Novius bisa merasakan banyak emosi dalam suara Gabriel ketika ia berbicara tentang ayahnya. Dia bisa merasakan kemarahan, kesedihan, dan sedikit rasa ingin tahu juga.
Gabriel sendiri tidak tahu siapa ayahnya atau apakah dia masih hidup di dunia ini. Di satu sisi, dia berpikir lebih baik jika ayahnya tidak hidup sejak itu bisa menjelaskan mengapa dia tidak ada dalam hidupnya dan mengapa ibunya harus melewati semua itu sendirian. Namun, di sisi lain, dia tetap ingin tahu siapa orang itu...
Dia menghela napas lelah, mengalihkan topik kembali ke Novius. "Bagaimana dengan ayahmu? Apakah dia istimewa?"
"Hahaha, istimewa... Kukira kau bisa menyebutnya begitu." Kenangan tentang ayahnya membawa senyum di wajahnya karena dia benar-benar memiliki kenangan indah tentang dia.
"Ayahku adalah orang yang mengajarkanku kebanyakan hal yang kutahu. Dialah yang mengizinkanku mengejar mimpiku menjadi seorang penyihir alih-alih menjalani rutinitas yang membosankan sebagai Pangeran."