Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Vanguard Five

Aisyah_Muwaffaqoh
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
26
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Aksi Satria Xio

suatu malam, bulan menerangi gelapnya malam. Ada seorang perempuan yang sedang berjalan sendiri di tepi sungai seraya menelfon seseorang. Hanya dia berada disitu. Tapi tiba tiba ada yang membututi dia dari belakang. Hentakan kaki sangat tajam. Perempuan itu menengok kebelakang perlahan lahan.

"GGRRR...."

Seekor monster langsung menyergap perempuan itu. Dengan cepat lerempuan itu langsung menghindar dari monster tersebut. Tapi monster itu tak tinggal diam. Dia mengejar perempuan itu.

"Gelombang Sonik!"

Seorang gadis muncul dari atas dengan Hoverboardnya yang melayang.

"Jangan kau ganggu warga disini!" ucapnya dengan tegas.

Gadis itu bernama Xio, Satria Xio.Dengan pakaian satria yang bercorak ungu dan putih, rambut digerai ungu dengan sanggul dua dikepala dan kacamata transparan. Sudah dikenal oleh warga kota sekitar karena seringkali datang saat ada monster yang tiba tiba muncul. Kemudian Monster itu mengeluarkan semburan api. Hal itu mengenai Hoberboardnya Xio. Dan membuatmya terjatuh ke permukaan.

"Dasar monster sialan!" ujar Xio seraya bsngkit dari jatuhnya.

Kemudian Xio mengubah gitar miliknya untuk bertransformasi menjadi pedang. Xio pun menebas berkali kali ke Monster itu. Disisi lain perempuan itu merekam pertarungan Satria Xio demgan Monster tersebut, tapi hanya beberapa detik saja.Dan tak lama Monster itu pun lenyap begitu saja. Kemudian Xio menghampiri perempuan tadi saat dirinya ingin diserang

"Kau tidak apa apa?" tanya Xio

Perempuan itu mengangguk tersenyum,"terimakasih".

perempuan itu pun pergi meninggallan Xio.

Saat Xio ingin pulang, ia baru ingat kao Hoverboardnya rusak

"Tidak!!!!, bagaimana aku bisa pulang" keluhnya.

Dan pada akhirnya Xio mengubahnya kembali Hoverboardnya menjadi Motor Sport. Yang pada awalnya Hoverboard miliknya hanya bermula Motor miliknya. Dia harus mendorongnya sendiri kerumah karena kerusakan pada motornya

*Keesokkan harinya

Disebuah Sekolah SMA yang bernama 'Sakura Gakuen'. Baru saja pagi hari menyambut mereka, ada sebuah berita yang mengebohkan satu sekolah.

"Wahh...,kemarin malam Satri Xio kembali menyelamatkan kita.

"Dia keren banget"

"Aku pensaran siapa dia sebenarnya"

"Wahhh..."

Tapi dilain sisi, ada seorang gadis yang batu datang dari sekolah dan berjalan dilorong yang sedang berisik tentang berita baru tersebut. Ialah Kloi, dialah gadis Satria Xio kemarin malam. Belum ada yang mngetahui kalo dirinya adalah Satria Xio.

"Ayolahh..., sekarang aku makin terkenal" ucapnya nada palan seraya membuka lokernya.

'Kriiing...Kriiing...Kriiing...'

Suara bel berbunyi, pertanda pelajaran pertama akan dimulain. Kloi pun langsung berjalan ke kelasnya. Sesampainya ditempat duduknya, ia langsung dihampiri oleh kedua temennya yaitu Asuka dan Cela. Mereka sudah bersama dari SMP.

"Kloi..!!kamu harus melihat ini" pinta Asuka seraya menunjukkan salah satu vidio. Dan terlihat Satria Xio yang sedang melawan seekor monster

"Pasti oerempuan itu yang merekamnya" batin Kloi

"Keren kan Kloi!" seru Cela," dulu aku berfikir superhero hanyalah cerita belaka, tapi ternyata bukan. Superhero beneran ada" lanjutnya

Kloi dan Asuka hanya terdiam setelah mendengar ocehan cela yang agak laen.

"Tap..tap.tap.."

Sebuah langkah seorang yang tak asing yang membuat satu kelas merapihkan posisi dudukbya dan seketika hening.

"Baiklah anak anak, hari ini kita akan memulai pelajaran dipagi hari ini, dengan pelajaran Geografi" ucap seorang guru yang sudah ada di depan papan tulis.

Sudah 2 jam berlalu Pak guru Geografi itu mengajar. sebelum pergi dari kelas X.E-8, ia memperingatkan pada murid muridnya

"Kali harus sering berhati hati, akhir akhir banyak monster dari luar bumi datang tanpa sebab. Pak guru tidak ada mau disekolah ini harus menjadi korban dari monster tersebut."

Seseorang mengangkat tangan,"tapi pak, sekarang sudah ada Satria Xio, penyelamat kota ini?"

"Walaupun begitu, kita tetap harus berhati hati, kita juga tidak tau tujuan sebemarnya Satri Xio itu" jawab pak guru

Kloi yang merasa direndahkan, hanya bisa acuh dengan keadaan.

'Kriiing...Kriiing...Kriiing...'

Bel berbunyi, pertanda pelajaran selanjutnya akan dimulai. Pak guru Heografi sudah pergi dari kelas. Anak kelas E,8 sudah bersiap mengganti baju. Karena oelajaran selanjutnya ialah palajaran Olahraga.

Beberapa menit kemuadian Kloi dan murid lainnya pergi ke lapangan untuk memulai pelajaran. Sesampainya, Murid kelas E.8 mulai pemanasan yang sudah di instruksi oleh pak guru olaharaga pada saat mereka setelah tiba di lapangan.

Setelah pemanasan selesai, Pak Guru Olahraga, Pak Renji, membagi murid-murid kelas E-8 ke dalam beberapa kelompok untuk bermain bola voli. Kelompok Kloi berisi Cela, Asuka, dan beberapa teman lainnya. Mereka terlihat antusias, kecuali Kloi yang tampak lelah dan sering melamun.

"Ayo, Kloi, fokus dong! Jangan cuma berdiri di sana," Cela menegur sambil melempar bola ke arah Kloi.

Kloi tersentak dari lamunannya dan segera mengembalikan bola itu dengan pukulan ringan. Bola melambung terlalu tinggi hingga keluar lapangan. Cela dan Asuka saling pandang, bingung dengan sikap aneh Kloi.

"Kloi, kamu kenapa, sih? Biasanya kamu semangat banget kalau olahraga," tanya Asuka setelah permainan selesai. Mereka duduk di pinggir lapangan sambil minum air.

"Ah, nggak apa-apa kok," jawab Kloi sambil tersenyum tipis. "Mungkin aku kurang tidur tadi malam."

Cela mengerutkan dahi. "Kamu begadang lagi, ya? Jangan-jangan kamu menonton drama kesukaanmu ya?"

Kloi hanya tertawa kecil untuk menutupi kegelisahannya. Ia tak mau temannya tahu bahwa ia sebenarnya adalah Satria Xio. Rahasia itu harus tetap aman.

---

Setelah jam olahraga selesai, pelajaran lain berjalan seperti biasa hingga waktu pulang tiba. Kloi berjalan sendirian ke gerbang sekolah. Namun, tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang aneh. Udara terasa lebih berat, dan angin berembus dingin. Nalurinya sebagai Satria Xio mulai aktif.

Ia menoleh ke langit dan melihat awan gelap menggumpal di satu titik. Petir menyambar beberapa kali di area itu, disusul dengan suara gemuruh. Orang-orang di sekitar mulai panik dan berlari mencari tempat aman.

"Monster lagi..." gumam Kloi dengan nada pelan. Ia segera mencari tempat yang sepi untuk berganti wujud. Setelah memastikan tidak ada yang melihat, Kloi mengeluarkan sebuah benda berbentuk segi delapan yang yaitu Madallion. Sebuah alat transformasih Satri Xio

" Satri Xio, Transformasi!" serunya.

Dalam sekejap, tubuhnya diselimuti cahaya ungu terang. Pakaian sekolahnya berubah menjadi kostum Satria Xio lengkap dengan senjata andalannya. Kloi segera menuju lokasi di mana monster itu muncul menggunakan Hoverboard yang sudah diperbaiki semalaman.

---

Di pusat kota, seekor monster besar berbentuk reptil dengan sayap kelelawar menghancurkan bangunan dan kendaraan. Warga berlarian menyelamatkan diri. Ketika monster itu akan menyerang sebuah bus yang penuh penumpang, Satria Xio tiba tepat waktu.

"Hei, Monster! Lawan aku, jangan ganggu mereka!" seru Xio sambil menembakkan gelombang sonik dari gitarnya.

Monster itu mengalihkan perhatiannya kepada Xio dan mengeluarkan semburan api. Xio dengan cekatan menghindar, lalu menyerang balik dengan gerakan lincah.

Pertarungan berlangsung sengit. Monster itu memiliki kulit yang keras dan sulit ditembus. Xio memutuskan untuk menggunakan serangan pamungkasnya.

"Gitar Sonik, Mode Pedang! Aktifkan 'Sonar Slash'!" Gitar Xio berubah menjadi pedang berwarna ungu dengan cahaya yang berdenyut seperti gelombang suara.

Dengan satu tebasan cepat, Xio berhasil melukai monster itu hingga ia berubah menjadi partikel kecil dan menghilang. Warga yang melihat kejadian itu bersorak, mengucapkan terima kasih kepada Satria Xio.

Namun, di balik sorakan itu, seorang pria misterius yang mengenakan mantel hitam panjang mengamati dari jauh sambil tersenyum licik. "Jadi, dia Satria Xio... Sepertinya permainan baru saja dimulai," gumam pria itu sebelum menghilang ke dalam bayangan.

---

Setelah memastikan situasi aman, Xio kembali ke wujud Kloi dan kembali ke rumah dengan tenang. Namun, malam itu, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Nalurinya mengatakan bahwa ancaman lebih besar akan segera datang.

"Aku harus lebih waspada," gumam Kloi sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang.

Malam itu...

Kloi duduk di kamar kecilnya, sambil menatap gitar miliknya yang biasanya ia modifikasi menjadi senjata. Pikirannya melayang ke sosok pria misterius yang muncul di kerumunan. Meskipun dia tidak menunjukkan tanda-tanda menyerang, ada sesuatu tentang pria itu yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Siapa dia?" gumam Kloi sambil memutar-mutar pick gitarnya.

Di meja belajarnya, beberapa catatan dan sketsa monster yang telah dia hadapi bertebaran. Kloi mencoba mencari pola dari serangan-serangan sebelumnya. Semua monster itu datang dari arah yang sama-wilayah timur kota. Namun, dia tidak tahu apa yang sebenarnya ada di sana.

Tiba-tiba, handphone Kloi bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal:

"Satria Xio, kau ingin tahu siapa aku? Temui aku di pabrik tua di wilayah timur. Sendirian. Jangan membawa senjatamu, atau warga akan membayar akibatnya."

Mata Kloi membelalak. Pesan itu membuat darahnya berdesir. Tida ada orang yang tahu bahwa ia adalah Satria Xio, dan ini pertama kalinya seseorang menghubunginya secara langsung.

"Apa ini jebakan?" pikirnya. Namun, ia tahu bahwa ia tidak bisa mengabaikannya. Jika benar ada ancaman, ia harus menyelesaikannya sebelum warga menjadi korban.

---

Di Pabrik Tua Wilayah Timur

Malam terasa lebih gelap dari biasanya. Bulan tertutup awan tebal, membuat suasana di pabrik tua semakin mencekam. Kloi, yang telah berubah menjadi Satria Xio, berjalan perlahan ke tengah-tengah ruangan besar yang penuh dengan peralatan rusak dan debu tebal.

"Jadi, kau benar-benar datang," suara pria misterius itu menggema dari kegelapan.

Pria itu muncul dari balik bayangan. Rambut hitamnya disisir rapi, matanya tajam seperti pisau, dan jubah hitam panjangnya berkibar saat ia melangkah maju. Di tangannya, ia membawa tongkat dengan ujung berbentuk kristal biru bercahaya.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Xio sambil mengambil posisi siaga.

Pria itu tersenyum tipis. "Namaku Nero. Aku bukan musuh, setidaknya belum... Aku hanya ingin menguji kekuatanmu, Xio."

Sebelum Xio sempat merespons, Nero mengayunkan tongkatnya. Kristal di ujung tongkat itu memancarkan cahaya terang, dan tiba-tiba, sebuah portal muncul di tengah ruangan. Dari portal itu, muncul dua monster besar, masing-masing lebih menakutkan daripada yang pernah dihadapi Xio sebelumnya.

"Buktikan padaku bahwa kau layak disebut penyelamat kota ini," ujar Nero dengan nada dingin.

Xio langsung melompat mundur, mengeluarkan gitarnya. "Kalau ini maumu, aku akan melawan!" serunya.

Pertarungan pun dimulai. Dua monster itu menyerang secara bersamaan, membuat Xio kesulitan. Yang satu menyerang dengan kecepatan tinggi, sementara yang lainnya memiliki tubuh besar dan serangan mematikan. Xio menggunakan Hoverboard-nya untuk bermanuver di udara, menghindari serangan demi serangan.

"Sonik Smash!" Xio mengayunkan gitarnya, memancarkan gelombang suara yang menghantam monster besar itu. Namun, monster itu hanya terdorong sedikit, tidak terluka sama sekali.

"Monster ini berbeda... lebih kuat," gumam Xio, mulai merasa tertekan.

Nero menyaksikan pertarungan itu dengan ekspresi puas. "Kau kuat, tapi tidak cukup. Dunia ini membutuhkan lebih dari sekadar seorang pahlawan biasa."

Xio menggertakkan giginya. "Aku lebih dari cukup untuk menghentikan kalian!"

Dia segera mengubah gitarnya menjadi pedang dan melancarkan serangan bertubi-tubi. Setelah perjuangan keras, ia berhasil mengalahkan monster pertama, tetapi tenaga Xio mulai terkuras. Monster kedua menyerang dengan lebih agresif, hampir mengenai Xio beberapa kali.

"Tidak... aku tidak boleh kalah!" teriaknya.

Dengan sisa tenaganya, Xio mengaktifkan jurus pamungkasnya, "Ultra Sonic Blade." Pedang Xio memancarkan cahaya ungu yang sangat terang. Dengan satu tebasan, ia memotong monster itu menjadi dua, mengakhiri pertarungan.

---

Saat pertarungan selesai, Xio terengah-engah. Namun, Nero tetap berdiri tenang, tanpa tanda-tanda akan menyerang.

"Kau menang... kali ini," katanya sambil tersenyum. "Tapi ini baru permulaan. Kekuatan yang akan datang jauh melampaui apa yang bisa kau bayangkan."

Sebelum Xio sempat merespons, Nero membuka portal lain dan menghilang ke dalamnya, meninggalkan Satria Xio yang kelelahan dan penuh pertanyaan.

"Apa sebenarnya yang dia rencanakan?" gumam Xio sambil menatap langit.

Namun, satu hal yang ia tahu pasti: pertempuran ini hanyalah awal dari ancaman yang lebih besar. Dan ia harus menjadi lebih kuat untuk melindungi kota ini.