"Saya nggak bisa hari ini," kata Lin Yi.
"Saya harus pergi dinas. Saya akan mampir di hari lain."
"Suami saya akan kembali dari perjalanan bisnisnya dalam beberapa hari lagi. Kamu pasti nggak berani datang nanti."
"Tidak masalah. Saya akan berkunjung saat dia pergi dinas lagi."
"Sialan."
Lin Yi pergi setelah mengucapkan selamat tinggal.
Dia melihat waktu dan menyadari bahwa itu sudah lewat dari jam tujuh.
Namun, Lin Yi pernah bekerja di bidang penjualan sebelumnya, jadi dia tahu aturannya.
Pusat penjualan memiliki sistem shift.
Siang hari, semua orang bersiap siaga, dan malam hari, sebagian kecil dari tim penjualan akan bertugas hingga jam delapan malam.
Jika dia mengemudi cepat, dia masih akan sampai tepat waktu.
Setelah sekitar tiga puluh menit, Lin Yi tiba di area Pavilion Jiuzhou.
Seperti namanya, ada total sembilan vila di Pavilion Jiuzhou (Catatan Penerjemah: Jiuzhou diterjemahkan menjadi Nine Region Pavilion dalam Bahasa Cina.) Setiap vila menghadap sungai dan memandang laut, tampak megah dan luar biasa.
Namun, tergantung pada ukuran, gaya, dan lokasinya, harga setiap unitnya berbeda.
Meski begitu, perbedaan harganya tidak besar, jadi salah satunya bisa dianggap sebagai raja bangunan di Zhong Hai!
Duduk di dalam mobil dan melihat pemandangan Pavilion Jiuzhou, Lin Yi sangat puas. Ia akan memiliki tempat di sana di masa depan.
Meski demikian, dia tidak tahu bangunan mana yang telah diberikan sistem kepadanya.
Setelah menikmati pemandangan di luar, Lin Yi memarkir mobil dan membuka pintu sebelum berjalan ke aula penjualan.
Melihat seorang tamu masuk, wanita penjual itu melirik Lin Yi dan ekspresinya berubah.
"Apa yang kamu lakukan di sini?!"
Lin Yi sedikit terkejut melihat orang yang berbicara.
Nama wanita penjual itu adalah Mengyu. Dia adalah mantan kolega Lin Yi.
Di perusahaan, dia telah mengejar Lin Yi dengan gila-gilaan. Setelah ditolak dengan tegas, dia menjadi bahan tertawaan perusahaan dan pergi dengan marah.
"Saya ingin mencari manajermu." Lin Yi berkata sambil tersenyum.
Dunia ini terlalu kecil sehingga dia bisa bertemu dengannya di sini.
"Hehe, manajer kami harus bertemu dengan klien besar sebentar lagi. Dia nggak punya waktu untuk mengurus kamu." kata Mengyu.
"Tapi kamu, ngapain kamu di sini? Apakah kamu dipecat dan datang kesini untuk melamar pekerjaan?"
"Saya dipecat hari ini dan kamu sudah tahu tentang itu?"
Lin Yi sedikit bingung. Kenapa dia bisa mengatakan itu begitu cepat?
"Kamu benar-benar dipecat?"
Mengyu hanya sedikit bergurau, tapi dia malah tepat sasaran?
"Ya." Lin Yi mengangguk dengan senyum. "Tolong panggilkan manajermu ya."
"Kita bicara nanti kalau saya punya waktu." kata Mengyu acuh tak acuh.
"Dan biar saya ingatkan kamu, jangan harap saya akan bicara baik-baik untukmu. Kalau mikir tentang melamar pekerjaan, semua itu soal kemampuan. Jangan kira hanya karena kamu tampan, kamu punya keuntungan."
Lin Yi mengusap dagunya. Dia baru saja menolaknya, jadi apakah perlu semua drama ini?
"Saya jelaskan dulu ya. Meski saya dipecat, saya tidak datang ke sini untuk melamar pekerjaan."
"Kalau bukan itu, kamu datang ke sini untuk apa?" Mengyu menyilangkan tangan di depan dadanya, ekspresinya sombong.
"Jangan bilang kamu kesini untuk beli rumah." kata Mengyu.
Lin Yi mengangguk. "Saya memang ke sini untuk beli rumah. Makanya saya cari manajermu."
"Lin Yi, jangan bercanda. Kita sudah jadi kolega beberapa bulan. Kamu kira saya nggak tahu kondisi kamu?" kata Mengyu dengan nada merendahkan.
"Kamu tinggal di lingkungan tua, dan kamu punya mobil Shari yang compang-camping. Tapi kamu bilang mau beli rumah di Pavilion Jiuzhou? Bisa berhenti bercanda nggak? Masing-masing dari mereka harganya lebih dari 800 juta. Kamu mampu yang mana? Kamu bahkan nggak bisa beli toilet kalau saya jual ke kamu." kata Mengyu.
"Ya sudah kalau kamu nggak percaya. Nanti saya bicara dengan manajermu." Lin Yi menghela nafas.
"Haha, kamu pikir manajer kami kerja cuma-cuma? Gimana dia punya waktu buat menerima kamu?" Mengyu memutar bola matanya. "Kamu pikir kamu siapa?!"
Pada saat itu, suara sepatu hak tinggi terdengar. Seorang wanita dengan gaun kerja abu-abu berjalan ke arah Lin Yi.
"Manajer Wang." Mengyu berkata sopan saat melihat wanita seragam itu.
"Pergi! Nanti saya akan bicara dengan kamu!"
Mengyu terkejut setelah diomeli tanpa sebab.
Dia tidak melakukan apa-apa, jadi kenapa dia dikritik?
Setelah memarahi Mengyu, manajer wanita itu mengubah ekspresinya dan tersenyum ke arah Lin Yi.
"Pasti kamu Tuan Lin Yi. Perkenalkan, saya Wang Hui, manajer penjualan Pavilion Jiuzhou. Saya pergi ke toilet dan tidak bisa keluar menyambut Anda secara pribadi. Saya harap Anda tidak keberatan."
"Tidak masalah, Anda tidak perlu begitu formal."
"Apakah saya harus menunjukkan kamar terlebih dahulu? Atau saya jelaskan situasinya di sini?"
"Pertama..."
Mengyu memotong sebelum Lin Yi selesai berbicara.
"Manajer Wang, Anda tidak perlu membuang waktu Anda untuk dia. Dia mantan kolega saya, dan dia dipecat hari ini. Dia yatim piatu, dan dia tidak mampu membeli vila di Pavilion Jiuzhou. Membuang-buang waktu saja untuk menunjukkan rumah ke dia." kata Mengyu.
"Apa omong kosong yang kamu bicarakan!" Wang Hui menatap Lin Yi dengan tajam.
"Pergi lapor ke departemen personalia. Kamu dihentikan kerjanya di sini!"
Mengyu semakin bingung. Dia tidak melakukan apa-apa, dan dia hanya mengatakan beberapa kata kebenaran dengan baik hati. Mengapa tiba-tiba dia dipecat?
"Wang... Manajer Wang, saya nggak ngomong ngawur. Saya benar-benar mengenal dia. Saya tahu kondisinya."
"Kenal apanya!"
Wang Hui tidak bisa menahan diri untuk menyumpah. "Tuan Lin membeli semua vila di Pavilion Jiuzhou dalam satu kali. Kamu bilang dia kolegamu? Kamu pikir kamu pantas dengan gelar itu?!"
"Membeli semua vila?!"
Mengyu menatap Lin Yi seolah dia adalah makhluk asing.
Dia belum meninggalkan pekerjaannya selama sebulan, jadi bagaimana dia bisa menjadi kaya?
Meski dia menang lotere hadiah pertama, dia nggak mungkin se-kaya itu, kan?
Lin Yi juga sedikit terkejut.
Ternyata bukan hanya satu vila, tapi sembilan vila sekaligus!
Dengan kata lain, dia akan menjadi pemilik Pavilion Jiuzhou mulai sekarang, dan tempat ini akan menjadi wilayah pribadinya!
"Tuan Lin, saya benar-benar minta maaf. Saya tidak mengelola staf saya dengan baik dan memberi Anda pengalaman tidak menyenangkan dalam membeli rumah. Itu salah saya."
"Tidak masalah," kata Lin Yi dengan murah hati.
"Sekarang Pavilion Jiuzhou jadi milik saya, saya harus menyelesaikan prosedur pendaftaran. Bisa saya minta kuncinya?"
"Semuanya sudah siap. Harap tunggu sebentar."
Wang Hui berlari pergi sambil berbicara. Saat dia kembali, dia membawa sembilan dokumen di tangannya.
"Tuan Lin, ini adalah semua hak milik dan kunci dari sembilan vila. Mohon dijaga baik-baik."
Sembilan dokumen di tanganya membawa banyak berat.
Ternyata memiliki rumah yang terlalu banyak juga menjadi masalah.
"Jika tidak ada yang lain, saya akan pergi dulu," kata Lin Yi dengan sopan.
"Selamat, Tuan Lin."
"Jangan khawatir, kalian juga cukup sibuk, jadi kalian bisa kembali ke urusan masing-masing." kata Lin Yi
Wang Hui tetap keluar, dan Mengyu mengikutinya.
Mengyu dalam suasana hati yang buruk saat melihat Lin Yi memasukkan semua sembilan dokumen ke mobil sport Pagani-nya!
Ini mobil super!
Kenapa dia mencoba mengkritik orang super kaya?
Lin Yi mengemudi kembali ke Peninsula Hotel dan bersiap untuk menginap di sana semalam. Dia akan mengepak barang-barangnya dan pindah ke Pavilion Jiuzhou keesokan harinya.
Saat itu juga, ponsel Lin Yi berdering. Itu adalah Wang Ying.
"Little Yi, kamu tahu nggak? Saya dengar dari seseorang kalau si penyihir tua dan Li Jiangdong dipecat!"