Terlalu pagi untuk jalan-jalan di taman, Ranaeia tidak terlalu bersahabat dengan rasa dingin tetapi udara dingin yang menghantam tubuhnya tidak sebanding dengan apa yang dia rasakan didalam dirinya. Ranaeia menarik jubahnya lebih erat menyelimuti dirinya dan gaun tipis yang menempel ditubuhnya.
Ranaeia memejamkan matanya saat merasakan panas disekitar matanya. Terlalu pagi untuk menangis dan Ranaeia terjebak dalam sisi lembut dirinya dalam beberapa hari terakhir sejak dia menjadi tawanan ditempat yang dulu ia tinggali bersama orangtua dan saudara-saudaranya. Meski ia tidak diperlakukan sebagai tawanan yang seharusnya karena Alicent menawarkan kemurahan hatinya dengan mengatakan padanya untuk menganggapnya seperti rumah.
Rumah. Sesuatu yang tidak pernah dia miliki dan dia rasakan saat berada dimanapun, tidak di King's Landing, tidak pula Dragonstone. Ranaeia bahkan hampir tidak tau bagaimana rasanya.
Helaena menjadi pelipur baginya, mengunjungi kamar Helaena dan membiarkan Jahaera bermain dengan rambutnya atau menempel padanya, meski Ranaeia lebih sering hanya tersenyum lembut menerima kasih sayang dari sepupunya yang masih begitu murni. Dia juga senang mendengarkan Helaena membicarakan serangga-serangganya atau gumaman apapun yang terdengar rumit untuknya.
Kesepian dan kesedihan akan kembali menghampirinya saat malam tiba, menatap langit dari balkon kamarnya atau berbaring diatas rumput di taman atau membiarkan kepalanya tenggelam dalam buku-buku di perpustakaan.
Malam ini dia membiarkan kisah-kisah dalam buku membawanya dari kesadarannya. Hanya ditemani lilin dan dengan dalaman tipis dilapisi jubah tidur yang dikenakannya, Ranaeia membiarkan rambutnya terurai.