Kehampaan yang Berbicara
Di tengah kehampaan tak berujung, Kael merasakan sesuatu yang mendalam—keterasingan yang benar-benar menyelimutinya. Dia tidak tahu berapa lama dia telah berada di sana. Apakah satu menit? Satu jam? Seabad? Segalanya kabur, tidak ada tanda-tanda waktu atau ruang.
"Ini adalah neraka, bukan?" pikirnya.
Kael mengingat kembali hidupnya. Ia tumbuh tanpa keluarga, di panti asuhan yang tidak pernah memberinya rasa memiliki. Kehidupan sehari-harinya penuh rutinitas tanpa emosi, kecuali saat ia membaca. Buku-buku, manga, dan novel memberinya pelarian dari kenyataan yang menyakitkan.
Namun sekarang, bahkan kenangan itu terasa jauh. Dia tidak memiliki tubuh untuk merasakan apa-apa, hanya pikirannya yang berputar tanpa arah.
"Tidak bisakah aku mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari ini?"
Saat itulah dia mendengar suara itu.
"Menarik... sangat menarik."
Kael merasa seperti sedang diobservasi. Suara itu, meskipun tenang, membawa kehadiran yang sangat besar.
"Siapa itu?" Kael mencoba bersuara, tetapi hanya pikirannya yang menggema.
Sebuah cahaya muncul, perlahan-lahan membentuk wujud abstrak. Makhluk itu tampak seperti gabungan berbagai elemen kosmis—cahaya, bayangan, bintang, dan kehampaan.
"Aku adalah Pengamat. Dan kau... adalah anomali yang tidak seharusnya berada di sini," kata makhluk itu, suaranya menggema seperti gemuruh badai.
"Anomali? Apa maksudmu?"
"Jiwamu telah terlepas dari siklus alami kehidupan dan kematian. Seharusnya, kau sudah memasuki lingkaran reinkarnasi. Namun, kau terjebak di antara dimensi."
Kael mengerutkan kening, meskipun dia tidak memiliki wajah. "Jadi... apa artinya ini untukku?"
Pengamat tampak mempertimbangkan sesuatu. "Aku memiliki ketertarikan pada keberadaanmu. Aku ingin melihat bagaimana kau berkembang jika diberi kesempatan kedua. Jadi, aku memberimu tawaran: pilih dunia baru untuk hidupmu, dan aku akan mengabulkan tiga permintaanmu untuk memulai perjalananmu."
Kael terdiam. Tawaran ini terdengar seperti sesuatu dari novel-novel fantasi yang sering ia baca. Tetapi, ini adalah kesempatan.
"Aku ingin pergi ke dunia High School DxD," kata Kael. "Itu adalah dunia yang penuh tantangan dan peluang."
Pengamat tersenyum. "Pilihan yang menarik. Lalu, apa tiga permintaanmu?"
Kael berpikir keras, memilih dengan hati-hati:
1. Sihir Sejati Ketiga, Heavens Feel, yang memberikan energi tanpa batas, meski ia belum bisa mengendalikannya sepenuhnya.
2. Template kekuatan dan kemampuan Gilgamesh dari Fate.
3. Sistem pertumbuhan interaktif yang membuatnya semakin kuat berdasarkan kerja keras.
"Permintaan yang cerdas. Aku setuju," kata Pengamat. "Namun, ingatlah, dunia yang kau pilih penuh bahaya. Hanya mereka yang kuat yang dapat bertahan."
Sebelum Kael sempat merespons, segalanya berubah menjadi cahaya terang.
---
Kehidupan Baru yang Penuh Kekacauan
Ketika Kael membuka matanya, ia merasakan sensasi fisik untuk pertama kalinya setelah apa yang terasa seperti keabadian. Udara segar masuk ke paru-parunya, aroma tanah dan dedaunan memenuhi hidungnya.
"Ini..." Kael melihat sekeliling. Pohon-pohon tinggi menjulang di sekelilingnya, dan suara burung serta aliran air terdengar di kejauhan. Dunia ini terasa nyata, bahkan lebih nyata daripada dunia asalnya.
Dia melihat ke bawah. Pakaian mewah berwarna emas dengan pola rumit membungkus tubuhnya. Dia menyentuh rambutnya yang kini putih dan berkilauan.
"Aku benar-benar di sini..." gumamnya.
Namun, sebelum ia bisa merenungkan lebih jauh, sebuah suara bergema di kepalanya.
[Selamat datang, Kael Vermillion.]
Kael terkejut. "Siapa itu?"
[Aku adalah Sistem Pertumbuhan. Salah satu permintaanmu.]
Kael menenangkan diri. "Baiklah, jadi kau adalah sistem yang akan membantuku. Apa yang bisa kau lakukan?"
[Aku memberikan misi, melacak pertumbuhanmu, dan memberikan panduan untuk mengembangkan kekuatanmu. Untuk memulai, aku akan memberimu misi pertama.]
---
Misi Awal: Bertahan Hidup
Deskripsi: Kau baru saja tiba di dunia ini tanpa sumber daya. Tujuanmu adalah bertahan hidup selama lima hari di lingkungan liar.
Hadiah: Akses ke informasi awal tentang kekuatanmu.
Penalti: Tidak ada.
---
Kael membaca deskripsi misi itu dan mendengus. "Jadi aku harus bertahan hidup? Bukannya ini seharusnya lebih mudah dengan semua kemampuan yang kumiliki?"
[Kekuatanmu hanya akan terbangun melalui latihan dan usaha. Dunia ini tidak akan memberikan segalanya secara cuma-cuma.]
Kael mendesah. "Tentu saja."
Dia mulai berjalan, mencoba mencari sumber makanan dan tempat berlindung.
---
Hari-Hari Pengembaraan
Hari Pertama:
Kael menemukan sungai kecil. Dia meminum airnya dan mencoba menangkap ikan, tetapi gagal karena kurangnya pengalaman. Malam itu, ia tidur di bawah pohon besar, dengan perut kosong dan tubuh lelah.
"Aku butuh lebih dari sekadar keberuntungan," pikirnya.
Hari Kedua:
Dia mencoba memanfaatkan kekuatan sihirnya, tetapi tidak ada hasil. Sistem memberinya panduan sederhana tentang meditasi, tetapi tanpa pengalaman, kemajuannya lambat.
[Kesabaran adalah kunci. Kekuatan besar membutuhkan dasar yang kuat.]
Kael tidak menjawab, tetapi ia tahu Sistem itu benar.
Hari Ketiga:
Kael akhirnya berhasil memancing ikan kecil menggunakan tongkat sederhana yang ia buat. Itu adalah pencapaian kecil, tetapi cukup untuk meningkatkan semangatnya.
"Aku akan bertahan di sini," katanya pada dirinya sendiri.
---
Pertemuan dengan Azazel
Kael sedang mencoba menyalakan api ketika dia merasakan kehadiran seseorang.
"Kau sepertinya punya potensi," kata sebuah suara santai.
Kael mendongak dan melihat seorang pria berambut pirang dengan sayap hitam besar berdiri di depannya.
"Siapa kau?" Kael bertanya, nada suaranya dingin dan penuh waspada.
"Aku Azazel. Dan kau... menarik sekali," kata pria itu sambil tersenyum.