Dia mendorong tubuhnya bangun dan berdiri. Ada ribuan pertanyaan di kepalanya, tapi tidak satupun yang memiliki jawaban. Satu-satunya yang dia tahu adalah bahwa dia dalam masalah, dan dia juga tahu siapa yang salah.
Karena Elemen Kegelapan, dia tidak bisa pergi ke Gereja Cahaya. Imam Agung akan membunuhnya seketika, menyebutnya abominasi! Bahkan jika dia mencoba menyembunyikan tanda ini, dia yakin bahwa Imam Agung Cahaya bisa merasakannya.
Impiannya menjadi Suci Penyihir Cahaya... Sudah hancur selamanya tanpa peluang untuk menjadi kenyataan. Pada saat yang sama, daripada menjadi cahaya yang dihargai oleh semua orang, dia menjadi kegelapan yang dibenci oleh seluruh dunia!
Kepalanya mulai berputar karena stres. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Apa yang bisa dia lakukan? Apakah ada sesuatu yang bisa menyelesaikan masalahnya? Dia tidak tahu apa-apa.
Napasnya sedikit memburu saat dia mulai berjalan mondar-mandir.
"Aku akan terpaksa menyembunyikan keberadaanku jika tidak ingin dibunuh oleh Gereja Cahaya. Semua karna kedua orang tersebut! Mereka merusak seluruh hidupku... Mereka mengambil segala yang kusayangi dan menjadikanku ini... makhluk Terkutuk ini!" Dia melihat tanda gelap di tangan kanannya.
Dia berjalan mondar-mandir selama beberapa menit sebelum mendapatkan suatu ide.
Mata nya tiba-tiba berbinar. "Tunggu! Benar juga. Aku masih memiliki Lambang Cahaya! Jika aku menyembunyikan Lambang Kegelapan ku, mungkin... Mungkin aku bisa membodohi yang lain? Imam Agung tentu akan menemukan identitasku jika aku berada di depannya, tapi para penduduk desa tidak akan. Jika aku menunggu Imam Agung pergi, mungkin aku bisa masuk desa tanpa tertangkap. Dan kemudian kedua bajingan itu..."
"Meskipun demikian, hidupku hampir berakhir sekarang. Apapun yang aku lakukan. Karena Kegelapan, aku tidak bisa pergi ke Gereja Cahaya untuk belajar mantra. Aku juga tidak memiliki tongkat Sihir Cahaya. Pada saat yang sama, tidak ada Gereja Kegelapan untuk memberiku mantra mereka. Meski memiliki dua elemen, aku tidak bisa menggunakan satupun. Aku... Aku mungkin orang pertama yang memiliki dua elemen namun tidak bisa menggunakan satupun."
"Semua ini karna mereka berdua. Aku akan membuat mereka membayar!"
Meski dia tidak tahu bagaimana melakukannya atau menggunakan mantra, dia membuat janji pada diri sendiri. Dia tidak bisa membiarkan pembunuhnya berkeliaran bebas setelah membunuhnya. Namun pertama-tama, dia harus meninggalkan tempat ini. Dia memiliki gunung yang harus didaki untuk kembali ke desa.
Saat dia mulai berangkat, dia ingat sesuatu lain yang sepenuhnya terlupakan.
"Buku aneh itu!" dia berseru saat dia mengingat apa yang dilihatnya saat berada dalam wujud spiritualnya.
Dia mendadak berhenti dan mulai mencari buku, yang tidak terletak terlalu jauh darinya.
Dia mendekat ke buku itu, bertanya-tanya apakah buku ini benar apa yang dia kira? Buku Mantra Kegelapan?
Dia merentangkan tangannya ke arah buku itu, membungkuk ke depan. Segera setelah jarinya menyentuh buku itu, dia merasakan sensasi aneh di dalam tubuhnya. Rasanya seolah dia bertemu dengan teman lama yang sudah hilang. Perasaannya begitu nyata sehingga, sejenak, dia mengira dia ada di surga.
Setelah dia mengambil buku itu dengan tangan kanannya, dia meletakkan tangan kirinya di atas buku itu untuk memegang buku dengan kedua tangan.
"Argh!"
Segera setelah tangan kirinya menyentuh buku, simbol Cahaya Suci yang berwarna putih di tangan kirinya bersinar terang. Gabriel merasa seolah tangan kirinya terbakar. Dia segera melepaskan tangan kirinya, membiarkan buku itu jatuh ke tanah.
Segera setelah dia melepaskan buku itu, rasa sakitnya mereda. Dia berpikir beberapa saat sebelum mengambil buku itu lagi, tapi kali ini dia hanya memegangi buku itu dengan tangan kanannya saja.
"Aneh. Jika ini hanya buku mantra biasa, kenapa aku tidak bisa memegangnya dengan tangan lainku? Aku tahu Penyihir Elemental tidak bisa memegang Grimoar elemen lain, tapi mereka tidak memiliki masalah memegang Buku Mantra Dasar. Jika ini adalah buku mantra biasa, seharusnya aku baik-baik saja memegangnya bahkan dengan tangan kiriku. Bisa jadi ini... Grimoar? Mustahil! Tidak mungkin ini Kitab Suci dari Gereja Kegelapan!"
Dikatakan bahwa Penyihir Elemental bisa memegang Buku Mantra Elemen lain jika mereka ingin. Satu-satunya buku yang tidak bisa disentuh Penyihir Elemental tanpa menyakiti diri sendiri adalah Grimoar elemen lain!
Setiap Elemen hanya memiliki satu Grimoar, dan disebut Kitab Suci untuk elemen tersebut! Setiap Grimoar tersebut disimpan di Gereja elemen masing-masing dalam keamanan yang ketat. Hanya Kepala Gereja dari elemen tersebut yang diizinkan menggunakan Kitab Suci itu.
"Ini adalah Kitab Suci Gereja Kegelapan? Bagaimana ini mungkin?"
Gabriel terkejut dengan pemikiran bahwa dia mungkin memegang Kitab Suci Gereja Kegelapan! Jika itu kasusnya, buku ini seharusnya disimpan dengan anggota terkuat dan berperingkat tertinggi mereka! Kitab Suci berbeda dari buku mantra biasa. Mereka juga disebut Buku Terlarang!
Untuk sesaat, dia lupa bahwa Gereja Kegelapan sudah hancur sepenuhnya. Tidak ada lagi Kepala Gereja. Lebih lagi, dalam kehancuran dan pertempuran mengerikan itu, Kepala Gereja Kegelapan yang terakhir dibunuh.
Hanya setelah dia mengingat itu, dia menyadari. "Gereja Kegelapan hancur dalam Perang Besar terakhir, dan semua orang terbunuh. Bahkan begitu, bagaimana buku ini bisa berakhir di sini? Perang itu terjadi jauh dari tempat ini. Buku ini tidak mungkin berpindah kesini sendirian? Apa yang sedang dilakukan di sini?"
Karena dia tidak bisa memegang buku itu dengan kedua tangan, dia meletakkan buku itu di tanah. Dia perlu menggunakan tangan kanannya untuk membalik halaman. Dia ingin melihat apa yang ada di dalamnya.
Dia akan mengambil langkah pertamanya pada perjalanan menuju Kegelapan.
Gabriel membuka sampul dan melihat halaman pertama dari buku itu. Untungnya, dia bisa membacanya dengan baik karena sekarang dia adalah penyihir Kegelapan.
Buku mantra dari satu elemen hanya bisa dibaca oleh anggota elemen tersebut. Jika dia tidak memiliki Elemen Gelap, dia sama sekali tidak bisa menyentuh kitab suci Kegelapan.
Bagi orang yang tidak memiliki elemen tersebut, mantra-mantra hanya terlihat seperti tumpukan huruf aneh yang disusun secara acak, tapi baginya, kata-kata tersebut tidak berbeda dari bahasa umum yang biasa dia baca. Itulah keuntungan berbagi elemen.
Di halaman pertama buku itu, hanya ada beberapa kata yang ditulis dengan huruf tebal.
Di atas halaman, ada simbol dua sabit hitam, membuat tanda salib yang sama dengan yang ada di tangan kanannya. Di bawah simbol, ada empat kata yang tertulis.
"Dilarang Buku Necromancy."