2000 tahun yang lalu... Ras iblis melakukan invasi besar-besaran terhadap planet manusia—Bumi. Mereka berhasil memasuki dunia manusia melalui celah dimensi yang mereka ciptakan sendiri. Tujuan mereka jelas: melenyapkan umat manusia dan merebut Bumi sebagai wilayah kekuasaan mereka.
Di sisi lain, para dewa dan dewi yang mengamati peristiwa itu hanya bisa berdiam diri. Terikat oleh aturan-aturan kosmik yang membatasi mereka untuk tidak terlibat langsung dalam urusan kehidupan dunia. Mereka hanya bisa menyaksikan dengan penuh keprihatinan.
Namun, saat umat manusia berada di titik terendah—dalam keputusasaan yang mendalam menghadapi invasi ini—seorang dewi muncul.
Athena, Dewi Kebijaksanaan dan Perang dari mitologi Yunani, tidak bisa hanya diam melihat umat manusia dijajah. Dengan tekad yang bulat, Athena memutuskan untuk melanggar aturan dan turun langsung ke Bumi.
Langit mendung menyambut kedatangannya, dan seketika dia mendarat di medan perang. Pasukan iblis yang menginvasi Bumi terkejut melihat kemunculan dewi tersebut. Tanpa basa-basi, Athena melangkah mantap menuju Lucifer, Raja Iblis yang memimpin pasukan tersebut.
"Hoi, Lucifer," ucap Athena dengan nada mengejek, sambil tersenyum kecil, "Sebagai makhluk yang kuat, bukankah menyerang makhluk-makhluk lemah itu terlalu rendah untukmu?"
Lucifer, yang tengah menikmati kemenangan pasukannya, terkejut mendengar ejekan tersebut. Dia tertawa terbahak-bahak, suaranya bergema di medan perang yang mencekam.
"Wahai Dewi yang bijaksana, aku adalah malaikat yang terjatuh. Aku tidak peduli sedikit pun jika aku disebut rendahan," jawab Lucifer, sambil menutup matanya dengan tangan kanan dan tertawa keras.
Athena menatapnya dengan tajam, kemudian merespon dengan nada yang lebih percaya diri, "Lucifer… kau benar-benar sampah. Tapi bagaimana jika aku membuat ini lebih menarik bagimu? Aku yakin kau akan menyukai ideku." Athena melipatkan tangannya di depan dada, menantang Lucifer dengan tatapan yang penuh rasa percaya diri.
Lucifer, yang tadinya terkejut, kini merasakan rasa penasaran yang kuat. "Menarik? Apa yang lebih menarik daripada menghabisi makhluk-makhluk lemah ini dan merebut wilayah mereka?" tanyanya, masih tertawa, mencoba menyembunyikan rasa penasaran yang mulai tumbuh di dalam dirinya.
Athena tersenyum lebar. "Tentu! Ketika konklaf 2000 tahun mendatang diadakan, aku akan menjadi pemimpin rapat tersebut, dan aku akan mengusulkan sebuah pertarungan 1 vs 1 antara perwakilan dari masing-masing ras—Manusia dan Iblis, yang terdiri dari 14 peserta."
Lucifer terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Athena. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Itu bukan menarik, dewi! Kau hanya ingin menyiksa umat manusia dengan cara yang lebih sederhana!"
Athena tidak terpengaruh dengan hinaan tersebut, dan dia menatap Lucifer dengan tatapan yang tajam. "Jika kau menolak tantanganku, aku akan menganggap itu sebagai ketakutanmu untuk menghadapi kekalahan dari umat manusia," kata Athena, sambil tersenyum kecil dan menyipitkan matanya.
Lucifer yang awalnya tertawa, kini terdiam. Matanya melotot tajam, dan ekspresinya berubah menjadi serius. "Hmph... Aku adalah salah satu dari tujuh dosa mematikan—kesombongan. Aku, Lucifer, Raja Iblis terkuat di antara ras iblis, mustahil aku takut pada manusia. Baiklah, aku terima tantanganmu, dewi," jawab Lucifer, dengan suara datar dan ekspresi yang tak terbaca.
Athena tersenyum tipis. "Hahaha… Lihat ekspresimu itu. Lucu sekali. Kau bilang tak peduli, tapi ternyata kau tidak suka dianggap rendahan, kan?"
Setelah itu, Lucifer mengangkat tangannya, memberi perintah pada pasukannya untuk mundur. Mereka menarik diri dan kembali ke neraka melalui celah dimensi yang terbuka. Sebelum menghilang, Lucifer berbalik dan berkata dengan nada mengejek:
"Kehancuran umat manusia kutunda untuk saat ini. Sampai jumpa 2000 tahun lagi, wahai makhluk lemah. Persiapkan dirimu, siapkan manusia-manusia yang dapat melawan kami... tapi tentu saja, itu pun jika kalian bisa," katanya sambil tersenyum sinis, alisnya terangkat sebelah.
Setelah pasukan iblis kembali ke neraka, Athena menghadap umat manusia, yang kini berada dalam ketakutan dan keputusasaan.
"2000 tahun!" teriak Athena dengan suara lantang, menggema di seluruh penjuru dunia. "Siapkan petarung terbaik kalian! Bangunlah sejarah kalian, bangunlah kekuatan dari dalam diri kalian! Hingga saat itu tiba, kalian harus memiliki manusia yang kuat!"
Kata-kata Athena menggetarkan hati setiap jiwa yang mendengarnya, seperti percikan api yang menyulut api harapan yang lama padam. Umat manusia, meskipun masih cemas, mulai merasakan keyakinan baru. Mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian. Sebuah tantangan besar telah diberikan kepada mereka, dan meskipun jalan itu berat, mereka harus siap.
Namun, meskipun harapan baru muncul di hati manusia, Athena merasakan sesuatu yang lebih dalam—keheningan yang berat, sebuah rasa kehilangan yang tak terucapkan.
Tersenyum tipis, Athena menatap ke langit yang kelabu. "Aku akan menunggu. Sampai waktunya tiba, umat manusia. Aku akan mengawasi, dan aku akan tetap ada dalam setiap langkah kalian, meskipun tak terlihat."
Dengan itu, Athena mengangkat sayapnya. Dunia yang terbentang luas di bawahnya adalah dunia yang harus dia tinggalkan untuk sementara. Dua ribu tahun, waktu yang akan menguji umat manusia—dan juga dirinya sendiri. Sebuah ujian yang akan menjawab apakah manusia mampu bangkit dari keterpurukan ini.
Seiring dengan angin yang berhembus lembut, Athena mulai terangkat dari permukaan bumi. Dalam diam, dia menghilang ke dalam cahaya, menuju surga. Meskipun tubuhnya menghilang dari pandangan, hatinya tetap terhubung dengan dunia yang akan dia tinggalkan untuk dua milenia mendatang.