajahnya dihadapan dirinya
"kau…. Kau akan mati ditanganku!",ujar perempuan misterius sambil melepaskan anak panah ke arah Dhani namun, anak panah tersebut tidak bisa tembus membuat perempuan misterius terkejut melihat tanah batu berukuran besar mencoba melindungi dirinya dari serangan dirinya membuatnya marah,"apa?! Bagaimana bisa?"
Dhani tersenyum dan serius menghadap perempuan misterius sambil muncul dirinya dengan mengeluarkan bola kuning Geo ditelapak tangannya, berbentuk lingkaran sambil menghilang serta penampilan Dhani sangat berbeda dari sebelumnya. Dengan pakaian adat Surjan yang merupakan ciri khas Geo Sumeru baginya sambil memakai blankon cokelat tua yang begitu peka sambil memegang pedang Claymore yang berbahaya bagi musuh sambil berkata,"tidak! Kau akan mati dihadapanku",ujarnya sambil berlari sambil menyabit dengan keras karena, pedang tersebut sangat berbahaya dan tajam hingga perempuan misterius berusaha menghindar dengan cepat namun, dirinya merasa getaran kuat dari bawah yang merupakan ciri khas geo dengan kekuatan bumi yang akan runtuh seperti gempat bumi sambil berkata,"apa?! Dia…. Dia melakukan seperti ini….",ujarnya sambil berlari kencang,"aku harus gimana… aku harus gimana… agar aku tidak akan masuk kedalam tempat ini",tambahnya sambil menghilang secara cepat hingga Dhani terkejut melihat cahaya hitam dihadapannya dan menghilang begitu saja membuat Dhani terkejut
"dia…. Menghilang",ucap Fahruzan yang terkejut melihat musuh berhasil melarikan diri
"dia pergi kemana, Dhani?",ujar Candace sambil mendekati Dhani yang memegang pedang besar serta matanya serius berubah menjadi menyenangkan sambil menjawab,"aku tidak tau Kakak, Candace. Dia pergi ke tempat asalnya, sebaiknya kita pergi deh karena kita dapat harta karun ini",ujarnya sambil memperlihatkan sebuah pedang claymore yang dipegang olehnya
Fahruzan dan Candace melihat pedang claymore tersebut yang sangat besar dengan besi yang tajam dan disisinya berlapis emas elemen Geo membuat Candace terekjut sambil berkata,"pedang ini…. Sangat legenda, Dhani",ujarnya
"iya, menurut legenda ada seseorang dengan elemen tanah atau dikenal Geo tapi, dia sudah tewas akibat seseorang yang telah melakukan serangan yang misterius di sekitar gurun pasir ini yang awalnya merupakan tempat kota pasir tapi sekarang, sudah menghilang beberapa ribu tahun yang lalu",ujar Fahruzan yang terkesan melihat pedang besar yang dipegang oleh Dhani
"iya terimakasih, aku… sangat suka memakai pedang pesar seperti ini, tapi apa Namanya Kak?",ujar Dhani sambil menghadap Candace yang terkejut
"itu… Namanya, Claymore Dhani",jawab Candace yang gemetar untuk menjawab
"ooh, Namanya Claymore rupanya, ahaha, aku suka memegang pedang besar ini",ujar dhani sambil melihat pedang besar yang dipegang olehnya dan dirinya melohat Collei datang dengan berlari untuk menemui dirinya membuat Dhani heran dengannya
"Dhani, kau… mendapatkan pedang misterius itu?",ujar Collei yang terkejut melihat Dhani memegang pedang Claymore tersebut
"iya, emangnya kenapa?",ujar Dhani yang membuatnya tersinggung
"aaah, jangan main-main dengan pedang besar ini ya Dhani, karena…. Kekuatan elemenmu…. Sangat besar dan bisa membelah planet teyvat ini jika pedang ini menancapkannya",ujar Collei sambil melihat Dhani sedang menancapkannya dengan pelan membuat Collei gugup melihatnya namun, kenyataannya tidak terjadi apa-apa hanya tanah pasir yang longsor kecil
"tidak terjadi apa-apa Collei",jawab Dhani sambil mengangkatnya dengan hati-hati membuat Collei terkejut sambil berkata lagi,"jangan! Jangan terlalu keras untuk menancapkannya Dhani, karena…. Berakibat gempa yang luar biasa Dhani",ujarnya
"baiklah aku paham",ujar Dhani namun, dirinya menancapkan dengan keras walaupun tidak terjadi gempa bumi karena, dirinya menahan energi Geo didalam tubuhnya agar tidak terasa gemetar seperti gempa bumi
Collei terkejut dan tidak terjadi gempa ataupun terjadi apa-apa hingga dirinya berkata kepada Dhani,"baiklah, energimu harus dikontrol Dhani, agar tidak terjadi gempa bumi di sekitar sini apalagi didaerahmu",ujar Collei yang merasa gugup melihat Dhani tidak sengaja menancapkan pedang ke tanah sambil terkejut melihat Dhani mengangkatnya lagi sambil pergi meninggalkan gurun pasir di Sumeru
"baiklah ternyata ini harta karun yang kita cari?",ujar Dhani sambil menghadap Candace dan Faruzan yang melihatnya sambil memegangnya
Faruzan pun memegang pedang besar dengan satu jari hingga merasakan kerasnya pedang mistis yang dimiliki Dhani karena elemen yang sangat berbahaya, Geo hingga berkata kepada Dhani,"Dhani, sebaiknya kau harus mengontrol kekuatan Geo milikmu, agar tidak terjadi apa-apa di suatu tempat",ujarnya
"iya, Fahruzan benar, Dhani. Bahkan, Collei bilang tentang pedang besar ini merupakan pedang kiamat Teyvat Dhani menurut dia ada pedang besar atau Claymore bisa membelah pulau atau daerah tertentu karena, tancap pedang besar ini, Dhani. Maka dari itu, kau harus mengontrol energi Geo milikmu Dhani",ujar Candace yang merasa khawatir saat dirinya memegang pedang Claymore milik Dhani
"baiklah, aku akan mengontrol elemenku Kak Candace tapi, bagaimana caranya Kak?",ucap Dhani sambil melihat Candace berfikir sambil dirinya menjawab kepada Dhani,"begini seja, besok kan libur ya?",ujarnya sambil menatap Dhani dengan senang
"iya Kak",jawab Dhani kepada Candace
"nah, besok jam setengah Sembilan…. Nanti… Kakak memberi latihan keseimbangan antara kekuatanmu dengan kekuatan normalmu, Dhani",ujar Candace kepada Dhani sambil tersenyum
Dhani merasa senang sambil berkata,"dimana latihannya Kak?",ujar Dhani yang penasaran dengan Candace untuk latihan keseimbangan walaupun beda elemen
"di lapangan wall of samiel Dhani",jawab Candace kepada Dhani,"karena, disana cocok untuk latihan pernafasan bahkan, elemenmu Dhani",tambahnya
"haaah, baguslah kalau seandainya berlatih denganku…. Takutnya rumahku roboh karena, pedangmu, Dhani",ujar Fahruzan yang merasa lega dan memikirkan rumah jika menancapkan pedang bisa gempa bumi serta runtuh dengan cepat
"ahahahaha, iya Fahruzan, aku tau kalau Dhani menggunakan pedang besar atau Claymore yang bisa menyebabkan gempa bumi",ujar Candace yang tersenyum mendengar ucapan Fahruzan yang takut akan gempa akibat pedang dan elemen Geo yang dimiliki oleh Dhani
"baiklah, aku akan pergi kesana besok, sekarang…. Aku istirahat karena, sudah menjelang sore Kak Candace",ujar Dhani sambil tersenyum kepada Candace hingga brjalan bersama Candace ke rumah Dhani
Mereka pulang hingga pergi ke Desa Ghandarva sambil menemukan pintu menuju tempat kelahiran Dhani, Daerah Istimewa Yogyakarta membuat dirinya senang sambil berkata,"aaah, ternyata petualangan kita mencari harta karun, tapi harta karunnya adalah pedang besar rupanya",ujar Dhani dengan tertawa
"ahahaha, iya Dhani, kita capek ke daerah gurun pasir Sumeru Dhani. Besok, kita akan latihan keseimbangan, Dhani",ucap Candace dengan lembut
Dhani pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh dari kotoran debu namun, tubuh Dhani sangat kasar bercampur lembut didalam kulitnya hingga dirinya memakai sabun dengan wangi laki-laki. Setelah mandi, dengan memakai baju tidur hingga tidur bersama Candace disapingnya untuk menemani Dhani yang sudah cemburu oleh Nilou yang selalu meninggalkan dirinya di kota Sumeru bahkan, dia tidak tau nama-nama daerah Sumeru bersamanya maka dari itu, Candace tidak mau mengecewakan Dhani melihat keindahan sambil jalan-jalan sambil berpetualang mencari harta kerun di sekitar Sumeru.
***