Penyelenggara event: Binar publisher
(Sudah di revisi)
Disclaimer: Cerita ini pure karya asli, tidak ada plagiat atau jiplakan. Bila mendapati kesamaan hal itu murni hanya kebetulan.
>I Kalian boleh memberikan masukkan atau saran pada cerita ini dengan catatan penyampaiannya harus sopan. Boleh pedas sedikit. Kenapa? agar dijadikan bahan evaluasi untuk authornya.
>I Lalu, jangan lupa untuk mengistirahatkan kedua mata kalian setelah berlama-lama berhadapan dengan layar ponsel, laptop dan jenis elektronik lainnya. Jangan lupa juga untuk merelaksasikan kedua mata kalian, agar terjaga kesehatannya.
Oke, langsung aja di baca!!
....
Di sebuah Wilayah kekuasaan seorang bangsawan tingkat tinggi di mana, setiap warganya yang memasuki usia dewasa baik laki-laki atau perempuan diwajibkan mengikuti kegiatan militer. Demi menjaga keamanan wilayah dari bahaya, Wilayah ini dikelilingi oleh pegunungan putih dan suhu yang ekstrim. Di wilayah Utara dari Kerajaan San, atau lebih dikenal dengan nama Aedem.
- Di dalam asrama ksatria putri -
"Nine, bangun," Panggil seseorang.
Nine menggeliat dan menarik selimut dan berkata dengan malas, "lima menit lagi, aku masih mengantuk."
"Mengantuk? hei, Nine bangun! Kamu ini mengigau,ya? Cepat bangun, bukan saatnya tidur, ayo bangun saatnya kita latihan!" ucapnya dengan terus menari selimut Nine.
Nine yang masih merasa sangat mengantuk merespon dengan malas, "ha? Latihan lagi?"
"Iya latihan lagi," teman sekamarnya menarik Nine untuk bangun. "Sudah jangan tidur terus, ayo bangun, kita harus berkumpul sekarang!" sambahnya.
- Di tempat latihan -
"Selamat pagi semua, hari ini kita akan latih tanding. Oleh sebab itu, kalian dikumpulkan. Sebagai pemanasan, sekarang lari keliling lapangan ini sebanyak 50 putaran, mulai!"
Pria dengan badan besar dan suara keras ini adalah Kepala akademi Militer Aedem. Namanya adalah Amir, Ia seorang tangan kanan kepala keluarga Aedem, karena kebijakan yang ada pada dirinya dan juga perannya dalam keamanan wilayah Aedem.
Nine yang tidak suka latihan pagi, melakukan lari dengan malas. Rekan-rekan yang sudah jauh di depannya dan membiarkan dirinya berlari paling belakang. Hal ini dilihat oleh tuan Amir dan hanya mengamati sebelum memberikan tindakan kepada Nine.
Dengan wajah kelelahan Nine terus berlari dengan tidak bersemangat,"Ini masih pagi dan masih dingin, apa pak tua itu ingin membunuh kami secara perlahan di tengah musim dingin begini?!" Batin Nine.
Amir melihat anak didiknya telah sampai di garis finis dan mendapati Nine yang masih berlari dengan bermalas-malasan "Nine! Tambah 20 putaran lagi!" Teriak Amir.
Nine yang sedang berlari terkejut dengan perintah 20 putaran tambahan dan mulai mengeluh dalam hati, "dasar pak Amir kejam!"
Beberapa menit kemudian, Nine kembali bergabung dengan rekannya yang lain, tetapi, dirinya harus kembali menjalankan hukuman dari Amir.
"Masih mengantuk? Push Up 50 kali!" Tegas Amir.
Nine kembali terkejut. Merasa tidak adil ia mengutarakan perasaannya dengan nada kesal dan juga terengah-engah kehabisan nafas, "kenapa ... saya... saja, pak?!" Protes Nine.
"Karena kamu yang paling tidak ingin melakukan latihan pagi," jawab Amir santai.
Nine yang memang berpegang teguh pada kejujuran merasa tertohok oleh fakta yang memang ia inginkan terucap dari guru di depannya. Walau dirinya tidak terima dengan hukuman yang ia dapat, tapi ia berpikir mungkin ini salah satu rasa kasih sayang Amir kepada anak didiknya. Dengan enggan Nine menerima hukuman yang diberikan.
Setelah selesai pemanasan akhirnya latih tanding dimulai. Para kesatria muda mulai beradu kekuatan, dan berhadapan dengan berbagai macam orang. Laki-laki atau perempuan, besar atau kecil, gemuk atau kurus. Dari latih tanding ini mereka bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka. Sementara Nine masih melakukan hukuman yang diberikan Amir.
"Perhatian! Latihan tanding kita mulai, pertama cari pasangan tanding kalian dan ambil senjata kalian."
"Siap!"
Para ksatria mulai mencari pasangan tanding mereka. Lalu, Amir menghampiri Nine yang sedang berbaring di atas tanah.
"Nine," dari pinggir lapangan Amir memanggil Nine. Nine hanya menoleh dengan wajah yang masih mengatur nafas.
"Jika tidak ada ksatria yang tersisa mengajakmu berpasangan, kamu akan latihan denganku," ucap Amir kepada Nine.
"Tidak, aku menolak berlatih dengan master seperti guru," tolak Nine dan duduk di samping kaki Amir.
Amir hanya menatap Nine dengan tatapan geram, tapi ia juga sudah membuat Nine menerima hukuman. Namun, sikap Nine semakin memberontak. Di kejauhan seorang pemuda mengamatinya.
Mengesampingkan perkara Nine. Amir kembali memberi arah untuk segera melakukan sparing. Terlihat mereka sudah menemukan lawan tanding mereka dan untuk putaran pertama seorang gadis pirang dan pemuda berotot menjadi tim pertama. Sisil adalah teman sekamar Nine, ia memiliki rambut pirang yang indah dan juga memukau. Ia berasal dari salah satu keluarga berpengaruh di Aedem. Keahlianya adalah teknik berpedang pada umumnya dan ia adalah ksatria wanita terkuat di Aedem.
Lalu lawan sparingnya adalah Lan. Seorang pemuda dengan bakat yang luar biasa. Ia bisa menguasai tiga jenis senjata, yaitu, pedang, tombak dan cambuk. Ditambah ia memiliki tubuh yang cukup padat dengan otot yang menonjol.
"Aku tidak menyangka, kau akan memilihku sebagai lawanmu, Sisil," sapa Lan dengan senyum hangat.
Sisil menghela nafas dengan keputusannya memilih Lan, "iya, aku juga tidak menyangka kau akan menerima tantanganku, Lan," Sisil membalas dengan sopan dan nada yang lembut.
Keduanya berisap di tengah lapangan, Amir memberi aba-aba dan pertarungan pun dimulai, "bersiap! Mulai!"
Sisil dan Lan saling berhadapan. Keduanya saling menyerang dan bertahan. Kemampuan keduanya memukau semua orang, Sisil dengan kelincahan pedangnya menerjang Lan terus menerus. Di sisi lain Lan cukup kesulitan menghindari setiap serangan yang diarahkan Sisil yang sangat cepat dan tanpa celah.
Lan tidak ingin kalah dalam menunjukkan kemampuannya memberikan perlawanan. Ia menyerang Sisil dengan mengayunkan pedang secara horizontal. Sisil segera menghindar dan bersiap untuk bertarung. Lan kembali menyerang Sisil dengan serangan yang sama, tapi dengan kejelian Sisil, celah dalam gaya menyerang Lan memiliki celah yang sangat terlihat. Sisil menyerang melalui celah itu, saat pedang kayu melesat ke arahnya seolah-olah akan mengenai dirinya. Pada detik berikutnya ia segera menghindar dengan melenturkan tubuhnya dan menyerang celah yang terbuka dari Lan. Satu serangan menyamping mengenai tubuh Lan dan menggores bajunya.
"Aku mengaku kalah," ucap Lan mengangkat tangan menyerah. Terlihat ia sangat kewalahan dalam menghadapi Sisil, tapi dirinya mengakui jika Sisil memang cocok dengan sebutan ksatria wanita terkuat di AEDEM.
Ksatria lain bersorak untuk kemenangan Sisil dan Lan memandang Sisil dengan tatapan kagum dan juga tatapan lain yang penuh dengan arti lain.
Setelah menyaksikan pertarungan pertama para ksatria lain merasa bersemangat, mereka ingin menghadapi lawan seperti Sisil atau Lan dan mengerahkan semua kemampuan mereka. Ada yang termotivasi untuk menang dan ada yang ragu, tidak percaya diri, dan khawatir akan kekalahan.
Mereka yang memiliki keyakinan dan memiliki percaya diri jika menang, mereka mendapatkan kemenangan itu, tapi mereka yang ragu dengan diri sendiri mendapatkan kekalahan. Ada juga yang dikritik oleh lawannya, ada juga yang menjadi sangat terpuruk. Ada juga yang kesal akan diri sendiri, tapi, dari semua itu, mereka mengakui kelebihan dan kekurangan mereka.
Berikan dukungan kalian juga, ya. Terima kasih sudah mampir! ^0^
Bersambung.....