Neomi hanya bisa menatap kakaknya dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Rasanya seperti dia mendengar sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan.
Kakaknya, Santa Selene yang sama yang dikenalnya, baru saja mengakui bahwa dia telah menjadi wanita—dan itu terjadi dengan muridnya sendiri. Itu terlalu banyak untuk dipahami olehnya.
Namun, melihat senyuman di wajah Selene, Neomi bisa mengatakan bahwa dia bahagia, tidak seperti ekspresi trauma yang pernah dia lihat bertahun-tahun lalu ketika mereka menyaksikan insiden di panti asuhan.
Ini membuatnya bingung, mengingat dia sendiri belum bisa melupakannya. Itu adalah pengalaman traumatis bagi mereka berdua.
Namun melihat kakaknya sekarang, dia bisa mengatakan bahwa Selene telah melanjutkan hidup dan sekarang benar-benar bahagia.
"Kenapa kamu melakukannya?" tanyanya.
"Karena aku mencintainya, dan aku ingin bahagia. Jadi aku memberikan diriku kepada dia, dan aku sangat bahagia sekarang," kata Selene, wajahnya berseri-seri kegembiraan.