Feng Ao Si hendak mengatakan bahwa itu adalah hal yang mudah ketika dia melihat Feng Ao Kuai menatap ke arahnya. Karena beberapa alasan, semua kata yang hendak ia ucapkan tertelan kembali saat dia merasakan bulu kuduknya merinding.
Jika ia berani membuat kesalahan, ia yakin bahwa adiknya tidak akan ragu untuk membakarnya hidup-hidup!
"Ya, Kakek! Aku akan berhati-hati!" Feng Ao Si segera berkata dengan serius. Dia tidak mungkin membiarkan adiknya melihat dirinya yang menyedihkan, bukan?
Feng Ao Kuai memalingkan pandangannya kembali ke teh di tangannya seolah tidak ada yang terjadi. Hanya Feng Ao Si yang tahu bahwa tatapan itu adalah peringatan. Peringatan untuknya agar tidak bermain-main karena akan sangat sulit untuk mundur nantinya.
Yang lainnya tidak menyadari apa-apa. Bahkan Nan Si Qiao tidak mengerti apa yang ada di pikiran kedua anaknya. Dia hanya mengangguk ketika melihat Feng Ao Si telah setuju.
