Dunia ini tidak sesuai perkiraannya. Suatu ketika pemerintahan negerinya di Gorgonus. Kerajaan Ura Arcanum yang diperintah oleh raja pengganti. Raja itu bernama Kingdario Araga ayahnya. Nama Aigio anak dari Kingdario sudah dikenal sejak pertama dikeluarkan dari Ovamachina secara paksa. Ovamachina adalah sejenis mesin reproduksi buatan di Worg. Disebut di sejarah anak muda itu dikeluarkan paksa karena bagian pelindung Ovamachina yang pecah mengembang. Mesin penguat janin itu rusak berat karena kekuatan Otonomos Monstro.
Kebiasaan tanam tubuh yang dikenal di Worg juga di sekitarnya sudah menjadi hal yang tidak lagi dipertentangkan. Sejak alat reproduksi buatan itu dimodifikasi untuk gen-gen berbeda. Salah satunya dengan menyatukan tiga gen makhluk atas permintaan raja.
Raja Kaum Worg ini menginginkan tetap berlangsungnya kelestarian banyak generasi. Di Eorh, nama lain Worg dengan nama kerajaan Ura Arcanum hal ini, tujuan mulia tanam tubuh masih tetap diperdebatkan. Pilihan lestarinya kehidupan melalui proses yang berbeda menjadi hal yang tidak disukai. Tapi Worg dalam kebijakan kepemimpinan Kingdario yang keras kepala tetap dalam sikap tersebut.
Dua negara di Gorgonus yang menganggap upaya tersebut hal yang mustahil pada akhirnya bersikap keras mengecam. Banggavon dan Zandor bertahun-tahun lamanya melakukan penentangan. Para Vons membenci kebiasaan Eorh dengan adat tanam tubuhnya. Sementara Or dari Zandor mengutuk persahabatan Eorh dengan Demonix. Ketika dengan sengaja Kingdario menanam Oton di tubuh Aigio, makin murka seorang jenderal sampai ia mengkudeta rajanya sendiri karena berdiam diri melihat musuh bermain-main dengan senjata.
Aigio teringat kisah itu. Jenderal Bazinger kemudian mengembangkan senjata untuk membunuh Aigio. Senjata yang dibantu pembuatannya di Bumi oleh ilmuan Banggavon yang menyamar menjadi manusia. Ilmuan itu bernama Etals Von Notyep. Di Bumi, tepatnya di Vienne ia tinggal bersama istrinya Devinia Ann Sayatinne membuat purwarupa virus yang pernah mewabah di Gorgonus. Aigio tidak sadar bahaya datang saat ia tiba di Bumi.
Bumi sudah porakporanda. Sebagian penghuninya berusaha bertahan dari virus dan imbas penyebarannya. Di tempat Aigio berada, virus itu belum sepenuhnya merenggut. Kota Tolkiern sedang dalam pertempuran sengit. Pertempuran dalam sunyi, sunyi yang kacau. Imajinasi seseorang pasti berkabut, ada makhluk yang kabur dari karantina Vienna. Diduga datang ke Tolkiern. Ketika wabah virus aneh itu tertahan di satu wilayah di Vienna. Pasukan persatuan semua negara tertuju pada wilayah itu. Berusaha menahan laju virus dari sebaran yang lebih mengancam.
Beberapa pihak yang turun, ada dari pihak satuan jagat raya. Secara tersamar mereka bergabung. Aigio ada di dalamnya, bersama sang paman Darius. Sejak pertama tiba di Bumi. Dibantu beberapa pengawal kerajaan.
Dipastikan, upaya ini didukung dari pihak di dalam planet pula. Tidak menolak bantuan, sebab pasal awal ini pekerjaan dari musuh yang datang dari dunia berbeda.
Aigio banyak membantu untuk urusan bertarung. Ketika di Tolkiern ia memburu makhluk yang lolos karantina itu. Dia seperti tikus di ruang kotor yang basah. Menularkan penyakit dan mematikan.
Beberapa yang tertular, mereka berubah liar dan buas. Aigio hanya bisa berdoa, setiap kali imbas makhluk itu berkeliaran sebagai tameng dan dimatikan. Ada sesak dari sesal karena melukai bahkan membuat kematian berulang.
"Bukan salahmu, mereka sudah mati." Sahut Oton. Dalam dirinya bicara. Setiap kali makhluk yang tercipta dari virus melebur menjadi atom. Oton berharap ini mimpi juga. Tentang dirinya yang berada di tubuh lain. Ia sering menyesali keberadaan dirinya di alam semesta ini.
Teringat ketika ia berada di lautan. Saat pesawat dari Gorgonus ditembak dari arah Vienna. Penembak misterius itu adalah suruhan Etals Notyep. Di dalamnya Aigio, Darius dan para pengawal.
Pesawat secara taktis menenggelamkan diri dan Aigio sengaja keluar dari pesawat untuk menjaga ketenggelaman itu takterlihat siapapun bahwa di kedalaman lautan sudah menjadi kesepakatan pesawat supaya tetap dianggap hancur. Kalau perlu siapapun yang mencoba mencari puing-puingnya menganggapnya lenyap ditelan arus atau tenggelam ke palung paling dalam.
Tapi penghuni lautan, para makhluk kedalaman juga melihatnya. Aigio sempat terbawa amarah. Mereka punya nama Nautils, penduduk Nehemia tepat di dasar Ambalat. Muncul melakukan rongrongan dengan mengklaim pesawat yang jatuh di dasar takjauh dari palung. Para pengawal Gorgonia berusaha melakukan perlawanan membantu Aigio saat itu.
Sang panglima Nehemia, Rograng akhirnya turun melakukan terusan penyerangan setelah Aigion berhasil memukul mundur pasukan Rograng. Rograng bertarung di dalam lautan melawan Aigio. Tidak mudah jika pangeran muda Eorh dari Gorgonus itu dikalahkan.
Rograng harus menggunakan senjata pamungkas untuk menggores kulit bersisik tebal transparan yang ada pada tubuh setiap Eorh. Tapi tetap saja sulit itu pada realisasinya. Tubuh Aigio sudah dipastikan terjaga dari benda-benda yang dianggap lebih kuat dari apapun.
Rograng menyerah, ia meminta Raja Nehemia untuk perdamaian di lautan Ambalat dengan para pejuang Gorgonus. Perdamaian akhirnya terwujud, Rograng menyatakan bahwa ia ingin bersahabat dengan Aigio. Ia bahkan ingin menikahkan putrinya dengan pemuda Gorgonia itu. Tapi raja melarang, Aigio harus menikah dengan Arkania, putri raja yang sedang berada di Blangus salah satu dimensi yang berbeda di balik tujuh alam yang terhubung dengan pintu tujuh lautan.
Arkania dalam tugas pencarian senjata yang dicuri dari Nehemia. Suatu hari jika tugas itu telah diselesaikan, pernikahan harus terjadi. Dan siapapun yang berani menghalang raja sendiri yang akan memintanya untuk mengurungkan niat itu. Kalau tidak berlaku hukum samudera yang tidak kalah keji dari hukum rimba.