Chereads / The Chosen Warrior From Another World / Chapter 3 - Bab 2: Awal dari Sebuah Takdir

Chapter 3 - Bab 2: Awal dari Sebuah Takdir

Kehidupan di Nusantara terasa seperti mimpi yang sulit dipercaya, namun juga membangkitkan perasaan aneh di dalam dada Rosnandar. Setiap sudut kota tampak penuh misteri, begitu banyak hal yang tidak ia pahami. Dunia ini, meskipun tampak mirip dengan dunia asalnya, jelas jauh lebih berbeda. Tidak ada smartphone, tidak ada internet, tidak ada kemudahan teknologi yang biasa ia nikmati. Semua di sini berjalan dengan cara yang sangat tradisional, namun ada sesuatu yang menarik, sesuatu yang lebih kuat, yang mengikat semuanya bersama—seperti energi tak terlihat yang mengalir di seluruh Nusantara.

Rosnandar duduk di sebuah ruangan besar di Balai Kota, menatap meja panjang di depannya yang penuh dengan gulungan peta dan tulisan kuno. Pria yang ia temui sebelumnya, yang ternyata adalah salah satu penasihat kerajaan, memperhatikannya dengan serius. Sementara itu, dua prajurit yang mengawalnya berdiri di sisi ruangan, siap siaga jika terjadi sesuatu yang tak terduga.

"Rosnandar, seperti yang sudah aku katakan, dunia ini membutuhkan seseorang seperti dirimu," kata pria itu, suara berat dan tegas. "Kami percaya bahwa takdir telah membawamu ke sini dengan alasan yang sangat besar."

Rosnandar mengangkat alisnya, merasa bingung sekaligus tertekan. "Tapi aku hanya... seorang pemuda biasa. Kenapa aku bisa menjadi bagian dari takdir besar ini? Aku hanya ingin kembali ke dunia asalku."

"Tidak ada yang biasa di dunia ini, Rosnandar," kata pria itu dengan senyuman tipis. "Dunia ini penuh dengan misteri, dan kami telah menunggu seseorang yang akan membawa perubahan besar. Takdir tak akan membawa seseorang tanpa alasan. Jika kau ingin kembali, maka itu akan menjadi jalanmu, tetapi jika kau memilih untuk bertahan dan memenuhi takdirmu, dunia ini akan berubah karena kehadiranmu."

Rosnandar merasakan dadanya berdebar. Kata-kata itu terdengar seperti tantangan. Mungkinkah dunia ini begitu besar dan penuh dengan peran yang harus dimainkan? Pikirannya melayang, membayangkan hidupnya kembali ke dunia yang ia kenal. Namun, di sisi lain, ada perasaan yang menggelora dalam dirinya. Perasaan ingin tahu, perasaan ingin menjelajah, dan—entah mengapa—perasaan bahwa ada sesuatu yang harus ia lakukan di sini.

"Apa yang harus aku lakukan?" Rosnandar akhirnya bertanya, suaranya bergetar sedikit. "Apa yang diinginkan dunia ini dariku?"

Penasihat itu menatap Rosnandar dengan tajam. "Kami membutuhkan seseorang yang akan melawan raja iblis. Seorang yang bisa membawa harapan dan perubahan bagi rakyat Nusantara. Raja iblis yang memerintah dengan tangan besi dan menindas seluruh negeri. Hanya seorang yang memiliki keberanian luar biasa dan hati yang murni yang bisa melawan kekuatannya."

Rosnandar merasa tubuhnya kaku. "Raja iblis? Jadi... maksudmu aku harus melawan seorang iblis?"

Penasihat itu mengangguk. "Benar. Raja iblis bukanlah sekadar musuh biasa. Dia memiliki kekuatan yang sangat besar, dan pengikutnya tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Mereka yang menentangnya telah lama ditaklukkan. Hanya sedikit yang masih berani melawan."

"Jadi, aku harus jadi pahlawan?" Rosnandar bertanya, merasa seperti ada beban berat yang tiba-tiba jatuh di pundaknya.

"Pahlawan adalah kata yang banyak digunakan orang," jawab penasihat itu sambil tersenyum. "Tetapi dalam kenyataannya, bukan soal menjadi pahlawan. Ini soal memilih untuk melawan ketidakadilan dan memberikan harapan bagi mereka yang telah lama terpuruk. Itu yang penting. Dan untuk melakukannya, kamu harus melatih dirimu untuk menjadi lebih kuat."

Rosnandar merasa bingung, tetapi satu hal yang ia yakini—takdir ini datang kepadanya begitu saja, tanpa ia pinta. Meskipun ia ingin kembali ke dunia asalnya, rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah ia dengar membuatnya ragu untuk menolaknya begitu saja. Ada sesuatu di dalam dirinya yang merasa tertarik untuk menerima tantangan ini.

"Kami akan melatihmu," kata penasihat itu melanjutkan. "Tapi, ingat, perjalanan ini akan sulit. Banyak yang akan mencoba menghalangimu, dan tidak semua yang kau temui akan menjadi teman. Dalam dunia ini, tidak ada yang bisa diprediksi. Namun, jika kamu bisa menghadapinya, jika kamu bisa mengatasi tantangan itu, maka kamu akan mendapatkan jalan pulang."

Rosnandar mengangguk pelan, meskipun hatinya penuh dengan kekhawatiran. Apa yang akan terjadi jika ia tidak bisa menang? Jika ia gagal melawan raja iblis? Atau lebih buruk lagi, jika ia terjebak di dunia ini selamanya? Namun, di balik ketakutannya, ada satu hal yang ia yakini—ia tidak bisa lari dari takdir ini. Ia harus melangkah maju.

"Siap, aku akan melakukannya," kata Rosnandar dengan suara yang lebih mantap.

Penasihat itu tersenyum. "Bagus. Kami akan mulai latihan besok. Kamu harus mempersiapkan dirimu, karena perjalanan ini tidak akan mudah."

Sore itu, Rosnandar dibawa ke sebuah tempat pelatihan khusus yang tersembunyi di balik dinding tinggi di luar kota. Tempat itu terlihat seperti arena gladiator, dengan tanah yang keras dan alat-alat latihan yang tampak antik namun sangat efektif. Di sana, ia bertemu dengan seorang guru yang tampaknya sudah berusia lanjut, namun matanya penuh dengan ketajaman. Guru ini dikenal dengan nama Wira, seorang mantan pejuang yang sudah mengabdikan dirinya untuk melatih para calon pahlawan yang dipilih oleh takdir.

"Rosnandar, sekarang kamu akan belajar untuk mengendalikan tubuh dan pikiranmu," kata Wira dengan suara yang dalam. "Tidak ada kekuatan yang akan kau kuasai tanpa kesabaran dan kerja keras. Mulai dari dasar—menguasai dirimu sendiri adalah langkah pertama untuk mengalahkan musuh."

Rosnandar merasa gugup, tetapi ia tahu satu hal pasti—ini adalah jalan yang harus ia lalui. Tidak ada lagi mundur, tidak ada lagi pilihan selain berjuang. Takdirnya telah dimulai, dan kini ia harus menempa dirinya sendiri menjadi lebih kuat.

Perjalanan ini bukan hanya tentang melawan raja iblis. Ini tentang perjalanan menemukan dirinya yang sejati.