Chereads / Wonderful Adventures / Chapter 1 - Pertolongan Dewa

Wonderful Adventures

AllArchives
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 52
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pertolongan Dewa

Ketika Dunia dilanda kelaparan besar akibat penyerangan makhluk asing, sebuah desa yang sangat taat dan mempercayai keberadaan Dewa tetap berdoa untuk mendapatkan berkah. Sekian lamanya mereka berdoa akhirnya mereka menemukan pohon yang tumbuh di tanah yang sudah rusak oleh kayu yang sudah menjadi abu.

Serentak mendekati pohon dan seketika itu juga pohon tersebut memunculkan buah, salah satu dari mereka memetiknya dan menyadari bahwa setelah buah itu di petik, akan tumbuh kembali di tempat yang sama. Berbondong-bondong seluruh penduduk berbaris untuk menunggu giliran mereka memetiknya, sebanyak apapun buah itu di petik akan terus tumbuh sehingga hati mereka dipenuhi rasa bersyukur atas kehendak Dewa yang memberi belas kasihan kepada mereka.

Namun, seorang gadis kecil yang tampaknya berusia tujuh tahun berbicara dalam nada yang sangat kecil "Tsk, Dewa seperti apa yang baru menolong setelah waktu yang lama kalian habiskan untuk berdoa. Dewa hanyalah mitos dalam kepercayaan mereka, jika memang mereka ada dan mereka mahakuasa, mengapa mereka baru menolong kami?. Mengapa tidak sejak lama mereka mendengarkan doa kami?".

Yah tidak diragukan lagi bahwa gadis itu menentang kehadiran Dewa. Dalam keluhan suara kecilnya terdengar oleh salah satu dari penduduk yang sedang menikmati buah abadi, kemudian beberapa orang menghampiri gadis itu.

"Rambut berwarna putih adalah hal tabu dalam dunia, sejarah tentang Dewa menyebutkan bahwa rambut putih adalah kehadiran yang tidak biasa dan mereka mengutuknya. Halo gadis kecil, temanku baru saja mendengar perkataanmu.". Senyuman tipis yang diwakili oleh niat jahat terpancar dalam wajah pria yang melontarkan perkataan itu kepadanya.

Sebagai seorang anak kecil, tentu saja dirinya memiliki rasa takut terhadap sesuatu yang kecil. Tanpa berpikir panjang memutuskan untuk pergi meninggalkan tiga orang yang menghampirinya, akan tetapi, mereka menahan tangannya dan menggenggam dengan erat.

"Ahh...". Gadis kecil itu mengeluarkan suara seperti merasa kesakitan. "Bisa tolong lepaskan tanganmu, lenganku merasa sakit". Tentu saja itu adalah permintaan yang mustahil akan dilakukan oleh tiga pria tersebut.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku...!". Pria yang megggenggam erat tangannya melontarkan perkataan dengan nada yang terdengar marah.

"Pertanyaan...?. Pertanyaan apa yang kalian berikan kepadaku, kalian hanya mengatakan bahwa teman kalian mendengar perkataan ku, bukankah itu hanya masalah kecil?. Biarkan aku pergi."

"Masalah kecil...!?. Hahahaha, semuanya dengarkan aku, baru saja gadis ini mengatakan bahwa Dewa adalah keberadaan mitos dan mengatakan bahwa hanya orang konyol yang mempercayai nya..!". Pria yang menggenggam tangannya berteriak untuk memprovokasi semua orang yang ada disana sehingga pandangan semua orang berubah ke arahnya.

Ia merasa semakin takut, naluri anak kecilnya mendorong dirinya untuk menangis namun dia tidak bisa sehingga pada akhirnya semua penduduk menghampirinya dan pria yang menggenggam tangannya mendorong dirinya hingga terjatuh.

"Dewa adalah mitos?"

"Siapa anak kecil ini?"

"Hei lihat. Rambutnya berwarna putih...!!"

"Tidak mungkin... Gadis kecil ini adalah manusia yang di kutuk oleh Dewa!?"

Berbagai perkataan menyakitkan terdengar oleh telinganya, hingga pada saat itu seluruh penduduk memukuli dirinya hingga terluka parah dan tidak dapat menggerakan tubuhnya sama sekali.

"Kenapa... Tolong... Aku tidak ingin mati" Kesadarannya pun hilang hingga beberapa waktu kedepan ia mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan melihat wanita muda dengan rambut merah yang sedang duduk dan membaca buku.

"Oh, Kamu sudah bangun?". Melihat situasi sekeliling penuh dengan rak buku yang sangat banyak. Pikirannya memiliki banyak pertanyaan tetapi dia lebih berfikir untuk bertanya hal yang penting.

"Ini adalah perpustakaan ku. Berhubung kamu sudah sadar, izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku adalah Remy Aurielle, aku sedang menyelidiki desa tempat asalmu tapi aku melihat seorang gadis kecil yang terluka dan tidak sadarkan diri jadi aku memutuskan untuk membawa nya ke kediamanku. Dengan kata lain aku adalah penolongmu".

Sudah pasti reaksi yang akan diberikan adalah kebingungan, bahwa wanita yang menyelamatkannya menjawab pertanyaannya bahkan sebelum dia melontarkan pertanyaan tersebut.

"Jangan khawatir, aku tidak memiliki niat jahat kepadamu dan aku sudah tau situasi yang kamu alami sehingga terluka parah, aku bisa membaca pikiran dan mengintip isi ingatan orang lain. Aku sudah melihat semuanya."

"Lalu... Jika kamu sudah melihat kejadiannya, apakah kamu merasa keberatan sama perkataanku sama seperti mereka..?". Gadis tersebut megatakan hal itu dengan nada gemetar ketakutan.

Remy melihatnya dan mengetahuinya, namun dia hanya tersenyum tipis dan menghela nafas lalu mengatakan. "Entah kamu percaya atau tidak, aku tidak memiliki niat jahat kepadamu. Bukankah itu sudah aku katakan sebelumnya?. Selain itu bukankah tidak sopan jika tidak memperkenalkan diri setelah orang lain sudah memperkenalkan dirinya kepadamu?.. Yah aku sudah tau siapa kamu tapi aku memberi tahu hal ini kepadamu bahwa kamu harus kembali memperkenalkan diri ketika orang lain sudah memperkenalkan dirinya."

"Maafkan aku. Namaku adalah Angelica dan nama keluargaku adalah Celestine, Ayah dan Ibuku sering memanggilku Angeline. Kamu juga boleh memanggilku seperti itu. Ngomong-Ngomong kenapa kamu menyelamatkanku?" Nama gadis kecil itu adalah Angeline dan dia dipenuhi pertanyaan alasan mengapa dirinya di selamatkan. Apakah itu sebuah kebetulan?.

Remy berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju rak buku dan menaruh kembali buku yang sebelumnya di baca ke tempatnya. Remy tidak menghampiri Angeline, tetapi berdiam di depan rak buku dan mencari buku baru untuk dibaca.

"Apakah ada alasan untuk menolong orang lemah?. Aku tidak bisa meninggalkan anak kecil yang terluka dan tidak sadarkan diri di jalanan sendirian, selain itu juga belakangan ini selalu turun hujan. Luka yang kamu alami tidak akan menyebabkan kematian, tetapi jika kamu tidak sadarkan diri di jalanan dan kehujanan maka potensi kematian bukan dari luka tetapi kedinginan. Aku juga merasa bosan selalu sendirian disini jadi aku menolongmu untuk membuatmu berhutang budi dan menemaniku di tempat ini"

Angeline memperihatkan reaksi yang bingung, namun kesampingkan hal tersebut, dirinya berpikir bahwa ia beruntung masih hidup dan mengucapkan terimakasih. Lalu bangun dari tempat berbaring nya

Remy melihatnya dan tersenyum lalu memanggilnya, Angeline yang mendengarnya langsung menghampiri Remy. Tanpa alasan apapun Remy mengelus kepala Angeline.

"Bagus jika kamu mengerti, mulai sekarang sampai kapanpun, ini adalah rumahmu dan anggap saja bahwa aku adalah kakakmu, aku sudah tahu bahwa kamu hidup sendirian selama ini, tidak memiliki keluarga atau siapapun maka mulai sekarang aku adalah keluarga mu. Jalani hidup di tempat ini dan aku akan membantumu menyelidiki keluarga Celestine"

Angeline mendengarnya dan terharu karena perkataan yang belum pernah ia dengar selama hidupnya, setelah sekian lamanya dia tidak bisa menangis, kali ini dirinya tersentuh bahwa setelah 2 tahun bertahan hidup sendirian setelah kematian Ayah dan Ibunya. Hidup dalam perundungan dan penderitaan dalam usia yang masih kecil.

"Terimakasih... Terimakasih Banyak..." Setiap perkataannya berselang dengan tarikan nafas karena sedang menangis.

Remy memeluknya dan menenangkannya, kemudian Remy mengajaknya untuk makan bersama untuk pertama kalinya sebagai keluarga. Bertahun-tahun mereka bersama sebagai Adik dan Kakak tanpa hubungan darah hingga Angeline tumbuh sebagai gadis berusia enam belas tahun.

Selama mereka bersama, Remy mengajarkan banyak hal kepada Angeline. Terutama tentang sihir, Angeline yang berasal dari desa kecil tidak tahu bahwa ada sihir di dunia yang merupakan pondasi kekuatan, krena selama dirinya hidup, ia hanya di penuhi oleh bisikan bisikan doa meminta belas kasihan kepada Dewa, Remy mengajarkan Angeline sihir dasar untuk kebutuhan sehari-hari seperti sihir elemental dan kontrol energi sihir untuk menggerakan suatu benda agar dapat memudahkan pekerjaan.

"Kak, aku saat ini berusia enam belas tahun dan sangat penasaran bagaimana dunia luar. Aku berencana untuk pergi berpetualang. Kakak sudah sejauh ini membantuku dan aku tidak ingin terus mengandalkan dirimu dalam masa perkembanganku, Jadi... Apakah kamu memberiku izin untik pergi berpetualang??".

"Kamu sudah tumbuh menjadi wanita, tentu aku akan mengizinkan kamu untuk pergi berpetualang namun beberapa hal yang perlu kamu ingat...!. Pertama, Jika merasa dalam bahaya kamu harus segera lari menjauh dan terutama jangan melakukan hal yang berbahaya. Kedua, Jika kamu membutuhkan sesuatu jangan melakukan pekerjaan yang kotor. Ketiga, Terakhir jangan lupa untuk pulang, aku akan merindukanmu jika kamu terlalu lama diluar". Remy tentu mendengarkannya dan tanpa pikir panjang setuju untuk Angeline pergi berpetualang namun Dengan beberapa syarat

Angeline mendengarkannya dan menyetujui peringatan yang di katakan Remy. Waktu sudah malam hari dan mereka sedang membereskan perpustakaan yang juga rumah mereka sebelum fajar tiba dan Angeline pergi dari rumah untuk berkelana.