Di pagi yang cerah dan terik sinar matahari yang menerangi dunia.
Aku Kai Argo sedang dalam perjalanan ke akademi konstan magic and sword.
Aku berjalan kaki menuju akademi dengan jarak yang lumayan jauh dari kediaman ku.
Aku pergi dari rumahku, yang ku sewa dari uang hasil berburu guild, dan pamit ke adik perempuan ku yang lumpuh di kasur.
Aku pergi dengan memberi nya kecupan di dahi nya, dan dia mendoakan ku agar berhasil lolos.
dengan jalan tegap, dan siaga, aku menerapkan kebiasaan ini jikalau ini di nilai nanti.
Aku berjalan di tengah kerumunan dengan pakaian armor yang cukup berat di bagian bawah, namun ringan di atas, dengan penutup mata hitam di mata kiri ku, serta rambut berwarna coklat sepanjang leher yang berkilau.
bersama pedang besar kesayangan ku yang bergoyang di punggungku setiap aku jalan.
Aku sampai di depan gerbang akademi ini, berhenti berjalan dan memandangi akademi ini dengan seksama. Lalu tersenyum.
"yosh..."
Aku masuk bersamaan dengan para murid lainnya.
bagian yang aku juga suka dari akademi ini adalah tidak pandang umur, dan kapan kau akan tamat.
singkatnya kamu bisa masuk ke akademi ini di umur apa saja, dan terus akan disini sampai kau lulus, bahkan katanya ada orang yang sudah sampai semester 15 disini, tapi itu terlalu gila.
alih-alih menjadi orang yang normal dan tidak diperhatikan, di hari pertama ku ini semua orang yang melihat ku langsung menjadi kan ku bahan obrolan dan itu membuat telinga ku tergelitik.
mereka membicarakan tentang bagaimana besarnya pedang yang ku bawa di punggungku, sekitar 2 meter dari gagang hingga ujung pisau.
"gak berat?..."
"Gileee..."
Itu yang kudengar tapi ku abaikan.
lalu aku tiba di dalam akademi nya ini dengan wajah yang excitment.
ketika aku masih melihat-lihat sekitar, tiba-tiba ada yang menabrak punggung ku, lebih tepatnya pedangku.
"aduh..."
Terdengar suara perempuan, yang lembut dan lucu, itu mengundang ku.
Aku memutar badanku untuk bertemu dengannya.
"eh... Uhm... Gak papa?" ucapku dengan sedikit khawatir.
Ternyata tinggi kita hampir sama, namun masih tinggi badanku di banding dengannya. Dia memegang papan klip di kedua tangannya, menjepit nya di dada nya.
"aduh... Jangan di tengah jalan dengan pedang sebesar itu" ucapnya mengelus-elus jidatnya.
dia berhenti mengelus-elus jidatnya, dan menatap mata ku.
"eh? Murid baru? Aku belum pernah melihat muka mu sebelumnya" ucapnya dengan santai.
"ya, aku murid baru, murid pindahan lebih tepatnya"
"ohhhh... Begitu, kalau murid pindahan, harus pergi ke ruangan khusus terlebih dahulu, tapi karena kita satu tujuan, mungkin kita bisa jalan bareng" ucapnya lalu dia mulai berjalan perlahan melewati ku.
tanpa sepatah kata apa pun, aku mengikutinya dari belakang, dan mulai perlahan ke sebelahnya, namun masih sedikit memberi jarak, antar kita berdua.
kita berdua berjalan pergi ke lorong yang sedikit sepi murid.
"omong-omong, aku belum memperkenalkan diri ku, namaku Venena" dia menatap ke arah ku saat mengobrol.
"benar, nama ku Kai Argo, salam kenal"
"Kai... Cita-cita mu ingin menjadi apa?" ucap Venena dengan polos.
"aku ingin menjadi, raja agung"
"r-raja agung?" ucap Venena dengan terkejut "itu cita-cita yang sulit, semoga kamu bisa menjadi raja agung..."
kami berdua terus berjalan, hingga bertemu beberapa murid sekitar belasan, dan dua pintu raksasa.
"baiklah dengan ini semua murid pas" ucap Venena ke semua murid.
*eh?*
•°•°•
*ternyata dia guru toh...*
Semua murid berkumpul di sebuah ruangan yang sedikit bobrok dan jaring laba-laba di antara sudut ruangan.
"baiklah, aku di tunjuk sebagai penanggungjawab untuk siswa pindahan, perkenalkan nama ku Venena yang akan menjadi pendamping kalian..."
"akan saya jelaskan bagaimana cara kerja ini, aku akan mengabsen kalian satu persatu, lalu kalian akan pergi menuju ke meja disitu dengan bola di atasnya, lalu kalian akan menaruh telapak tangan kalian menggenggam bola itu, lalu bola itu akan bereaksi dengan Mana kalian, setelah itu akan muncul sebuah text yang manifestasi dari Mana kalian sebelumnya, jadi bola ini bisa memprediksi masa depan kalian dengan mutlak!"
Dia melihat papan klip yang dengan kertas selembar yang berisi para murid pindahan.
"yang pertama ada... Fuji Hayashi"
Seorang murid pergi mendekati meja dengan bola di atasnya, dia menggenggam nya, namun tetap membiarkan telapak tangannya menyentuh bola itu, lalu muncul sebuah text di udara, tertulis Tentara kerajaan
"yes! Tentara Kerajaan!" ucapnya dengan girang.
"selanjutnya..."
Beberapa murid sudah di prediksi, dengan bola ajaib, semua ekspresi mereka tampak senang dan bahagia.
*semuanya tampak puas dengan hasilnya, mungkin aku akan... Menjadi raja agung*
"peserta nomor 11 Kai..."
"ya..."
Aku berjalan dengan masih pedang besar di punggungku, aku meletakkan telapak tangan ku, lalu...
A GOD...
Itu yang terlihat, namun aku tidak mengerti maksudnya.
"tuhan?" ucapku dengan kebingungan, dan penasaran.
"apa maksud nya ini..." tangan ku bergerak menjauh dari bola itu.
Waktu terhenti, suasana menjadi terasa mencekam dan hening, tidak ada yang bergerak, mereka semua menjadi patung manekin.
Lalu tubuh Kai retak menjadi dua, di tengah.
•°•°•
"Kai..."
Terdengar suara samar-samar di telinga ku, tubuhku terasa berat, seperti ada yang menindih ku.
"oyyy bangun..." suara nya semakin jelas, suara perempuan.
Aku membuka mataku, dan hal yang kulihat adalah seorang perempuan bangsawan berambut panjang berwarna blonde emas, dengan mata berwarna biru terang.
"dasar pemalas..." ucapnya, dia menduduki pinggangku.
"Reina..." aku mengerang lalu merenggangkan tubuhku.
"ayolah, ini hari pertama mu di akademi, kamu harusnya lebih bersemangat!"
•°•°•
"Sempurna"
Dia mengepal tangannya, dan memukul ke atas udara.
Dan itu membuat (#+";39#-;827$;$(297#!_93+...
"oopss..."
...To be continued...