Chereads / The Deviant Circle / Chapter 7 - Bab 7: kaget

Chapter 7 - Bab 7: kaget

Apollo duduk di bangku taman kampus Akademi Deviant, menggoyangkan kakinya sambil menatap kosong ke depan. Matahari sore menyinari kampus yang terasa seperti dunia lain, dengan para Deviant berlalu-lalang menggunakan berbagai kemampuan unik mereka. Beberapa mahasiswa melayang di udara, yang lain menghilang dan muncul kembali di tempat berbeda, sementara sekelompok lainnya berlatih teknik bertarung di lapangan terbuka.

Nay menghampiri Apollo dengan santai, tangannya dimasukkan ke dalam kantung jaket akademinya yang berwarna hitam dengan emblem emas di dada. Rambut hitam panjangnya yang sedikit bergelombang berkibar ditiup angin.

"Woi, napa lu bengong?" tanyanya sambil menjatuhkan dirinya ke samping Apollo.

Apollo menghela napas panjang, lalu mengeluarkan sebuah buku catatan dari saku jaketnya.

"Bingung gua," ucapnya.

Nay mengangkat sebelah alis. "Bingung gimana?"

Apollo menunjuk daftar mata kuliah yang tertulis di bukunya.

---

Daftar Mata Kuliah Pilihan

๐Ÿ“– [Manipulatif Energi & Elemen] โ€“ Profesor Kael

โš ๏ธ Perhatian: Tingkat kesulitan tinggi! Butuh penguasaan dasar energi.

๐Ÿ“Œ Banyak tugas eksperimen individu & kelompok.

๐Ÿ“– [Kinetik & Aerodinamika Tempur] โ€“ Profesor Elara

โš ๏ธ Perhatian: Butuh pemahaman fisika dan stamina tinggi.

๐Ÿ“Œ Wajib untuk Deviant dengan kemampuan terbang atau manipulasi kecepatan.

๐Ÿ“– [Strategi Tempur & Taktik Peperangan] โ€“ Profesor Alden

โš ๏ธ Penilaian berdasarkan simulasi & pertarungan nyata. Banyak yang gagal!

๐Ÿ“Œ Banyak tugas individu & ujian taktis mendadak.

๐Ÿ“– [Peningkatan Daya Tahan & Regenerasi] โ€“ Profesor Killa

๐Ÿ“Œ Sangat direkomendasikan untuk Deviant bertipe petarung jarak dekat.

๐Ÿ“Œ Semester lalu, 70% mahasiswa mendapat nilai B ke atas!

๐Ÿ“– [Teknik Ilusi & Persepsi Mental] โ€“ Profesor Lyra

โš ๏ธ Perhatian: Banyak yang menyerah di pertengahan semester!

๐Ÿ“Œ Wajib bagi yang ingin memperkuat pertahanan mental & menghindari serangan psikis.

---

Apollo mengetuk-ngetukkan jari pada daftar itu.

"Gua nggak ngerti harus pilih yang mana," keluhnya. "Gua kuat di pertempuran jarak dekat, tapi gua juga bisa terbang dan pake api. Tapi kalau soal strategi, gua masih payah, apalagi ilusi-ilusi gitu."

Nay bersandar ke belakang sambil melipat tangan di belakang kepalanya. "Gampang, pilih aja yang paling cocok sama lu."

Apollo menatap daftar itu sekali lagi, matanya berhenti pada satu nama.

"Nay," panggilnya, "Profesor Killa itu yang tadi kan? Yang punya kekuatan kayak Profesor X."

Nay mengangguk. "Yup, dia yang bisa ngubek-ngubek ingatan orang."

Apollo menutup bukunya dengan mantap. "Oke! Gua bakal ambil Peningkatan Daya Tahan & Regenerasi!" ucapnya dengan yakin.

Dia segera mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kampus. "Dimana daftarnya Nay? Ada forumnya nggak?"

Nay langsung menoyor kepala Apollo. "Ya mana ada, bego! Kalau ada forum online, pemerintah atau orang luar bisa nyusup dan tau semuanya. Daftar langsung di tempat lah!"

Apollo menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. "Bener juga... Ah, ribet banget, enakan kampus gua dulu, bisa daftar online."

---

Duar!

Tiba-tiba, suara dentuman keras menggema di taman. Tanah bergetar hebat, dan debu mengepul di udara.

Apollo dan Nay refleks menoleh. Tak jauh dari mereka, seorang mahasiswa dan mahasiswi sedang bertarung sengit. Mahasiswa itu tergeletak di tanah yang retak parah, sementara mahasiswi berdiri di atasnya dengan wajah penuh amarah.

"Hah, Ainz sama Dea... Lagi-lagi berantem," gerutu Nay.

Mahasiswa yang dipanggil Ainz itu menggeram sambil bangkit dari tanah, darah menetes dari sudut bibirnya. "Tai, Dea! Lu pikir gua bakal kalah gitu aja?!"

Dea hanya menyeringai. "Lu selalu kalah kok."

Wajah Ainz memerah karena emosi, tangannya berubah menjadi seperti reptil beserta cakar. Sebelum dia sempat menyerang balik, Nay sudah bergerak. Dalam sekejap, sayap kupu-kupu hitamnya terbentang lebar, lalu ia melesat ke arah mereka.

Dengan satu gerakan cepat, Nay menangkap kerah baju Dea dan melemparkannya ke atas. Dea melayang di udara, tapi sebelum dia bisa stabil, Nay sudah menendang Ainz hingga terpental jauh.

Apollo melongo melihat itu. "Cepet banget..."

Ainz terguling di tanah, wajahnya pucat saat Nay mendekatinya dengan tatapan tajam.

"Eh, bangsat," Nay berucap dengan nada dingin. "Baru awal semester, udah berani berantem, mau gua pukulin lagi?"

Ainz menelan ludah, wajahnya langsung berubah gugup. "Ke-Ketua angkatan!"

Apollo yang mendengar itu langsung melotot kaget. "KETUA ANGKATAN?! SERIUS?!"

Nay hanya menyeringai, tangan masih mencengkeram kerah Ainz.

"Yah, gua lupa ngasih tau lu ya, Pol?" Nay menoleh ke Apollo sambil menyeringai. "Gua ini ketua angkatan."

Apollo masih melongo. "Anjir... Pantes aja galak bener."

Nay menepuk pipi Ainz sebelum melepaskannya. "Jangan bikin onar lagi, gua males ngurusin lu mulu."

Ainz mengangguk cepat, sementara Dea sudah mendarat dengan ekspresi kesal.

"Tsk, dasar bossy," gumam Dea.

Nay hanya tertawa kecil. "Mending lu daripada kena hukum disiplin."

Apollo menghela napas panjang. Baru sehari di Akademi Deviant, dan dia sudah melihat banyak hal gila.

Satu hal yang pasti, kehidupannya tidak akan pernah sama lagi.

---

Bersambung.