Cinta pertama selalu dianggap istimewa. Seperti cerita dalam dongeng, di mana dua hati bertemu, saling jatuh cinta, dan hidup bahagia selamanya. Namun, bagi Dita, cinta pertamanya bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh dengan luka, tawa, dan kebetulan-kebetulan yang mengubah hidupnya.
Dita adalah seorang dokter muda spesialis anak yang anggun, manja, tapi memiliki hati yang lembut. Ia bukan tipe yang mudah melupakan perasaan, namun ia juga bukan seseorang yang terjebak dalam kenangan. Di dunia medis yang keras dan penuh tekanan, ia menemukan kenyamanan di antara sahabat-sahabatnya yang sama-sama berjuang di rumah sakit. Mereka adalah keluarga kedua baginya—orang-orang yang tak hanya berbagi tugas, tetapi juga cerita, rahasia, dan canda tawa.
Andrea, dokter spesialis tulang yang dikenal sebagai suami idaman bagi semua pasiennya, adalah pria yang kontras dengan Dita. Aries sejati, bawel, perfeksionis, dan terkadang terlalu serius dalam pekerjaannya. Namun, di balik sifatnya yang tegas dan cerewet, Andrea menyimpan kelembutan yang hanya diketahui orang-orang terdekatnya.
Lalu ada Avery, dokter umum yang nyaris mati rasa terhadap cinta. Ia sabar—mungkin terlalu sabar, bahkan ketika hidup mempermainkannya dengan cara yang menyakitkan. Rayn, adik Andrea yang juga dokter spesialis saraf, adalah kebalikan dari kakaknya. Penyabar, penuh perhatian, tapi memiliki masa lalu yang masih menghantui bersama Avery.
Mereka bukan hanya rekan kerja. Mereka adalah keluarga.
Di sebuah perumahan elit di Jakarta, mereka menjalani kehidupan yang penuh warna. Persahabatan yang diisi dengan lelucon khas Jonathan si dokter paru-paru yang kocak dan sering kejedot, atau keanggunan Alya sang dokter bedah saraf berzodiak Leo. Aruna, dokter spesialis kandungan yang penuh kelembutan, berbagi kisahnya dengan Niels, dokter bedah bermata sipit yang diam-diam menyimpan banyak kejutan.
Di antara jadwal operasi yang padat, pasien yang membutuhkan perhatian, dan lelah yang tak terhindarkan, kisah cinta pun tumbuh. Beberapa dimulai dengan manis, beberapa dipenuhi luka, dan beberapa lainnya… hanyalah kebetulan yang terlalu sulit untuk diabaikan.
Dan di tengah semua itu, Dita harus menghadapi kenyataan bahwa pria yang kini ada di hadapannya—Andrea—bukanlah cinta pertamanya. Tapi apakah itu benar-benar penting? Karena pada akhirnya, bukan tentang siapa yang datang lebih dulu, melainkan siapa yang tetap tinggal hingga akhir.