Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Pain Of Immortality

Z_E_R_O_8149
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
26
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - •Prolog •

"Hah-hah-hah", suara hela nafas ter-engah - engah terdengar, seperti seseorang yang tengah putus asa dan tidak percaya dengan apa yang telah ia alami dalam kehidupannya.

 "Ke-kenapa, kenapa ini terjadi?!!"

 "Apakah aku kurang bagimu?!!"

 "APAKAH AKU KURANG KUAT BAGIMUU?!!"

 "MENGAPAAAA?!!!". sembari ia melihat seseorang dan mengepalkan tangannya, ia melihat orang tersebut tanpa berkedip sedikitpun.

 Orang tersebut pun melihat temannya dari jauh, ia tahu bahwa tindakannya tersebut merupakan tindakan yang salah, tapi ia tidak memiliki pilihan lain, dia pun mendorong temannya itu dengan kekuatannya agar menjauh darinya.

 Setelah dia mendorong temannya itu, dia melihat temannya tersebut dengan perasaan berat hati dan merelakannya seperti dia akan tahu bahwa mereka tidak akan pernah bisa bertemu lagi, dia langsung melambaikan tangan kanannya dan mengacungkan jempol dengan tangan kirinya yang ditujukan untuknya.

 "Hahahah!!". Itulah tertawa terakhir yang ditujukan kepada temannya tersebut.

 "TIIDDAAAAKKK!!!". Temannya menyahutinya dengan suara yang lantang sembari ia memukul-mukul barrier yang ada pada sekelilingnya, tapi apalah daya meskipun ia terus menerus memukulinya, bahkan sampai tangan nya terluka mengucurkan darah, barrier itu masih tetap utuh dan tidak tergores sedikitpun.

 Temannya pun tersenyum, ia masih tidak menyangka bahwa hari-hari yang ditunggunya akan tiba begitu saja menimpa mereka, itulah yang difikirkan oleh temannya tersebut diseberang sana.

 Setelah didorong jauh, bahkan yang tadinya tampak begitu jelas berdiri didepannya, sekarang hanya tampak sesosok yang mirip butiran debu karena saking kecilnya yang terus jauh dan semakin menjauh.

 Ia mengingat tawa terakhir temannya yang ditujukan kepada dirinya, emosinya bercampur aduk, bak lautan yang ganas dan terdapat badai yang sangat dahsyat didalamnya yang siap meratakan sebuah negara, tapi disisi lain ia juga merasa sangat sedih karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa ia telah kehilangan teman satu-satunya yang berharga dalam hidupnya.

 Pahit, manisnya semua kehidupan telah ia rasakan, tapi ia tak pernah merasakan perasaan seperti ini, perasaan hebat yang bahkan seolah menusuk seluruh jiwa yang ada pada dirinya.

 Dia menggertakkan giginya, dengan mata kebencian yang diarahkan kepada mereka, dan rasa haus darah yang amat sangat menakutkan yang bercampur dengan rasa kematian seolah dirinya sendiri lah wujud dari kematian itu.

 Dia langsung duduk bersila sembari diiringi dengan hilangnya hawa keberadaannya ia mengeluarkan semua aura kebencian, ketakutan, balas dendam, kesengsaraan, kesedihan, bahkan kematian yang ada pada dirinya, meskipun aura itu tertahan oleh barrier yang menahannya, akan tetapi makhluk mana yang tidak takut saat berada didekatnya, bahkan sejauh 5Km jauhnya tidak satupun terdapat suatu makhluk yang berada di area tersebut.

 Pohon, tanah, udara bahkan semuanya mati, karena radiasi yang dipancarkan dari aura tersebut, tak berselang lama hawa keberadaannya pun semakin pudar.

 Didetik-detik terakhir ia akan kehilangan hawa keberadaannya tanpa ia sadari ia mengingat semua memori tentang sahabatnya itu, dari mereka kecil sampai beranjak dewasa ia mengingat satu persatu kenangan tersebut, kadang ada yang menyenangkan bagi mereka ada juga perselisihan kecil diantara mereka, tapi kenangan itu sendirilah yang membuat sebuah hidup seseorang sangat bermakna.

 Sadar karena keberadaannya semakin memudar dia pun mengucapkan kata terkahir sekaligus umpatan kepada mereka dimana itu juga mengandung sebuah kutukan yang sangat mematikan.

 "Kalian semua--"

 lalu dia pun perlahan menghilang...