Chereads / The Pain Of Immortality / Chapter 3 - 02. Mo yi

Chapter 3 - 02. Mo yi

Angin tipis menyelimuti rimbunnya pepohonan, sementara itu suara dedaunan yang bergesekan diterpa angin menciptakan melodi alam yang menenangkan, diantara pepohonan yang tinggi dan lebat terdapat sekelompok pedagang yang berjalan perlahan menyusuri jalan setapak, membawa dagangan mereka menuju kota,

"Hahahaha, akhirnya kita berada di tepi hutan", ucap seorang pedagang kepada temannya sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Fyuh, tidak ku sangka bisa lancar seperti in-

"Benar, aku juga sangat tidak menyangka ", sahut pedagang lainnya kepada temannya yang sedang berbicara.

"Hahahaha!" mereka semua tertawa bersama-sama.

Tapi, secara tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menepuk Pundak Moxuan, Moxuan pun menoleh dengan cepat untuk melihat siapa yang baru saja menepuknya, dan ia segera menyadari bahwa itu adalah seoarang kakek-kakek dengan postur tubuh yang membungkuk dan senyum hangat yang ia berikan kepada Moxuan,

"Eh! Kakek, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Moxuan kepada kakek tersebut.

"Ehm, tidak, hanya saja aku ingin bertanya sesuatu kepadamu", balas sang kakek.

"Benarkah, apa itu?" tanya Moxuan.

"Dilihat dari postur dan ukuran tubuhmu kau memang masih terlihat kecil, tapi keberanianmu itu patut untuk dikagumi, sebenarnya aku ingin bertanya kepadamu tentang ini sewaktu pertama kali kau bergabung dengan kelompok kami, tapi saat itu aku tidak punya kesempatan melakukannya", ucap sang kakek.

"jadi, apakah itu?" tanya Moxuan sembari menahan kekesalannya karena harus mendengarkan ceramah dari sang kakek.

"Hm-hm, tenang nak, tolong simpan rasa kesalmu itu", balas sang kakek sambil menunjukkan rasa minta maafnya karena membuat Moxuan mendengarkan ocehannya.

Mereka berdua pun berjalan bersama tanpa menyia-nyiakan sedikit waktu,

"Boleh-kah aku mengetahui namamu nak?" tanya sang kakek kepada Moxuan.

"Namaku Moxuan!" jawab Moxuan sembari ia menunjuk dirinya sendiri menggunakan jempol, seperti halnya anak kecil pada umumnya.

"Moxuan.....sungguh nama yang misterius", gumam sang kakek.

"Lalu dimana kau tinggal sekarang?", tanya kakek lagi.

"Aku tinggal di sebelah hutan sana, di sebuah bukit yang tumbuh banyak sekali tanaman", balas Moxuan denagn menunjuk arah rumahnya.

"Disana? Bukankah disana tidak ada desa?" tanya sang kakek dengan sedikit keheranan.

"Ya, memang disana tidak ada desa, karena aku tidak tinggal disebuah desa", balas Moxuan kepada sang kakek yang masih memandangi arah rumahnya.

Mendengar itu, sang kakek pedagang itu pun terkejut dan menoleh kearah Moxuan,

"Jika kau tidak tinggal disebuah desa, lalu dimanakah kau tinggal, alam liar?" ujar sang kakek dengan penuh keheranan.

"Tentu tidak", balas Moxuan kepada sang kakek.

"Lalu dimana kau tinggal, apakah kau tinggal sendirian disana dan juga berapa umurmu sekarang nak?" tanya kakek pedagang yang sangat amat keheranan.

"Huh, aku tidak tinggal di alam liar, aku tinggal disebuah rumah kecil yang ada di bukit itu, dan juga aku tidak tinggal sendirian, aku tinggal Bersama kakekku, dan untuk umurku sendiri, aku saat ini berumur 10 tahun", jawab Moxuan dengan menjelaskan keadaannya secara spesifik, agar si kakek pedagang tidak melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara gila-gilaan kepadanya, fikir Moxuan.

"10 tahun, kamu?" sang kakek pun mengulang pertanyaannya karena masih terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Moxuan.

"Iya! Apa aku harus mengulanginya lagi didekat telingamu kek?" tegas Moxuan kepada sang kakek dengan sedikit kekesalan.

"Baiklah-baiklah, aku percaya kepadamu nak Moxuan, jadi tolong jangan diambil hati tentang apa yang aku katakan barusan" ujar kakek pedagang dengan sedikit tertawa.

Tak lama setelah itu ada seseorang yang bersorak kepada sang kakek pedagang, ia berteriak sembari melambaikan tangannya kepadanya,

"Ketua, ketua, kita telah tiba, kita telah tiba", ucap orang itu pada sang kakek.

Moxuan pun terkejut dengan apa yang didengarnya, ia tak menyangka bahwa orang yang sedang mengajaknya bicara adalah ketua dari kelompok dagang tersebut, ia menoleh dengan perasaan yang tak menentu, keheranan, terkejut, kekaguman, itu semua yang ada dalam fikirnya sekarang.

"( Apakah benar orang ini adalah ketua kelompok ini, sungguh mengherankan, bagaimana orang sepertinya bisa menjadi ketua?)" umpat Moxuan dalam hati dengan sedikit mengejek.

"Oaaaaaa!" teriak semua orang dengan penuh kegirangan yang terlukis pada wajah-wajah mereka, mereka pun mempercepat langkah dengan antusias menuju gerbang kota.

"Hei nak, mari kita juga mempercepat langkah kita untuk menyusul mereka" ujar kakek pedagang yang sedang memegang

tas ranselnya dan menoleh kearah Moxuan.

Moxuan pun mengangguk dan mempercepat jalannya untuk menyusul para rombongan pedagang tersebut, sembari berjalan ia menoleh ke kanan dan kiri, dan ia melihat Daruku terbang diatasnya, kemudian ia melihat gerbang kota yang sangat besar dan megah yang ada didepannya, disana terdapat 4 penjaga yang berada di posnya masing-masing, Moxuan dan para rombongannya pun menuju pintu gerbang tersebut.

Setelah sampai disana, mereka akan diinterogasi oleh para penjaga yang bertugas disana,

"Tuan dari mana asal anda?" tanya salah satu penjaga disana.

Sang kakek pedagang yang merupakan ketua kelompok dagang tersebut pun maju dan memberikan gong shou (salam kepalan) kepada meraka,

"Salam tuan, kami dari kelompok dagang Mo ingin meminta izin kalian untuk melewati pintu gerbang ini", ucap Kakek pedagang kepada para penjaga sambil menundukkan kepalanya kepada mereka.

"ya! Kau boleh masuk, tapi aku tanya, darimana kau berasal?" balas penjaga tersebut dengan nada yang sedikit menekan.

"Kami Pedagang yang berasal dari kota Qianlong tuan", ujar sang kakek.

"Apa kau punya buktinya!" balas penjaga tersebut dengan sedikit tegas.

Sang kakek pedagang pun merogoh kantong sebelah kirinya untuk mengambil sesuatu, tak berselang lama sang kakek itu pun menunjukkan token berwana biru tosca kepada para penjaga tersebut, Para penjaga pun melihat token milik kakek tersebut dan mereka menoleh satu sama lain.

"Yah, baiklah kau memang dari kota Qianlong, kau boleh masuk", ucap salah satu penjaga yang ada disana, mereka pun membukakan pintu gerbang untuk sekelompok pedagang tersebut.

Mereka pun memasuki pintu gerbang tersebut untuk masuk kedalam kota yang ada disana, disana Moxuan masih teringat pada saat ia datang ke kota tersebut untuk pertama kalinya, ia masih kagum dengan semua isi yang ada disana, mulai dari banyaknya orang yang berlalu Lalang, penjual makanan, wahana, dan tempat-tempat lainnya yang belum pernah ia kunjungi disana, tak berselang lama ia teringat kepada si kakek pedagang tadi, ia pun berlari menuju gerombolan para pedagang tersebut.

"T-tunggu, apakah Ketua kelompok dagang kalian ada diantara kalian?" tanya Moxuan dengan nafas terengah-engah.

"Hoo, apa kau mencariku nak Moxuan?" balas sang kakek sambil berjalan kearahnya yang keluar dari kerumunan.

"Tentu saja, aku mencarimu", ucap Moxuan dengan nada yang tegas dan penuh keyakinan.

"Jadi untuk apa kau mencariku nak?" tanya Kakek pedagang tersebut kepada Moxuan.

Moxuan pun menundukkan badannya dan ia melakukan gong shou untuk melakukan penghormatan kepada kakek tersebut, kemudian ia berkata, "Aku ingin berterimah kasih kepadamu atas apa yang telah kau lakukan kepadaku, aku Moxuan, berjanji akan membayar hutang ini berkali-lipat di masa depan" ucap Moxuan dengan suara yang lantang dan tegas untuk berterimah kasih kepada kakek tersebut.

"Oh, tidak, tidak perlu dibesar-besarkan, aku hanya membantumu lewat, apakah itu dianggap membantu?" balas kakek dengan heran.

"Tentu saja,itu membantu!" ucap Moxuan dengan tegas.

"Dan jika boleh ingin tahu, aku ingin bertanya kepada anda, siapakah nama anda?" tanya Moxuan lagi dengan sangat antusias.

"Namaku?, namaku Mo yin, aku berasal dari Qianlong" balas Mo yin dengan senang hati.