Chereads / Black Trick / Chapter 1 - Bryant Thompson

Black Trick

🇮🇩jihanvelia
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 193
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bryant Thompson

Chapter 1 :

Bryant Thompson

 

******

 

SELASA, 19 MARET 2024.

 

TAHUN INI, California mengadakan turnamen renang tingkat nasional untuk putra dan putri. Hal ini disambut meriah oleh setiap kabupaten dan kota yang ada di California, terutama kota Los Angeles, kota metropolitan terpadat di dunia dan yang terbesar kedua di Amerika Serikat. Di Los Angeles, begitu banyak banner-banner dan iklan di jalan besar yang memberitahukan diadakannya turnamen renang nasional di California tahun ini. Setiap provinsi dan kabupaten mulai melakukan penyaringan kembali di dalam tim regional mereka masing-masing, begitu juga Kabupaten Sonoma, California Utara. Turnamen nasional itu akan diadakan selama kurang lebih enam hari, berikut pertandingan semifinal dan finalnya.

 Seperti biasa, turnamen nasional itu akan menampilkan total 37 pertandingan; 18 pertandingan untuk putra, 18 pertandingan untuk putri, dan 1 pertandingan campuran (ini sudah termasuk dua pertandingan 10 km renang maraton di perairan terbuka). Nomor-nomor pertandingannya adalah:

 

Gaya bebas: 50, 100, 200, 400, 800, dan 1.500, Gaya punggung: 100 dan 200, Gaya dada: 100 dan 200, Kupu-kupu: 100 dan 200, Medley individu: 200 dan 400, Estafet: 4×100 gaya bebas, 4×200 gaya bebas; 4×100 medley (pria, wanita, dan campuran), lalu Maraton: 10 kilometer.

 

Kabupaten Sonoma telah berhasil menyaring dan menetapkan tim yang berisi 48 orang. 48 orang tersebut terdiri dari 21 peserta tim putri dan 27 peserta tim putra dengan rentang usia dari delapan belas hingga tiga puluh tahun. Masing-masing peserta tersebut ada yang mengikuti satu event atau satu nomor pertandingan dan ada juga yang mengikuti beberapa nomor pertandingan sekaligus. Ada sepuluh pelatih yang terdiri dari satu head coach tim putra, satu head coach tim putri, satu head coach renang perairan terbuka, dan tujuh asisten coach. Latihan resmi akan diadakan pada tanggal 1 April 2024, yaitu tiga belas hari kedepan. Mereka akan dikarantina dan dilatih secara intensif. Sementara itu, sebelum tanggal 1 April 2024 tiba, para peserta diarahkan untuk berlatih secara mandiri dan menjaga kesehatan.

Namun, sepuluh dari 27 peserta pada tim putra memiliki ide yang berbeda. Ketimbang berlatih secara mandiri, mereka yang sudah akrab ini memilih untuk berlatih bersama-sama di sebuah tempat. Setelah dua kali meet-up, mereka pun sepakat untuk berlatih di sebuah vila milik Keluarga Saunders yang terletak di ujung kota Healdsburg. Tentu saja ini adalah saran dari Keith Saunders, salah satu dari mereka yang merupakan anak sulung dari Keluarga Saunders. Keluarga ini memang kaya raya.

Kota Healdsburg. Salah satu kota yang ada di Sonoma County. Indah, bersejarah, dan dikelilingi oleh perbukitan serta kebun anggur. Healdsburg adalah kota di Sonoma yang sempurna untuk menggambarkan julukan "Sonoma Wine Country". Terletak di tepi Sungai Rusia di utara Sonoma County, Healdsburg menyimpan pesona komunitas pertanian kecil dengan destinasi wine dan makanan kelas dunia. Healdsburg memiliki banyak sekali perbukitan yang indah, pertanian-pertanian yang luas. Alamnya begitu indah untuk dipandang, sungguh destinasi yang menakjubkan untuk healing. Mungkin ini jugalah sebab Keluarga Saunders membuat sebuah vila besar di daerah itu, apalagi mereka juga dapat berburu wine. Kill two birds with one stone, they say.

Pada hari yang ditentukan, yaitu hari ini, pergilah kesepuluh orang tersebut ke ujung kota Healdsburg, tempat di mana vila milik Keluarga Saunders terletak. Dengan membawa tiga mobil, mereka pergi ke sana bersama-sama. Sepuluh peserta yang ikut adalah Castro Cortez, Austin Rivera, Christensen Fletcher, Ibarra Silva, Kane Houston, Bryant Thompson, Keith Saunders, Thomas Lewis, Russel Vazquez, dan Lucas Anguiano. Mereka membawa satu asisten coach dari tim Sonoma County yang bernama Andrew Cervantez dan satu dokter pribadi Keluarga Saunders bernama Gray Sullivan. Jadi, total orang yang ikut dalam kegiatan ini adalah dua belas orang.

Mereka semua pergi ke vila tersebut; mereka berkendara melewati jalanan indah Healdsburg dengan hati yang gembira. Meski mereka pergi ke sana untuk berlatih, mereka juga menghitung ini sebagai vacation tipis-tipis. Selesai berlatih, kan, mereka bisa keluar dari vila untuk jalan-jalan sore. Ini sempurna.

Di dalam salah satu mobil berwarna putih di mana ada Lucas, Ibarra, Kane, dan Bryant, terdengar lagu dari The Weeknd yang berjudul Save Your Tears tengah diputar di radio. Kane yang mengemudi tampak sangat menikmati lagu itu, kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama, dia bernyanyi dan jemarinya mengetuk roda kemudi sesuai beat.

Tiba-tiba, Bryant yang ada di kursi penumpang mulai menyikut Ibarra yang ada di sampingnya. Pemuda berambut mullet itu menunjukkan sebuah foto yang terpampang di layar ponselnya pada Ibarra. Itu adalah foto seorang perempuan berambut pirang dan ber-tanktop warna merah muda. "Hei, look."

Pemuda yang rambutnya sangat pendek (seperti tentara) bernama Ibarra itu kemudian memajukan tubuhnya ke arah Bryant, melihat ke foto tersebut, dan mengernyitkan dahi. "What?"

Bryant menyeringai. Alisnya naik-turun, sorot matanya terlihat jenaka. Tatapannya jail; ia sepertinya ingin membanggakan sesuatu atau mengatakan sesuatu yang tidak terlalu ingin Ibarra dengar.

"So fucking hot, isn't she?" tanya Bryant. "I had sex with her two weeks ago."

Ibarra melongo. Bukan, bukan karena iri. "Kau memberitahukan soal hubungan seksual kalian ke orang lain? Are you sure?"

Lucas yang duduk di sebelah kursi kemudi (di sebelah Kane) mulai menghela napas dan menggelengkan kepala. Lucas kurang tertarik dengan pembahasan yang merendahkan wanita seperti ini. Sementara itu, Kane malah tertawa. Agaknya, Kane ini satu otak dengan Bryant. Satu server.

"Bagaimana rasanya?" ujar Kane. Sialan, malah ditanya. "Maaan, it's been a long time since I had sex."

Kini, giliran Ibarra yang mendengkus pelan, lalu ia bergegas mundur dan duduk dengan posisi semula. Ia tidak lagi melihat ke layar ponsel milik Bryant. Bryant yang merasa direspons dengan asik oleh Kane pun mulai excited. Ia tampaknya langsung mau buka-bukaan dengan Kane, tidak peduli dengan reaksi Lucas dan Ibarra.

"Damn, Man. It felt so good. She understood the assignment. It would have been better if the slut hadn't been so loud at that time," jawan Bryant. "Aku tidak terlalu suka pelacur yang berisik."

Kane tertawa. Pemuda itu lalu berkata, "What? Bukankah justru bagus kalau wanitanya aktif?"

"Jangan terlalu aktif, soalnya aku risi," jawab Bryant sekenanya. Seolah-olah wanita itu adalah benda baginya.

Sementara itu, Lucas memutar bola matanya kesal. Pembicaraan ini tidak menarik sama sekali baginya hingga kemudian Lucas menimpali, "Jangan sembarangan menyebut setiap wanita yang kau setubuhi 'pelacur', Bryant. Biarpun begitu, kau tidur dengan mereka."

Diam-diam, Ibarra mengangguk menyetujui. Tangan kekarnya ia posisikan menyilang di depan dada. Bryant yang tadinya sedang pamer (maklum, agak narsistik) mendadak menatap ke arah Lucas dan matanya melebar; Bryant merasa seperti sedang ditantang. Ia pun tertawa hambar, raut wajahnya terlihat sedikit kesal dengan komentar Lucas, tetapi ia tutupi dengan tawa. Meski sebenarnya tawanya itu terdengar sangat hambar dan dipaksa. Seperti tawa meremehkan. "Easy, Lucas, I was just kidding," ujar Bryant. Tawa hambarnya yang mengganggu itu mendadak berhenti. "Mereka juga memang pelacur yang memohon-mohon untuk kutiduri. Kami sama-sama menikmati. Dia juga suka saat aku memanggilnya pelacur."

Kane tertawa renyah dan mencoba untuk mencairkan suasana. "Sudah, Lucas, Bryant hanya bercanda," katanya. "Omong-omong, berapa lama lagi kita sampai?"

Ha. Cara lama. Mengalihkan pembicaraan.

Ibarra tiba-tiba menyahut, "Mungkin lima belas menit lagi. Tiga puluh menit yang lalu aku bertanya pada Keith dan dia bilang, vilanya sudah dekat dan kurang lebih setengah jam lagi kita akan sampai."

"Oh, oke," kata Kane. "Thanks."

Ibarra mengangguk. Ia melihat ke depan dan mendapati mobil rombongan Keith ada di depan mereka. Di dalam mobil Keith ada asisten pelatih, dokter, dan juga Austin. Berarti mobil rombongan Russel ada di belakang mobil mereka.

Kurang lebih lima belas menit kemudian, mereka benar-benar sampai di depan sebuah vila yang dikelilingi oleh kebun wine di samping kanan dan kirinya. Jauh di depan sana ada bukit dan padang rumput yang luas. Hari sudah sore dan matahari yang hampir terbenam membuat pemandangan itu terlihat luar biasa mengagumkan. Irresistible. Berdiri dan bernapas di sana rasanya seperti menghirup udara yang amat segar di alam luas. Khas Healdsburg sekali. Vila itu berwarna putih dan tinggi. Halaman depan vila itu juga sangat luas dan dibuat menjadi lapangan horse riding.

"Wow…" ucap Chris kagum. Dia menyuarakan kekaguman dari sepuluh orang lainnya yang hanya terperangah dengan mata yang melebar tak percaya saat baru turun dari mobil. Mulut mereka menganga, lalu mereka tersenyum puas. Ini menakjubkan.

Perfect.

Keputusan mereka tidak salah. Ini sungguh tempat yang tenang dan damai. Mereka bisa berlatih dengan tenang di dalam vila. Info dari Keith, kolam renang tempat mereka berlatih nanti akan ada di dalam vila. Semuanya sudah disiapkan oleh Keith.

"Woohoo, Bro," ucap Thomas. "You don't disappoint at all!"

Keith menanggapinya dengan senyuman miring. Of course. He is Saunders, what did you expect?

Castro bersiul tatkala melihat pemandangan yang luar biasa itu di depannya. Mereka benar-benar senang sudah datang ke sini. Pelatih Andrew dan Dokter Gray juga terlihat tersenyum senang seraya mengangguk.

"Apakah kau menyiapkan tempat latihan dengan baik, Keith?" tanya Coach Andrew.

Keith menatap pelatih itu dan mengangguk. "Yup. I did. Don't worry. We will have a good time here. Let's head inside."

Keith mengarahkan kepalanya ke arah pintu masuk, mengode teman-temannya. Dokter Gray dan Pelatih Andrew lalu menggiring mereka semua untuk masuk setelah mengeluarkan seluruh barang-barang mereka dari dalam mobil.

 "I'll guide you," kata Keith sekali lagi, sebelum membuka pintu utama vila itu. "Aku akan menunjukkan kalian ruangan-ruangan di vila ini."

 "Tawaran yang bagus." Dokter Gray menyetujui. Mereka memang perlu sedikit tour di vila yang tinggi dan luas ini, terutama di ruangan-ruangan yang paling dibutuhkan, misal kolam renang, dapur, kamar mandi, ruang kesehatan (untuk Dokter Gray), kamar, dan ruang bersantai. Namun, agaknya Keith berencana untuk memberitahu seluruh ruangan yang ada di vila itu.

 

******

 

 Hari sudah malam. Mereka sampai tadi sore, tour sebentar di dalam dan di luar vila, lalu meletakkan barang-barang mereka di dalam kamar-kamar yang sudah disediakan oleh Keith. Setelah itu, mereka membersihkan diri dan menyiapkan makan malam bersama-sama. Vila itu sudah dilengkapi dengan banyak bahan makanan, jadi mereka tidak perlu khawatir selama sebelas hari kedepan. Fun fact, di vila milik Keluarga Saunders ini juga ada ruangan gym!

 Jadi, pembagian kamar mereka adalah:

 Kamar pertama, di lantai satu : Thomas, Lucas, Ibarra, dan Chris.

 Kamar kedua, di lantai satu : Russel, Kane, Bryant, dan Castro.

 Kamar pertama, di lantai dua : Austin dan Keith (for your information, Keith adalah sahabatnya Austin, jadi Keith selaku pemilik vila ini tentu mengajak Austin untuk tidur sekamar dengannya saja daripada canggung tidur bersama pelatih dan dokter).

 Kamar kedua, di lantai dua : Pelatih Andrew dan Dokter Gray.

Setelah makan malam, mereka semua (minus Pelatih Andrew dan Dokter Gray) langsung bersama-sama pergi ke lokasi latihan utama mereka selama sebelas hari ke depan: kolam renang. Kolam renang vila ini terletak di salah satu ruangan yang ada di lantai satu. Indoor pool. Kolam renang tersebut sudah dilengkapi dengan tali lintasan, balok start, dan papan sentuh pengukur waktu otomatis. Mereka semua masuk ke sana dan duduk di kursi-kursi lipat yang ada di pinggir kolam. Ada juga yang duduk di lantai dan kakinya masuk ke dalam air kolam. Hari ini mereka berencana untuk istirahat sebelum bertempur latihan keesokan harinya. Mereka minum jus jeruk dan memakan beberapa snack (yang tentu saja atas izin pelatih) seraya mendengarkan musik, mengobrol soal turnamen yang sebentar lagi akan diadakan, bertukar informasi seputar renang, dan juga bertukar informasi seputar kemampuan mereka masing-masing. Mereka juga mengobrol tentang kemampuan teman-teman setim mereka yang tidak ikut bersama mereka saat ini. Di pembicaraan yang berbobot itu, mendadak Castro bersuara sedikit kencang guna mengalihkan perhatian semua orang.

"Hei, guys!" ucapnya seraya cengar-cengir tak keruan. Semua orang sontak menoleh ke arahnya.

"Jangan beritahu Coach Andrew dan Dokter Gray, oke?" katanya lagi seraya menempelkan jari telunjuknya ke depan bibirnya. "Aku membawa alkohol bersamaku. So….let's drink!"

Kane menganga. Ia pun tertawa. "You whaaaaaatt?!"

"Damn!" sahut Bryant. "Ide bagus!"

Russel menyela, "Heh. Kalian ke sini ingin latihan atau bermain-main?"

Thomas lalu menepuk pundak Russel dan tertawa. Ia pun menjawab Castro seraya menggeleng, masih tertawa. "Cas, kau sudah gila."

 Castro, Kane, dan Bryant semakin tertawa kencang. Austin lalu buka suara, "Kita ini atlet. Alkohol akan memperlambat gerakan kita. Jangan macam-macam, kalian."

 "Ototmu juga akan sulit berkontraksi dan akan kehilangan kekuatannya. Jangan harap kita akan menang kalau kau mengikuti nafsumu untuk minum alkohol," ucap Ibarra, pemuda itu nada bicaranya seperti ada template-nya tersendiri. Bicaranya kaku dan ikut format seperti terbiasa dilatih di militer. Jadi, dia kurang gaul. Bicaranya kurang luwes.

 "Astaga, hanya untuk hari ini saja, lho!" ucap Castro. "Besok kita akan latihan. Hari ini kita belum mulai, apa salahnya sehari saja kita cheating?"

 "Kalau kau minum alkohol malam ini, besok pagi kau akan merasa pengar. Tidak fit untuk latihan. Kita akan jogging dan latihan fisik besok pagi," sahut Chris.

 "Jangan membuat tim kita kalah karena kebiasaan burukmu, Cas," timpal Keith. "Kuharap kau membuang alkohol yang kau bawa."

 Castro pun akhirnya memutar bola matanya. "Iya, deh, iya. Teman-temanku ini sangat ketat." Thomas, Bryant, dan Kane tertawa.

 "Karena kami ingin menang," jawab Lucas. Yang lain (selain pendukung Castro) langsung mengangguk setuju. Castro melihat mereka-mereka yang mengangguk itu dan ia sadar bahwa ia telah kalah suara. Mendengkus, akhirnya Castro pun mengangkat kedua tangannya ke atas, pertanda bahwa ia menyerah. "Oke, oke. Aku kalah. Akan kubuang alkoholku."

 Kane menepuk pundak Castro, bermaksud memintanya untuk sabar, tetapi wajah pemuda itu tampak menahan tawa. Obrolan kesepuluh peserta itu pun kembali ke default, yaitu tentang perlombaan, porsi latihan yang kira-kira akan diberi oleh Coach Andrew, dan tentang kelebihan serta kekurangan mereka masing-masing dalam renang.

 

******

 

 Malam itu, Chris terbangun karena mendadak merasa haus. Pemuda itu kemudian separuh bangkit, menyingkap selimutnya, lalu meraba ponselnya yang ia letakkan di balik bantalnya sebelum ia tidur. Saat telah mendapatkan ponsel tersebut, Chris lalu menghidupkan ponsel itu sejenak. Cahaya dari layar ponsel itu sempat membuat matanya agak sakit. Silau.

 Oh. Ini jam dua pagi. 2.30 AM.

 Chris lalu melihat ke sampingnya. Thomas masih tidur terlelap dengan pose yang berantakan. Ia lalu melihat satu ranjang lagi yang tidak jauh dari ranjang mereka, di mana ada Ibarra dan Lucas di sana yang juga sedang tertidur pulas.

 Chris bangkit, turun dari ranjang dan mulai berjalan ke luar. Sayangnya, ia lupa menutup pintu kamar sehingga pintu kamar itu terbuka separuh. Namun, ia tidak begitu memedulikannya, toh ia akan kembali lagi setelah minum di dapur sebentar.

 Lorong yang ia lewati tampak amat sepi. Semua orang agaknya memang sudah tidur karena esok hari harus bangun pagi. Berjalan di luar kamar agaknya merupakan ide yang cukup buruk apabila kau keluar di jam dini hari seperti ini, soalnya angin malam tetap terasa menusuk, walaupun vila ini adalah gedung yang besar dan tinggi. Ini bukan tanpa sebab. Vila ini berada di lokasi yang dipenuhi dengan pertanian dan perbukitan. Tentu akan terasa dingin di malam hari.

 Chris menggosok-gosok lengannya dengan kedua telapak tangannya yang ia silangkan di depan dada. Langkahnya ia percepat; ia tahu bahwa dapur terletak agak jauh dari kamar mereka. Dia harus melewati ruang untuk kolam renang dan juga ruang tamu.

 Jadi, lantai satu rumah itu terdapat ruang santai atau ruang tamu yang sangat luas di tengah-tengah. Ada dua sayap di samping kanan dan kiri ruang tamu itu. Sayap kanan adalah dapur dan kamar rombongan Russel, sedangkan sayap kiri adalah kamar rombongan Chris dan ruangan untuk kolam renang. Lantai dua juga disusun sedemikian rupa. Oh, ya, ruangan kesehatan untuk Dokter Gray akan ada di sebelah kamar tidur yang ditempati oleh Pelatih Andrew dan Dokter Gray.

 Saat baru saja ingin melewati ruangan untuk kolam renang, Chris yang sedang terburu-buru itu mendadak terhenti. Ia melihat pintu kolam renang itu sedikit terbuka. Ini cukup aneh, soalnya ia ingat Keith tadi sudah mematikan lampu dan menutup pintu ruangan itu saat mereka semua keluar dari sana.

 Chris lalu mendekat ke arah pintu ruangan tersebut—bermaksud untuk menutup pintunya kembali—saat ia menyadari ada sesuatu yang janggal.

 Lampu ruangan itu hidup seluruhnya.

Namun, bukan. Bukan hanya itu.

Karena lampunya hidup, Chris jadi bisa melihat ke dalam dengan jelas.

 

 Ada sesuatu yang mengambang di permukaan air.

 

 Seperti ada topi berwarna hitam—topi renang—dan…baju berwarna krem?

 Itu kulit atau baju renang?

 Tunggu. Pakaian siapa yang tertinggal di sana? Chris pasti salah lihat.

 Pemuda itu mengucek matanya, ia betul-betul mengira bahwa ia pasti sedang mengantuk…dan hanya melihat hal yang seharusnya tidak ada di sana.

 He's so sure that he's seeing things, to be more precise.

 Namun, sayangnya ia masih melihat sesuatu itu bahkan saat ia sudah menggosok matanya berkali-kali dan memicingkan matanya untuk melihat dengan lebih jelas. Sesuatu itu masih ada di sana. Mengambang.

 Dengan cepat Chris langsung membuka pintu ruangan kolam renang tersebut dan berjalan mendekati kolam renang. Ia ingin memastikan bahwa penglihatannya memang tidak salah. Bahwa ia tidak sedang mengantuk; bahwa ia tidak sedang berhalusinasi.

 Setelah nyaris dua meter lagi ia sampai di pinggiran kolam renang, langkah Chris terhenti. Jantungnya serasa hampir tercelus hingga sampai ke perut. Matanya memelotot, wajahnya lantas pucat. Kaki dan tangannya mendadak terasa kaku. Ia merinding sebadan-badan.

 Tak ayal, Chris pun berteriak kencang.

 

 "AAAAAAAAAAAARRRGHHHHH!!!!"

 

 Chris terjatuh. Ia mencoba bergerak beringsut-ingsut ke belakang—menarik dirinya untuk keluar dari ruangan itu—menuju ke pintu, meski dengan rasa takut dan terkejut yang sedemikian tinggi. Ia ingin memberitahukan hal ini kepada teman-temannya. Ia harus membangunkan semua orang; ini urgent! Urgent!

 Teman-temannya harus bangun sekarang juga, lalu datang ke sini dan melihat apa yang ada di permukaan kolam.

 Sebab di depan sana, di permukaan kolam itu, terdapat Bryant yang tubuhnya sudah mengambang dan terlihat kaku. Posisi tubuhnya tertelungkup, sementara wajahnya mengarah ke pintu, ke arah Chris. []