Keesokan harinya, Wang Liu berjalan ke sekolah dengan tenang, membawa pedang roh terbarunya, Tian Shen Jian, tersimpan rapi di dalam tasnya. Cahaya pagi yang cerah menyinari wajahnya, tetapi ada ketegasan dalam langkahnya yang menunjukkan bahwa dia telah mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi.
Di depan gerbang sekolah, Yue dan Shui Mei sudah menunggunya. Yue segera melambai dan tersenyum ceria. "Wang Liu, pagi ini kau tampak berbeda," katanya sambil mendekati Wang Liu.
Shui Mei, yang berdiri di samping Yue, melirik tas Wang Liu dengan rasa ingin tahu. "Kak Liu," katanya perlahan, "pedang roh yang kau bawa… auranya sangat luar biasa."
Wang Liu hanya tersenyum kecil. "Ini pedang roh baru yang aku buat. Dia akan melindungi kita semua."
Mereka bertiga berjalan menuju kelas elite, berbincang ringan. Saat mereka tiba, Xing dan Ming menyapa mereka. Namun, perhatian Xing dan Ming segera tertuju pada tas Wang Liu.
"Aura itu…," kata Xing sambil menelan ludah. "Pedang apa yang kau bawa, Wang Liu? Rasanya seperti ada gunung emas yang menekan jiwa kami."
Wang Liu hanya tertawa kecil, tidak memberi penjelasan lebih lanjut. "Kalian akan tahu nanti."
Pelajaran dimulai seperti biasa. Guru wanita mereka masuk ke kelas, mengajar dengan suara lembut tetapi penuh otoritas. Setelah pelajaran selesai, sang guru memberikan pengumuman.
"Hari ini akan ada latihan pedang roh. Semua murid kelas elite diminta menuju halaman utama. Arena sudah disiapkan untuk pertandingan pedang roh satu lawan satu."
Mendengar itu, suasana kelas langsung berubah menjadi penuh antusiasme. Semua murid segera bersiap dan bergerak menuju halaman sekolah, di mana arena pertandingan telah disiapkan dengan megah.
Ketika mereka tiba, murid-murid Akademi Tianyun sudah berada di sana. Namun, ada satu sosok yang menarik perhatian Wang Liu. Salah satu murid Tianyun memancarkan aura spiritual negatif yang sangat kuat, hingga udara di sekitarnya terasa berat dan suram.
Wang Liu menyipitkan mata, memperhatikan sosok itu dengan penuh waspada. Dalam hatinya, dia berkata, "Orang ini berbeda. Dia membawa ancaman yang tidak bisa diabaikan."
Pertandingan dimulai dengan Xing dan Ming sebagai peserta pertama. Meskipun lawan mereka dari Akademi Tianyun cukup tangguh, Xing dan Ming berhasil meraih kemenangan meski harus bersusah payah.
Berikutnya adalah giliran Shui Mei. Dengan percaya diri, dia melangkah ke arena. Namun, lawannya sangat kuat dan agresif, mendorong Shui Mei ke posisi terpojok. Ketika pedang lawannya hampir mengenai dirinya, Wang Liu yang berdiri di luar arena menjentikkan jarinya dengan tenang.
Clink!
Tiba-tiba, pedang roh Shui Mei bersinar terang, memancarkan aura spiritual yang luar biasa. Dengan kekuatan itu, Shui Mei berhasil membalikkan keadaan dan mengalahkan lawannya. Dia menoleh ke arah Wang Liu dengan senyum penuh rasa terima kasih.
Kini giliran Yue. Dia melangkah ke arena dengan tenang, menghadapi murid dari Akademi Tianyun yang memancarkan energi spiritual negatif. Pada awalnya, Yue mampu menandingi serangan-serangan lawannya. Namun, seiring berjalannya waktu, tekanan dari energi negatif itu semakin besar, dan Yue mulai terpojok.
Lawannya, yang penuh dengan aura gelap, tertawa sinis. Dengan kedua tangannya, dia menciptakan bola energi spiritual negatif yang sangat besar. Aura bola itu begitu gelap hingga langit di atas kota menjadi suram. Suasana berubah menjadi mencekam, membuat murid-murid lain gemetar ketakutan.
"Bola ini akan mengakhiri nyawamu," kata lawan Yue dengan nada dingin.
Yue mencoba bertahan, tetapi kekuatan gelap itu terlalu besar. Tepat ketika bola energi itu hendak dilepaskan, Wang Liu melangkah maju dengan tenang.
Semua mata tertuju padanya. Aura Jin Guang yang memancar dari tubuh Wang Liu segera melenyapkan rasa takut di sekitar arena. Dengan langkah mantap, dia mengeluarkan Tian Shen Jian dari tasnya. Pedang itu bersinar keemasan, memancarkan cahaya yang begitu terang hingga mengusir kegelapan di langit.
Dengan gerakan sederhana namun penuh kekuatan, Wang Liu mengayunkan pedangnya ke arah bola energi itu.
Zraasshh!
Bola energi itu hancur seketika, dan langit yang gelap kembali cerah. Tebasan Wang Liu bahkan menciptakan celah tipis di langit, menunjukkan betapa kuatnya pedang itu.
Semua murid, termasuk guru mereka, terdiam dalam keheranan. Tidak ada yang bisa berkata-kata saat melihat kekuatan Wang Liu.
Lawan Yue yang penuh energi negatif itu terpaku di tempatnya, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Wang Liu mendekatinya dengan tatapan dingin.
"Dilarang bermain curang di sini," kata Wang Liu dengan suara tenang namun tajam.
Dia mengangkat tangannya dan menyentil kepala lawannya. Sentilan itu, yang disertai aura spiritual Wang Liu, membuat murid dari Akademi Tianyun terpental jauh hingga menghancurkan salah satu dinding arena.
Murid itu pingsan seketika, auranya yang gelap perlahan menghilang.
Yue berdiri di tepi arena, tertegun melihat Wang Liu. Hatinya dipenuhi rasa kagum dan syukur. Wang Liu menghampirinya, memegang bahunya dengan lembut.
"Yue, aku tidak akan membiarkanmu terluka," kata Wang Liu dengan suara rendah. "Aku sudah kehilangan terlalu banyak di masa lalu. Kali ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun mengambilmu dariku."
Yue hanya mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Dia tahu bahwa kata-kata Wang Liu adalah janji yang tidak akan pernah dia langgar.
Di dalam hatinya, Wang Liu bertekad lebih kuat dari sebelumnya. "Aku akan melindungi mereka semua, tidak peduli apa yang terjadi."
Bab ini berakhir dengan Wang Liu berdiri di tengah arena, memegang Tian Shen Jian yang bersinar terang, menjadi simbol harapan bagi semua orang yang melihatnya.