Istri sulung Qiao buru-buru menjawab, "Sebelumnya, kami sempat menghubungi beberapa keluarga di pegunungan. Kami hendak mencapai kesepakatan, tapi setelah mereka menanyakan tentang Qiao Mei, semuanya menjadi berantakan. Padahal keluarga mereka hanya punya si bodoh ini, tapi mereka masih begitu pemilih!"
Meski dia berkata begitu, dia juga merasa bahwa keluarga si bodoh itu melakukan hal yang benar. Mereka tidak cukup bodoh untuk membiarkan dia menikahi Qiao Mei, si gemuk gelap itu.
Qiao Zhuang segera menoleh ke arah menantu perempuannya yang ketiga.
Menantu perempuan ketiga itupun menggaruk kepala dan berkata dengan jujur, "Hal yang sama terjadi di desa kami. Ketika keluarga Idiot Liu dari desa mendengar bahwa mak comblang ingin memperkenalkan Qiao Mei kepada mereka, mereka begitu marah hingga melemparkan cangkul kepadanya. Sungguh menjengkelkan."
Qiao Zhuang menatap tajam kepadanya. Menantu perempuan ketiganya ini adalah yang paling membuatnya jengkel.
Dari awal, dia sudah merencanakan pernikahan putra-putranya.
Anak laki-laki tertua berhati keras tetapi tidak cukup cerdas, jadi dia menemukannya seorang wanita yang mampu.
Anak laki-laki kedua adalah yang paling polos, maka dia menemukannya istri yang cerdas.
Anak laki-laki ketiga terlalu cerdas, maka dia menemukannya seorang wanita bodoh.
Anak laki-laki keempat paling mirip dengan dia, maka dia menemukannya seorang yang seperti ibunya yang berkepribadian lemah dan berhati baik.
Dan anak laki-laki kelima adalah yang dia pikir paling berpotensi untuk sukses. Itulah sebabnya dia begitu pemilih dan belum menikah.
Ternyata pilihannya semuanya cukup cocok. Namun, menantu perempuan ketiganya ini terkadang benar-benar membuat jengkel.
Qiao Zhuang melihat ke arah menantu perempuannya yang kedua. Inilah menantu perempuan yang paling dia hargai dan yang paling dia waspadai.
Menantu perempuan kedua Keluarga Qiao berusia 39 tahun tahun ini. Tidak ada yang istimewa dari wajahnya, tetapi dia terlihat segar dengan rambut pendeknya. Dia rapih dan tersusun serta dengan pakaian profesionalnya, dia terlihat seperti penduduk kota.
Dia adalah akuntan desa.
Merasa dikunjungi pandangan mertuanya, dia memainkan jari-jari di rambutnya dan dengan lembut berkata, "Aku juga tidak memiliki kandidat yang cocok, dan aku merasa bahkan jika kita memilih seseorang, Paman Tertua tidak akan setuju untuk menikahkan Qiao Mei."
Seusai berbicara, dia mengatupkan bibir dan terlihat sedikit pasrah.
Keluarga ini tidak takut dengan Qiao Qiang yang bikin onar. Mereka bahkan berharap Qiao Qiang akan datang dan bikin onar, lebih baik jika dia jatuh dan mati karena marah.
Tapi dia takut!
Qiao Qiang adalah veteran yang sudah pensiun. Meski dia tidak bisa bikin onar pada orang lain, akan mudah baginya untuk menangani dia. Jika dia mampir ke kantor, dia bisa dengan mudah kehilangan pekerjaannya.
Dia sungguh tidak rela mengurus masalah ini untuk mencari suami bodoh bagi Qiao Mei!
Lagipula, orang-orang di rumah ini begitu bodoh. Dengan mencarikan si bodoh untuknya, niat mereka begitu jelas. Apakah tidak ada cara yang lebih baik untuk menyingkirkannya?
"Apa rencanamu?" Qiao Zhuang fokus ketika mendengar kata-katanya.
Menantu perempuan ketiga Keluarga Qiao merapikan pakaiannya dan melanjutkan, "Tetangga keluarga ibu saya adalah seorang pria yang berusia 32 tahun tahun ini. Dia kuat dan mampu. Hanya saja istrinya meninggal dan meninggalkan tiga anak dan dia agak miskin. Jika kalian memperkenalkannya sebagai calon untuk Qiao Mei, aku pikir Paman Tertua mungkin masih akan mempertimbangkannya."
Qiao Zhuang menundukkan kepala dan berpikir sejenak sebelum bertanya, "Berapa banyak saudara lelaki yang dia punya?"
"Dia punya tiga. Dia yang tertua dan dua lainnya belum menikah."
Qiao Zhuang mengerutkan kening. Jika terlalu banyak saudara lelaki di pihak keluarga menantu, tidak akan baik jika mereka ikut bertarung untuk tanah juga.
Mereka menginginkan tanah Qiao Qiang. Secara logis, tanah tersebut adalah milik Qiao Mei. Jika Qiao Mei tidak mau menyerah, kedua keluarga harus bertarung untuk itu. Mereka bahkan mungkin sampai harus bertarung secara fisik untuk itu.
Jika itu terjadi, yang paling penting adalah memiliki orang yang tahu cara bertarung.
Menantu perempuan ketiga Qiao tampaknya telah menebak pikiran mertuanya. "Keluarga itu tidak akan menginginkan tanah kita. Lagipula, mereka punya ladang mereka sendiri. Akan baik-baik saja asalkan kita tidak menerima sebarang uang panai."
"Tentu saja tidak!" Menantu perempuan kedua Keluarga Qiao segera berseru. "Dengan penampilan Qiao Mei yang gemuk, siapa yang menginginkannya? Meskipun kamu mau membayar orang untuk mengambilnya, masih tidak akan ada yang mau."
Qiao Zhuang masih sedikit khawatir.
Menantu perempuan ketiga berpikir sejenak dan berkata pelan, "Ibunya pria itu terkenal kejam dan pria itu sungguh suka memukuli istrinya. Aku dengar istrinya yang terdahulu dipekerjakan sampai tulang terkikis dan dipukuli sampai mati…"
"Astaga, astaga!" Menantu perempuan kedua segera berseru kaget. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan berkata, "Ini tidak bisa. Jika dia benar-benar dipukuli sampai mati, Paman Tertua akan datang dan membunuh kita."
Menantu perempuan ketiga menggelengkan kepala dan diam saja.