Suara pedang berbenturan dari satu ke yang lainnya dapat terdengar, teriakan demi teriakan dalam kesakitan, darah demi darah bertebaran kemana mana, semuanya kacau...
Perang antara 2 kerajaan sedang berlangsung... Spade yang berusia 16 tahun pun di paksa untuk ikut berperang membela kerajaannya...
Di peperangan tanpa henti itu, Spade dan beberapa rekannya sedang mengintai dari balik pepohonan, Spade sekarang sedikit percaya kepada rekan rekannya, namun dia masih ragu...
Dia selama ini selalu di tindas, di siksa, di sakiti oleh semua orang di kerajaannya... Dia selalu di manfaatkan oleh orang orang di sekitarnya
Dia memiliki satu rekan yang cukup dia percaya bernama Noir
"Kita akan mengintai berapa lama?" Tanya Spade kepada Noir
"Tunggu aba aba dariku" Jawab Noir
"Baiklah..."
Spade pun berdiri dan berjalan menuju tepi tempat persembunyian mereka untuk mengintai...
Di seluruh hidupnya, Spade Eichidne selalu di benci tanpa alasan yang jelas, semua jiwa, semua orang di kerajaannya selalu membencinya, menindasnya dan menyakitinya
Spade selalu berfikir kalau alasan dia sangat di benci adalah karena dia lemah, karena dia berasal dari keluarga yang sangat miskin dan karena orang tua nya telah tiada
Spade memikirkan itu setiap hari, tetapi itu tidak berguna sama sekali... Sang raja yang di katakan adil saja membenci Spade, sang ratu yg penyayang juga membenci Spade, sang pangeran yg dermawan juga sangat membenci Spade, dan bahkan putri yang terkenal dengan kebaikannya juga membenci Spade...
Spade berada di posisi dimana dia di skakmat sekarang...
"Aku masih tidak yakin dengan ini, aku memiliki perasaan buruk, sangat buruk" Spade berkata di dalam hatinya...
Spade terus mengintai... Kemudian dia melihat beberapa pasukan sekutu berjalan menuju mereka, Spade sedikit bersyukur ketika dia melihat kalau itu bukan musuh
Tetapi saat Spade ingin memanggil mereka, secara mengejutkan, Noir menusuk dada Spade dari belakang dan menembus ke depan... Noir tertawa...
Tetapi... Spade tidak terkejut, dia sudah menduga ini...
"Kau sungguh bodoh, Spade..." Ucap Noir sambil tertawa
Dia juga menyerap sihir milik Spade yang sedikit itu... Tetapi Spade tidak bereaksi... Dia hanya mengatakan...
"Aku. Akan. Kembali."
Nada nya lemah dan lemas, tetapi di saat yang bersamaan, nada nya di penuhi dengan dendam... Dan dengan itu, Spade pun mati...
Di alam bawah sadar Spade, jiwa milik Spade terjatuh di kehampaan tak berujung, tetapi secara perlahan, kehampaan itu berubah... Berubah menjadi sebuah lautan yang indah...
Jiwa Spade membuka mata, dia terkejut berapa indahnya lautan di alam bawah sadarnya itu
Ikan ikan transparan berenang kesana kemari, karang menghiasi sekitar dengan begitu indah dan sempurna...
"Apa yang terjadi... K-kenapa di sini indah?..." Ucapnya dengan kebingungan
Saat dia terus terjatuh, di bawahnya terdapat genangan air yang sangat jernih... Saat dia menyentuh air itu, dia menembusnya dan seketika gravitasi terbalik dengan sangat cepat...
Sekarang dia berdiri di genangan air itu yang mencapai lututnya dengan penampilan yang berbeda...
Dia melihat ke genangan air di bawahnya dan bercermin...
Dia langsung sadar kalau dia terlihat seperti anak berusia 12 tahun dengan rambutnya yang sebelumnya berwarna kuning sekarang berwarna hitam, matanya yang sebelumnya berwarna coklat sekarang berwarna merah...
Pakaiannya pun berubah menjadi pakaian mage sejati dengan jubah berwarna hitam panjang yang ujung dari jubah itu mengambang di genangan air itu
"I-Ini diriku? Ini benar benar diriku? Aku berada di mana?!"
Dia melihat sekitar... Di sekitarnya hanya ada pemandangan laut yang indah, bebatuan karang yang bervariasi, ikan ikan transparan yang berenang kesana kemari...
Spade tidak bisa berkata apa apa sekalian kagum...
Dia melihat telapak tangan kanannya sendiri dan dia merasakan kalau telapak tangan kanannya menyerap sihir di sekitarnya...
Karena penasaran dia mencoba untuk menggunakan sihir api, dan berhasil...
"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak mengerti... Apakah ini hanya imajinasi yang di buat jiwaku agar aku merasa lebih baik?"
Dengan pertanyaan yang memenuhi kepalanya... Dia mulai berjalan menyusuri sekitar...
Dia benar benar sendiri... Atau tidak?...
Saat dia berjalan, dia menemukan baru Relic yang mengambang di genangan air itu, dia menghampirinya
"Batu apa ini?..."
Saat Spade menyentuhnya, baru itu langsung hancur, tetapi sihir dari batu itu masuk ke dalam diri Spade, membuatnya tersentak
"Mengagetkan saja..."
Spade pun lanjut berjalan, dari kejauhan dia melihat sebuah reruntuhan, reruntuhan itu berbentuk melingkar dengan pilar yang berdekatan, tetapi itu semua sudah retak dan hancur
"Reruntuhan?..."
Tanpa basa basi dia pun menghampiri reruntuhan itu, sesampainya di reruntuhan itu, dia melihat jam raksasa yang terbuat dari sihir di bagian tengah atap dan tengah lantai, jam itu berhenti dan tidak bergerak
"Reruntuhan ini cukup indah, tapi pertanyaan ku masih sama, dimana aku?..."
Tiba tiba...
"Di realm of empyrean..."
Suara yang mirip perempuan bergema di alam bawah sadar itu... Tentu Spade terkejut
"Siapa kau?!"
Dia melihat sekitar dengan panik
"Ohhh, kamu terlihat imut kalau sedang panik begitu"
Kemudian seorang perempuan muncul di hadapan Spade... Dia bukan hanya sekedar perempuan, dia adalah seorang Dewi... Cara dewi itu berpakaian cukup terbuka tapi tidak terlalu terbuka
"Halo, Spade Eichidne" Ucap dewi itu sambil tersenyum
"Siapa kau? Bagaimana kau bisa tau namaku? Dan tempat apa ini?!!" Spade bertanya dengan panik sambil berjalan mundur sedikit
"Tenang Spade... Aku tidak ada niatan untuk menyakitimu..."
"Baik... Tapi aku tetap masih bingung, dimana aku? Dan siapa kau?" Tanya Spade sekali lagi
"Haha~ maaf aku tidak memperkenalkan diriku... Nama ku Xina Eglia, penguasa dunia ini, the Realm OF Empyrean" Ucap Xina sambil tersenyum
"Realm OF Empyrean?"
"Benar, ini adalah salah satu Realm atau salah satu dunia dewa dari ketujuh dunia Dewa lainnya" Jelas Xina
"Dunia dewa? Bukannya aku seharusnya sudah mati dan berada di akhirat ya?" Tanya Spade lagi
"Memang benar, kau tadinya akan terjatuh ke akhirat, tetapi aku membawamu kesini" Ucap Xina
"Membawaku kesini? Tapi kenapa?" Tanya Spade sekali lagi
"Kau kira aku tidak tau nasib mu di dunia dan betapa dendamnya dirimu kepada dunia?" Xina tersenyum
Spade terdiam sejenak...
"Kau tau, Spade, kau sekarang bukanlah sekedar jiwa..."
"Maksudmu?"
"Iya, kau yang sekarang adalah wujud fisikmu sendiri... Aku yang membuatkanmu tubuh itu, bagaimana? Kau suka?" Tanya Xina sambil tersenyum
"Ini menjadi semakin aneh setiap detiknya... Jangan bilang kau menggodaku?" Tanya Spade...
Xina pun tertawa mendengar itu
"Tidak tidak, aku tidak menggodamu, kamu masih kecil"
Mendengar itu, Spade langsung melihat ke tubuhnya sendiri, dan ya dia baru sadar kalau dia memang anak kecil sekarang...
"Jadi ini sudah menjadi rencanamu ya..."
Xina tertawa lagi
"Memang, kamu juga sama sekali tidak takut ataupun grogi meskipun kamu berhadapan dengan seorang dewi" Ucap Xina
"Bagaimana aku bisa takut atau grogi kalau aku sedang di posisi tidak tau apa apa begini..." Spade mengela nafas
"Tidak apa apa... Aku suka itu" Xina pun tersenyum
"Lalu... Apa yang akan terjadi padaku?..." Tanya Spade
"Apa yaaa, aku akan memberimu pilihan... Tapi perlu kamu ingat, aku sepenuhnya berada di pihak mu oke?" Xina tersenyum
"Oke... Aku faham..."
"Oke pilihanmu ada dua, pertama, kamu bisa tinggal di sini bersamaku, menikmati keindahan di dunia ini, atau..."
"Kamu bisa kembali ke dunia yang sudah puluhan tahun berlalu di dunia itu, dan menjadi musuh para dewa karena kamu hidup kembali..."
"Tapi kamu akan kembali sepenuhnya dengan wujudmu yang sekarang dan bukan kamu yang sebelum mati..."
Mendengar pilihan itu, Spade terkejut... Dia bingung, kemudian otaknya memainkan beberapa pengalaman buruk dan menyakitkan
Dimana dia di tindas, di kucilkan, di sakiti, di siksa dan banyak lagi...
Hati nya di penuhi dendam... Matanya bersinar dengan penuh rasa sakit... Dia ingin membalas dendam... Meski dia akan menjadi musuh para dewa, dia tidak peduli...
Spade pun menghela nafas...
"Aku pilih pilihan kedua..." Ucapnya dengan serius...
Xina tersenyum, dia tau kalau Spade akan memilih pilihan kedua...
"Baik, aku tidak akan menahanmu... Aku akan memberimu sesuatu sebelum aku mengembalikanmu ke dunia" Tersenyum
"Terima kasih, aku akan menerima apapun pemberianmu, dewi" Ucap Spade sambil membungkuk dengan rasa hormat dan Terima kasih...
"Ayolah, jangan formal begitu, angkat kepalamu..."
"Hmmm? Baik..." Mengangkat kepalanya
"Begitu lebih baik, sebelum aku memberimu sesuatu, aku akan memberimu informasi yang berharga terlebih dahulu..." Ucap Xina
Spade menjadi penasaran...
"Informasi apa?"
"Jadi, dua kerajaan yang berperang ke satu sama lain sekarang menjadi satu dengan satu raja setelah beberapa puluh tahun berlalu... Dan aku akan mengirimmu ke masa itu" Jelas Xina
Spade terdiam... Dia terkejut...
"Baik... Itu cukup mengejutkan..."
"Bagus, sekaranggg, aku akan memberimu seluruh sihir yang ada di Realm ini" Ucap Xina sambil tersenyum
Mendengar itu, Spade sungguh terkejut... Dia akan menerima sihir dari salah satu dunia dewa?...
Tapi sebelum Spade mengeluarkan protes, Xina menyentuh dada Spade, dan seluruh sihir di Realm itu tersedot ke dada Spade seperti Vortex...
Kemudian sebelum Spade menghilang dan akan kembali ke dunia nya, Xina mencium pipi Spade dan membisikkan sesuatu
"Selamat berjuang, hanya ini yang bisa ku berikan"
Spade terkejut, tapi sebelum dia berhasil mengatakan sesuatu, dia menghilang...
Dan dia kemudian muncul dan terlempar di sebuah hutan...
Spade pun berdiri dan melihat sekitar...
"Ini dunia ku?... Sepertinya begitu... Dewi Xina Eglia... Kenapa dia tiba tiba memberikan ku semua sihir di Realm nya... Apa alasannya?" Dia berfikir keras
"Aku yakin pasti ada alasan di balik perbuatannya itu, tetapi apa? Tidak mungkin dia rela memberikan semua sihir di Realm nya untukku dengan alasan kalau aku akan menjadi musuh para dewa..." Dia menghela nafas
"Akan ku pikirkan nanti, sekarang, aku harus mencari jalan ke Kerajaan ku..."
Dia pun mulai berjalan sendirian, dan untungnya masih cerah karena masih siang hari...
Setelah berjalan cukup lama, dia melintasi suatu jalan... Dan dia melihat suatu tanda dengan tulisan
'Kuburan Spade Eichidn... Kamu tidak akan dirindukan, kami harap kamu berada di dalam neraka terdalam, ini hanya sebatas tanda, bukan kuburan asli, di bawah tanda ini tidak ada mayat'
Spade terkejut melihat tanda itu...
"Ehhh? Tapi coba tebak... Aku benar benar kembali... Dan tidak ada yang tau itu... Benarkan?"
Dia menengok ke suatu semak semak...
"Keluarlah... Elf..."
Benar saja, dari semak semak itu muncul 3 elf laki laki yang langsung menyerang ke arah Spade...
Tapi Spade hanya menghentakkan kakinya dengan pelan, dan muncullah sebuah barrier yang melindungi Spade
"Menyedihkan sekali..."
Spade tertawa
Ketiga elf laki laki itu pun terkejut, salah satu dari mereka berkata
"Siapa kau?!"
Spade tidak menjawab...
Kemudian muncul 2 elf perempuan dari balik pohon yang langsung melancarkan panah sihir mereka ke arah Spade, tapi barrier Spade terlalu kuat, anak panah itu hanya memantul saja...
"Barrier itu kuat!" Ucap salah satu gadis elf tersebut
"Cobalah sekuat kalian... Kalian berada jauh dari level ku..."
Kemudian dengan satu hentakan kakinya lagi, dia membuat gelombang kejut yang membuat ketiga elf laki laki itu terlempar menabrak pohon dengan keras
Mereka mengerang dengan kesakitan, tapi kemudian mereka berdiri kembali... Bersiap untuk menyerang...
Tapi...
[Empyrean Sword]
Spade memanggil sebuah pedang... Pedang itu berwarna ungu dengan aura berwarna ungu gelap... Mata merahnya menjadi tajam dengan seringah lebar di wajahnya
Ketiga elf laki laki itu mulai ketakutan...
Spade sendiri tidak menahan diri, dengan kecepatan yang tidak masuk akal, dia menyerang ketiga elf laki laki itu
"Matilah"
Dengan itu, Spade benar benar menebas dan membunuh ketiga elf laki laki itu tanpa belas kasih sedikitpun...
Kedua gadis elf yang melihat tidak jauh dari itu menjadi pucat... Mereka membeku dan tidak bisa bergerak...
Setelah Spade membunuh ketiga elf laki laki itu, dia tertawa dengan puas
"Jadi begini rasanya menindas yang lebih lemah?! Menyenangkan!!"
Kemudian dengan cepat dia menoleh ke arah kedua gadis elf yang tersisa...
Kedua gadis elf itu pun panik... Mereka mulai menangis dan bersujud serta memohon untuk tidak di bunuh...
"K-kami m-mohon, jangan bunuh kami!!" Ucap salah satu gadis elf tersebut
Sementara gadis elf yang satunya juga mencoba untuk mengatakan sesuatu
"K-Kami akan melakukan a-apapun yang k-kau minta!!"
Spade hanya tertawa
"Kalau begitu... Mati."
Dalam sekejap mata, Spade sudah berada di belakang mereka berdua, kemudian Spade menebas kepala mereka secara bersamaan tanpa ragu dan tanpa berfikir dua kali...
Dan ya, kepala mereka pun terlepas, dan tubuh mereka menjadi lemas tak bernyawa di tanah...
"Kalian kira aku akan memafkan kalian dan mengampuni kalian? Tidak akan..."
Pedangnya pun menghilang
"Mereka punya coin emas ga ya?"
Dia pun memeriksa mayat kedua gadis itu dan mendapatkan sekantung coin emas di setiap mayat itu
"Ohhh? Lumayan~"
Dia pun lanjut ke mayat elf laki laki tadi, dan dia menemukan beberapa coin emas lagi, dia pun mengambil semua coin emas itu tanpa sisa...
"Yup sudah semuanya, saatnya lanjut berjalan~"
Dia pun lanjut berjalan seperti tidak terjadi apa apa...
Setelah lama berjalan dia akhirnya mencapai ujung bukit atau jurang, dan di depannya, dia melihat kerajaan yang sangat besar dari kejauhan...
"Itu kerajaannya... Aku harus mulai dari awal dulu... Aku akan membalas dendam ke semua orang di Kerajaan ku..."
Dia pun melompat turun dari jurang itu, dan sebelum kakinya menyentuh tanah, dia menggunakan sihir dorongan ke atas, dia pun mendarat dengan selamat
"Yup... Sihir nya sangat kuat... Mungkin terlalu kuat? Aku tidak tahu..."
Spade pun lanjut berjalan...
"Lalalala~"
Setelah lama berjalan dan berjalan, dia sampai di sebuah tembok besar dan juga gerbang besar yang di jaga 4 penjaga bersenjata...
"Akan menjadi masalah jika aku membunuh para penjaga itu..."
Dia masih mengawasi dari balik pohon...
"Aku akan menyelinap saja... Aku bisa menggunakan sihir stealth tidak ya... Kalau tidak bisa aku akan menggunakan sihir kecepatan saja..."
Dia pun mencoba berbagai cara untuk menggunakan sihir stealth, tpi dia tidak menemukan caranya
"Baiklah, aku akan menggunakan sihir kecepatan saja..."
Sihir berwarna ungu mulai keluar dan mengelilingi tubuh Spade... Dan dengan satu langkah dia sudah menghilang...
Dia sudah berada di dalam kerajaan tanpa ada penjaga yg tau kalau dia telah melewati mereka...
Di gerbang kerajaan cukup sepi...
"Mungkin di tengah atau di daerah yg bukan gerbang itu ramai..." Ucapnya sambil berjalan menyusuri kerajaan raksasa itu...
"Sepertinya gerbang ke kerajaan ini ada 2..." Dia melihat ke arah tengah kerajaan, dan ya, dia melihat ada kastil raksasa yang menjulang tinggi ke atas
"Besar sekali..." Tiba tiba dia teringat sesuatu lagi...
"Tunggu, tubuhku!" Dia melihat ke tubuhnya... Benar saja, tubuhnya sekarang adalah tubuh anak kecil yang berusia 12 tahun...
"Aku anak kecil... Aku tidak tahu apakah aku bisa menyewa penginapan kalau begini..."
"Tunggu... Kalau aku bisa menemukan ujian masuk sekolah yang memiliki asrama, aku tidak harus menyewa penginapan!!"
"Aku hanya akan mengaku sebagai anak yatim piatu!!... Tapi namaku..." Dia berfikir...
"Ah sudahlah, Spade Eichidne kan sudah mati, mereka pasti mengira aku hanya kebetulan memiliki nama yang sama persis!!"
Dia melihat sekitar
"Aku akan mencari sesuatu yg bisa di makan dulu..."
Dia pun melihat ada penjual buah apel dari kejauhan, dia pun menghampiri penjual itu...
Penjual itu melihat anak kecil menghampirinya, dia pun memberi senyuman hangat
"Halo nak, selamat datang"
"Halo paman..." Jawab Spade
"Aku tidak pernah melihatmu di sekitar sini, kamu baru baru ini pindah ke tempat ini ya?" Tanya penjual itu sambil tersenyum
Spade mengangguk
"Iya... Aku ingin membeli apel, berapa untuk setengah kilogramnya?" Tanya Spade
"Ohhh? Kamu ingin membeli apel ya, baiklah, sebentar..."
Penjual itu pun mulai menimbang apel nya dengan timbangan sihir, setelah selesai dia memberikan apel apel itu ke Spade
Spade menerimanya
"Berapa totalnya paman?" Tanya Spade
Penjual itu tertawa
"Tidak usah, ini paman yg traktir" Dia tersenyum
Spade terkejut dan juga kebingungan... Kenapa dia baik sekali? Dia tidak pernah mendapatkan kebaikan sebesar ini, tidak pernah...
"Oh? Terima kasih paman" Jawab Spade sambil sedikit membungkuk sebagai rasa Terima kasih
"Tidak masalah... Oh iya, siapa namamu?" Tanya nya...
Spade terkejut, tapi kemudian dia menghela nafas
"Namaku Spade Eichidne..."
Mendengar nama itu, penjual itu terkejut, sangat terkejut, dan di titik ini Spade sudah pasrah, dia akan menerima apapun yg di katakan oleh penjual itu...
"Wow... Itu nama yg unik..." Kata penjual itu dengan tenang...
Spade terkejut...
"Benarkah?"
"Iya, kamu memiliki nama yang sama persis dengan seseorang yang sudah meninggal, tapi tidak apa apa, dia orang munafik dan tidak berguna, dan kamu adalah anak yang berharga, tidak apa apa" Ucap penjual itu sambil tersenyum
Spade terdiam sejenak...
"Jadi masih ya sampai sekarang..." Katanya dalam hati...
"Owhhh, ya Terima kasih paman, kalau begitu saya pergi dulu..."
"Baik, hati hati di jalan nak" Ucap penjual itu sambil tersenyum
Spade pun mengangguk dan berjalan pergi...
"Aku akan memulai semuanya dari awal... Aku akan merubah semuanya..." Ucap Spade dengan nada pelan sambil berjalan pergi menuju keramaian dan menghilang...