Werewolf
Bulan purnama malam itu lebih besar dari biasanya. Cahaya putihnya memancar kuat, menyinari hutan yang gelap. Arvid berlari, kakinya melangkah cepat melalui semak-semak yang menghalangi, napasnya terengah-engah. Setiap detik terasa seperti pertempuran, melawan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Sesuatu yang mengancam kendali atas tubuhnya. Sesuatu yang akan datang.
Ia bisa merasakannya. Tubuhnya mulai bergetar, tulang-tulangnya seperti ingin pecah. Rasa panas menyebar ke seluruh tubuh, dan tanpa bisa dihentikan, ia melihat kulitnya berkilau, memanjang, berubah. Tak lama, tubuh manusia Arvid hilang, digantikan oleh sosok serigala besar dengan mata menyala kuning. Sifat buasnya bangkit begitu saja, mendorongnya untuk berlari ke dalam hutan.
Namun, ada sesuatu yang berbeda malam ini.
Di antara pohon-pohon yang rimbun, sesosok bayangan muncul di hadapannya. Seorang gadis. Seperti hantu, dia berdiri di tengah jalan yang biasa Arvid lewati—seorang gadis muda dengan rambut hitam panjang dan pakaian yang terkesan sangat biasa. Tidak ada rasa takut di wajahnya. Justru, dia menatap Arvid dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan, seperti mengenali sesuatu yang lebih dalam dari sekadar wujud buasnya.
Gadis itu tidak bergerak. Arvid merasakan naluri buasnya ingin menyerangnya, namun sebuah suara berbisik dalam hati. Sesuatu yang tak biasa, mengingatkan dia akan sisi manusia yang masih tertinggal di dalamnya.
"Kau... siapa?" suara Arvid terdengar dalam pikirannya, meskipun mulut serigalanya tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Gadis itu tersenyum tipis, seolah sudah tahu jawabannya.
"Aku Lina," katanya, dengan suara yang tenang namun penuh kepastian. "Dan aku tahu, kau bukan monster."
Arvid merasa otaknya berputar. Tidak ada seorang pun yang pernah berkata seperti itu kepadanya—selama ini, ia hanya dikenal sebagai makhluk buas yang menakutkan. Tetapi Lina... Lina justru mendekat. Setiap langkahnya tenang, meski Arvid bisa merasakan hawa ketakutan yang samar di udara.
"Tidak! Jangan mendekat!" Arvid berusaha melawan. Tetapi, seperti yang selalu terjadi pada bulan purnama, tubuhnya lebih kuat dari pikirannya. Sisi liar dalam dirinya bangkit, dan Arvid merasa dirinya tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, Lina mengangkat tangannya dan berkata dengan suara yang penuh kekuatan, "Aku bisa membantu. Aku bisa membuatmu mengendalikan dirimu."
Arvid terdiam. Dalam sekejap, naluri hewannya menghilang, seakan-akan sesuatu menahan keinginan untuk menyerang. Rasa ragu muncul di dalam dirinya. Bagaimana bisa seorang gadis, yang tampak begitu lemah, memiliki kekuatan untuk mengendalikan dirinya yang penuh amarah ini?
"Kau tahu apa yang aku rasakan?" Arvid mendekat, matanya masih menyala dalam wujud serigala. "Aku tidak bisa menghentikan ini."
Lina memandangnya dalam diam, lalu dengan lembut berkata, "Aku tahu, Arvid. Karena... aku tahu apa yang terjadi pada dirimu."
Dan saat itulah, dunia Arvid berubah. Sebuah rahasia yang bahkan tidak ia ketahui tentang dirinya akan terbongkar, dan ia harus memutuskan, apakah ia siap menghadapi kebenaran yang mungkin menghancurkan segalanya.
Tapi sebelum Arvid bisa bertanya lebih lanjut, suara gemuruh terdengar di kejauhan. Bukan dari hutan. Bukan dari makhluk lainnya. Suara itu datang dari dalam dirinya, dan itu lebih gelap dari apapun yang pernah ia rasakan.
Apakah Arvid benar-benar bisa mengendalikan dirinya?
Dan siapa Lina sebenarnya?
Cerita ini baru saja dimulai, dan Arvid segera tahu bahwa malam ini, tak hanya bulan purnama yang berubah.
Suara gemuruh itu semakin mendekat, dan Arvid merasa ada sesuatu yang jauh lebih besar dan berbahaya yang akan segera muncul dari dalam hutan.
**
Gemuruh itu semakin keras. Arvid merasakan seluruh tubuhnya bergetar, bukan hanya karena perubahannya menjadi serigala, tetapi juga karena sesuatu yang jauh lebih besar dan gelap mendekat. Lina tetap berdiri di depannya, seolah-olah dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Lina, apa yang terjadi? Apa itu?" suara Arvid dalam pikirannya terdengar panik, meskipun dalam wujud serigalanya dia tidak bisa berbicara dengan kata-kata.
Lina tetap diam, tetapi matanya yang tajam mengamati hutan di sekitarnya dengan waspada. "Itu... bukan suara biasa," jawabnya dengan nada serius. "Itu adalah suara dari apa yang disebut sebagai The Hunter."
Arvid merasa darahnya membeku. The Hunter—suatu legenda yang dia dengar hanya dalam bisik-bisik para penduduk desa. Sebuah makhluk yang jauh lebih kuat daripada serigala mana pun, dengan kekuatan untuk memburu dan membunuh werewolf tanpa ampun. Makhluk itu adalah bayangan dari malam yang penuh kegelapan, dan keberadaannya selalu dikaitkan dengan legenda kuno tentang manusia serigala.
"Apa maksudmu?" Arvid menggertakkan gigi-gigi serigalanya, semakin tidak sabar. "Aku harus pergi. Aku—"
"Tidak!" Lina memotongnya, suaranya penuh tekad. "Kau tidak bisa menghadapinya sendirian, Arvid. Itu tidak akan berakhir baik untukmu."
Arvid tidak tahu apa yang harus dipercaya. Selama ini, dia selalu berjuang sendiri—dalam keadaan yang tidak pernah dia pilih, dengan tubuh yang tidak pernah ia inginkan. Dan sekarang, ada gadis ini, Lina, yang mengatakan hal-hal yang sepertinya tidak masuk akal—tentang The Hunter, tentang bagaimana dia bisa mengendalikan dirinya.
Namun, suara itu semakin dekat. Arvid tidak punya banyak waktu.
"Lina, bagaimana kau tahu semua ini?" tanya Arvid dengan ragu, tetapi lebih banyak rasa takut mulai memenuhi hatinya. Ia tahu ini bukan hanya soal dirinya lagi. Sesuatu jauh lebih besar sedang mengancam mereka berdua.
Lina menatapnya dengan mata penuh pengetahuan yang tampak lebih tua dari usianya. "Karena aku tahu apa yang sebenarnya terjadi di hutan ini, Arvid. Dan lebih penting lagi, aku tahu apa yang terjadi pada dirimu."
Tiba-tiba, sesuatu yang besar bergerak di balik pepohonan gelap. Arvid bisa merasakannya—kehadiran makhluk yang sangat kuat, yang bahkan nalurinya sebagai serigala merasa terancam. Sesuatu yang tak hanya berburu untuk melukai, tetapi untuk menghancurkan segalanya yang ada di jalannya.
"Kau tidak punya banyak waktu." Lina bergerak cepat, meraih tangan Arvid yang besar dengan tangannya yang kecil, lalu menariknya ke arah sebuah gua di dekatnya. "Ikut aku, sekarang."
Arvid hanya bisa mengikuti dengan langkah besar, meskipun nalurinya berkata untuk melawan dan menyerang. Sesuatu dalam diri Lina membuatnya ragu untuk mengabaikannya. Apakah gadis ini benar-benar tahu apa yang dia lakukan? Ataukah ia hanya ingin membawa Arvid lebih dalam ke dalam bahaya?
Mereka tiba di gua yang tersembunyi dengan cepat. Di dalamnya, udara terasa lebih dingin dan lebih berat, hampir seperti ada kekuatan yang tak terlihat menyelimuti tempat itu. Lina berhenti sejenak, memutar tubuhnya untuk menghadap Arvid.
"Dengarkan aku, Arvid," katanya dengan suara penuh urgensi. "Aku bukan sekadar gadis biasa yang kamu temui di hutan malam ini."
Arvid mengernyit, matanya tetap waspada terhadap suara-suara di luar gua. "Lalu siapa kamu?" Dia merasakan sesuatu yang tidak biasa tentang Lina. Sesuatu yang membuatnya merasa seperti dia telah bertemu dengan seseorang yang memiliki hubungan yang lebih dalam dengannya—lebih dari sekadar pertemuan kebetulan.
Lina menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara yang hampir berbisik, "Aku adalah keturunan dari garis keluarga pemburu werewolf. Kami dilahirkan untuk melindungi dunia ini dari ancaman seperti dirimu."
Arvid terkejut. "Pemburu... pemburu werewolf?" Matanya terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Tapi kamu—"
"Aku tidak ingin membunuhmu," Lina menyela, menatapnya dengan penuh keyakinan. "Namun, tugas kami adalah menghentikan The Hunter. Dan itu berarti kita harus bekerja sama, Arvid."
Sebelum Arvid bisa berkata lebih lanjut, suara langkah berat terdengar semakin dekat. Mereka tidak punya banyak waktu.
"Sekarang," Lina melanjutkan, "Kita harus bersiap. The Hunter bukanlah seperti yang kamu kira. Ia tahu tentangmu, dan ia tahu kelemahanmu. Tetapi kita memiliki cara untuk melawannya—tapi hanya jika kita bekerja bersama."
Arvid merasa hatinya berdebar. Dalam sekejap, dia tahu hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Kini dia tidak hanya berhadapan dengan kutukan bulan purnama, tetapi juga dengan sebuah perang yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Dan di luar gua, sesuatu yang lebih gelap dari kegelapan malam melangkah dengan tegas, mengintai di balik bayangan.
Arvid dan Lina terjebak dalam gua, sementara The Hunter semakin mendekat, menunggu untuk menyerang. Hanya ada satu kesempatan untuk bertahan—tapi apakah mereka siap menghadapi musuh yang bahkan lebih kuat dari legenda?