"BEEP… BEEP… BEEP" (Suara EKG di kamar sebuah rumah sakit)
"Aku terbangung dari tempat tidur lagi. Rasanya selalu sama, perasaan dimana kita tahu bahwa kita hidup tapi kita tidak bisa berbuat apa – apa" ucap Adeline dalam hatinya. "Mengapa aku harus menjalani hidup seperti ini ?" lanjut Adeline, "Mengapa Kau membiarkan ku tersiksa seperti ini ?" ucap Adeline sambil melihat ke atas rumah sakit itu.
(Suara menghela nafas) "Bagaimana pun aku harus memanfaatkan 3 bulan terakhirku ini sebelum aku benar – benar pergi untuk selamanya" ucap Adeline sekali lagi dalam hatinya sambil ia tersenyum. "Padahal sekarang ini adalah hari pertama pengumuman semester baru di sekolah, sayang aku tidak bisa hadir" kata Adeline dengan rasa penyesalan yang cukup besar.
[ Adeline adalah seorang siswi kelas 2 SMA dari salah satu sekolah ternama di kota itu, ia termasuk salah satu siswi yang pintar dan di kenal baik oleh para temannya. Namun karena ia termasuk murid yang pintar jadi ia tidak terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk bergaul sehingga ia tidak memiliki banyak teman ].
(Riuh suara murid – murid)
"Hei Andre, bagaimana pembagian kelasmu ?" ucap salah seorang siswi dengan nada ceria sambil datang memegang bahu Andre.
"Ku pikir siapa, ternyata kau Cyntia" ucap Andre. "Nampaknya kita satu kelas lagi" lanjut Andre sambil menunjuk namanya yang tercantum di papan tulis.
"Ternyata masih sekelas juga dengan dia" kata Andre dalam hatinya sambil melihat ke arah nama Adeline.
"Haaaah…, Adeline juga ternyata sekelas kita juga loh… asik !" ucap Cyntia sambil melompat dengan senang ketika ia melihat nama Adeline.
"Apa aku harus mengunjunginya sepulang sekolah nanti ?" tanya Andre dalam hatinya.
"Baiklah, aku akan ke kelas duluan ya, sampai ketemu lagi Andre" ucap Cyntia lalu pergi ke kelasnya.
[ Cyntia adalah seorang murid perempuan kelas 2 SMA yang ceria dan merupakan sahabat dari Adeline. Mereka sudah berteman sejak mereka berada di bangku sekolah menegah pertama (SMP). Cyntia juga merupakan satu – satunya teman yang mengerti kondisi Adeline saat ini ].
Tak lama kemudian Andre pun pergi ke dalam kelasnya. Sesampainya ia di dalam kelas ia pun langsung teringat akan suasana kelas di mana waktu Adeline masih masuk sekolah bersama – sama dengannya dan Cyntia. Waktu dimana mereka sering berangkat ke sekolah bersama – sama. Kemudian setelah ia teringat hal itu maka tersenyumlah Andre dan ia lanjut untuk duduk di kelasnya itu.
Tak lama setelahnya bel sekolah pun berbunyi dan seorang guru masuk ke dalam kelas mereka. "Baiklah, murid – murid saatnya kita mulai, perkenalkan saya Pak Gerry, saya adalah wali kelas kalian dan saya mengajar pelajaran sejarah, buka buku kalian halaman 5…", ucap sang guru.
(Pelajaran pun dimulai)
[ Andre adalah seorang murid laki – laki kelas 2 SMA yang cukup dikenal di sekolah itu. Ia salah satu murid yang keren dan pandai memainkan alat musik terutama piano dan biola. Ia juga murid yang cukup tampan dan di sukai banyak wanita sekolah itu. Namun ia adalah seorang yang pendiam dan tidak terlalu senang bergaul dengan teman – temannya ].
(Bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu istirahat tiba)
"Baiklah, kita sudah selesai untuk hari ini, jangan lupa kerjakan PR kalian" ucap Guru itu.
"Baik pak" jawab seluruh murid itu.
"Hei Andre, ayo makan siang bersama" ajak Cyntia.
Andre pun menganggukkan kepalanya dan mereka berdua pun pergi ke taman sekolah sambil makan bekal mereka bersama. Lalu mereka pun bercerita satu sama lain.
"Hei, Apa kau tidak rindu padanya ?" tanya Cyntia kepada Andre.
(Suara menghela nafas)
"Temui dia, siapa tahu dia juga rindu padamu kan ?" lanjut Cyntia sambil terseyum kepada Andre. Andre pun menganggukkan kepalanya.
"Semangat Andre !" ucap Cyntia sambil memegang pundak Andre.
Tak lama setelahnya bel pun kembali berbunyi dan mereka berdua pun bersiap untuk kembali masuk ke dalam kelas.
(Suara bel sekolah berbunyi)
"Akhirnya… !" ucap Cyntia, "Belajar matematika membuatku selalu pusing" lanjutnya.
"Andre, kau ingin pulang sama – sama ?" ajak Cyntia kepada Andre yang sedang merapikan barang – barangnya.
"Maaf Cyntia, aku ada urusan, kau duluan saja" jawab Andre.
"Baiklah, aku duluan ya" ucap Cyntia.
Kemudian Cyntia pun pulang lebih dahulu bersama dengan teman – temannya yang lain. Andre yang telah selesai merapikan barangnya pun langsung pergi ke rumah sakit tempat Adeline di rawat. Namun dalam perjalanan Andre melihat sebuah boneka burung kecil yang cukup lucu. Terlintas di pikirannya untuk membeli boneka tersebut untuk diberikannya kepada Adeline. Kemudian ia juga melihat ada sebuah buku harian dengan cover yang lucu beserta dengan pulpennya. Akhirnya Andre memutuskan untuk membeli ketiganya itu dan membawakannya untuk Adeline.
Sesampainya Andre di rumah sakit, ia langsung bertanya dengan resepsionis kamar tempat Adeline di rawat itu.
"Dia ada di kamar 209 ya" ucap sang resepsionis itu kepada Andre.
Andre pun berterima kasih kepada sang resepsionis itu dan langsung menuju ke kamar tempat Adeline di rawat. Sesampainya ia di depan kamar itu tiba – tiba keluarlah seorang wanita dari dalam kamar tersebut dan ia melihat Andre yang sedang berdiri di depan pintu itu.
"Halo, saya ibunya Adeline, kamu siapa ya ?" ucap sang ibu kepada andre.
"Halo, saya Andre, saya adalah teman sekelas dari Adeline, tante" jawab Andre sambil memberikan salam kepada sang ibu.
"Oh…, ada apa kamu kesini ya, apa ada kabar dari sekolah untuk Adeline ?" tanya ibu Adeline kembali pada Andre.
"Tidak ada… hehe, saya hanya ingin menjenguk Adeline saja tante" jawab Andre.
"Baiklah, tante ada urusan bisnis, tante harus pergi dulu ya" kata ibu Adeline pada Andre.
Andre pun menganggukkan kepalanya kemudian ibu Adeline pun pergi meninggalkan rumah sakit itu. Tak lama setelah itu masuklah Andre ke dalam kamar Adeline. Andre melihat Adeline yang sedang duduk di tempat tidurnya sambil menggambar. Terdiamlah Andre sesaat karena akhirnya ia dapat bertemu dengan Adeline lagi setelah ia tidak melihatnya selama 1 tahun terakhir.
"Hai Andre, apa kabar ?" ucap Adeline yang terkejut karena ia tidak mengetahui kedatangan Andre pada hari itu.
"Hai Adeline, lama tak jumpa" jawab Andre sambil tersenyum.
"Ayo masuk, kau bukan satpam yang harus berdiri di dekat pintu kan ?" ucap Adeline sambil tersenyum.
Kemudian Andre pun masuk dan berkata, "Aku punya sesuatu untukmu" ucap Andre sambil ia memberikan apa yang beli dalam perjalanan tadi kepada Adeline. Lantas Adeline pun langsung melihat apa yang di belikan Andre untuk dirinya itu.
"Wow, lucu sekali !, terima kasih ya Andre… sudah lama aku tidak mendapat hadiah dari orang lain selain kedua orang tuaku" ucap Adeline sambil memegangi boneka burung kecil itu.
"Waah, ada buku tulis dan pulpen juga… ini juga lucu" lanjut Adeline.
"Itu semua untukmu, apalagi kau sudah tidak boleh menggunakan handphone kan ?, kau harus mengurangi radiasi yang tidak baik bagi tubuhmu itu" ucap Andre kepada Adeline.
Tiba – tiba Adeline pun meneteskan air mata karena ia merasa terharu dan ia berkata, "Apa tidak masalah kau seperti ini Andre, apa kau tidak keberatan masih berteman denganku ?".
"Aku ini sudah tidak seperti dulu lagi, dimana aku bisa bersenang – senang. Aku sudah seperti burung di dalam sangkar yang tidak bisa kemana – mana lagi. Tidakkah ini membosankan ?" lanjut Adeline dengan rasa sedih.
"Aku tidak pernah keberatan tentang itu" jawab Andre.
"Hapuskanlah air matamu itu dan tatap aku" lanjut Andre.
"Burung kecil itu akan segera lepas dari sangkarnya dan terbang bebas, percayalah" ucap Andre untuk menenangkan Adeline saat itu.
Kemudian setelah mendengar perkataan Andre hati Adeline pun merasa mulai tenang lalu ia menghapus air matanya itu dan kembali tersenyum.
"Andai aku bisa mengunjungi tempat – tempat yang ingin ku kunjungi sebelum aku mati… pasti aku pergi dengan damai" ucap Adeline.
"Katakanlah kemana kau ingin pergi ?" tanya Andre kepada Adeline.
"Tapi aku tidak bisa pergi dari rumah sakit ini" jawab Adeline.
"Aku akan mewakilimu untuk mengunjungi tempat itu dan mengabadikan setiap moment selama aku ada disana, bagaimana ?" tanya Andre kepada Adeline.
"Haah… !, Apa Kau Gila ?!" jawab Adeline sambil terkejut dengar perkataan Andre.
"Bagaimana, kau mau tidak ?" tanya Andre sekali lagi.
"Itu hanya akan merepotkanmu, lagi pula kau kan masih harus pergi ke sekolah" jawab Adeline.
"Tidak perlu kau khawatirkan itu, jawab saja kemana kau ingin pergi ?" tanya Andre kepadanya.
"Hm... , aku ingin sekali naik ke gunung dan melihat matahari terbit disana, pasti indah sekali kan" ucap Adeline sambil membayangkan hal yang diucapkanya itu.
"Baiklah, hari minggu ini aku akan mengunjungimu lagi dan memastikan kau akan melihatnya" kata Andre sambil meyakinkan Adeline.
Kemudian mereka terus mengobrol untuk waktu yang cukup lama. Malam mulai tiba, Andre pun memutuskan untuk pulang.
"Oh ya Adeline, aku harus pulang dulu sepertinya" kata Andre kepada Adeline. Adeline pun menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah Andre merapikan barangnya ia pun langsung bergegas pulang.
Namun sebelum ia meninggalkan ruangan itu, Adeline memanggilnya dan berkata, "Apakah kau besok bisa datang lagi ?".
"Aku akan menemuimu besok" ucap Andre.
Kemudian Andre pun meninggalkan ruangan itu dan pulang ke rumahnya. Tak lama setelah itu ibu Adeline pun pulang dan masuk ke dalam kamar rawat Adeline. Ia melihat Adeline sedang duduk ditempat tidurnya sambil menulis.
"Mengapa kau belum tidur, Adeline ?" tanya sang ibu kepadanya.
"Tidak apa – apa bu, aku hanya sedang menulis buku harian saja" jawab Adeline kepada ibunya sambil tersenyum.
"Kau nampak bahagia sekali hari ini, apa karena laki – laki itu ya ?" tanya sang ibu kepadanya, "Lagi pula ia terlihat cukup tampan" lanjut sang ibu.
"Hah.. !, apa yang kau bicarakan ibu ?" jawab Adeline dengan terkejut sambil tersipu malu dan wajahnya pun tampak merah.
Tertawalah sang ibu dan juga Adeline karena pembicaraan mereka itu.
"Ayo tidur sana, sudah larut malam Adeline" ucap sang ibu kepadanya.
"Baik ibu, habis ini aku akan segera tidur" jawab Adeline kepadanya.
Tak lama setelah itu Adeline pun merapihkan alat tulisnya itu dan mulai untuk tidur. "Terima kasih Andre untuk hari ini" ucapnya dalam hati lalu tertidur.