Aku, Piro, hidup dalam dunia yang tampaknya biasa. Aku punya adik tiri bernama Vani. Sejak pertama kali aku bertemu dengannya, aku merasa ada sesuatu yang aneh tentangnya. Vani selalu tampak tenang, bahkan terlalu tenang untuk ukuran seorang remaja seusianya.
Aku sering mengganggunya, melakukan hal-hal yang bisa membuatnya kesal, hanya untuk melihat reaksinya. Bagiku, itu hanya hiburan kecil. Tapi, aku tidak tahu bahwa permainan kecilku itu akan berbuah petaka.
Vani selalu menghindar saat aku mendekatinya. Matanya yang indah, meskipun tampak lembut, selalu memancarkan sebuah kesedihan yang mendalam. Tapi, aku merasa tidak ada yang istimewa dengan perasaannya, hanya kebingunganku yang semakin hari semakin memuncak. Aku merasa dia terlalu pendiam, terlalu misterius, dan aku ingin tahu lebih banyak tentang dirinya.
Suatu malam, aku memutuskan untuk kembali mengganggunya. Aku memasuki kamarnya tanpa izin, hanya untuk melihat reaksi Vani. Namun, kali ini ada yang berbeda. Di atas meja di kamarnya, ada sebuah buku yang terbuka.
Halaman-halamannya dipenuhi dengan tulisan tangan yang kacau, penuh dengan coretan dan gambar-gambar aneh. Aku melihat nama-ku tertulis di sana, dan tidak hanya itu, ada gambar kami berdua, namun dengan ekspresi wajah yang menakutkan.
Aku merasa terkejut, bahkan sedikit ketakutan. Apa yang sedang Vani lakukan? Aku merasa tubuhku kaku, dan saat aku menoleh, dia sudah berdiri di belakangku.
"Jangan ganggu aku, Piro," suara Vani terdengar lembut namun penuh ancaman. "Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada di sini... tidak peduli apa yang kamu lakukan."
Aku merasa ada sesuatu yang salah. Tapi, aku tidak bisa berhenti. Aku terus mengganggunya, semakin sering, semakin keras. Hingga suatu malam, aku terbangun dan mendapati diriku terikat di kursi, dengan Vani berdiri di depanku, senyum misterius di wajahnya.
"Kenapa kamu menggangguku begitu, Piro?" tanya Vani, suaranya terdengar tenang, namun ada kekuatan yang tersembunyi di balik setiap katanya. "Aku sudah memberimu peringatan. Tapi kamu tetap saja tidak mendengarkan."
Rasa takut yang tidak bisa dijelaskan mulai meresap dalam diriku. Vani bukan lagi adik tiri yang biasa. Dia adalah sesuatu yang lebih gelap. Sesuatu yang berbahaya. Aku baru menyadari bahwa aku tidak hanya mengganggunya... aku telah menariknya lebih dalam ke dalam kegelapan.