Mereka berempat syok dengan ancaman yang di lontarkan oleh Alena,sangat jarang dan bahkan Alena tidak pernah sekalipun membantah atau melawan,tapi ini di luar dugaanereka,mereka semakin susah untuk mengendalikan Alena,ayah kandung Alena Tomas,menatap pintu yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya,pintu yang dulu adalah kamar istri tercintanya kini di tempati oleh Alena,sifat Alena yang sekarang sangat mirip dengan sifat istrinya dulu.
Keesokannya,Alena akan berangkat sekolah seperti biasanya,ia memakai baju dengan rapih,rambut di ikat kuda,dan memakai sedikit riasan,menambahkan kecantikan Alena yang tersembunyi.
Alena menuruni tangga dan langsung berlalu pergi mengabaikan mereka yang sedang sarapan,"nona sarapannya sudah siap.!",ucap pelayan itu.
Alena menatap ke arah pelayan itu,dan mengambil makanannya."Makasih,oh iya kamar ku jangan ada yang masuk ya,kamar ku sudah saya rapihkan sendiri,oh iya kunci cadangan pintuku mana?.tanya Alena.
"Kunci cadangannya di simpan Ibu,non?."ucap pelayan itu lagi.
Sontak Alena menatap ibu tirinya dengan tajam,Alena menghampiri ibu tirinya itu,dan meminta kunci cadangannya.
"Kembalikan kunci cadangan pintuku?,ingat ini rumah ibuku,yang sudah pasti ini rumahku,jadi tahu dirilah kalian..!ucap Alena.
"Alena..!!."ucap Tomas membentak Alena.
"Kenapa..!,apa perlu mengatakan sesuatu sekeras itu kuping masih berpungsi dengan baik jika kau berbicara pelan Tomas,ucap Alena sambil menatap Tomas tajam.
Ibu tirinya mengambil kunci cadangan,dan memberikannya kepada Alena,setelah urusannya selesai Alena pergi kesekolah,di sekolah Alena menjadi lebih populer karena kejadian itu membuat seisi sekolah gempar.alena berjalan tanpa mempedulikan orang orang yang menatap nya dengan tidak suka,setiap saat selalu saja ada orang yang Tidak suka padahal Alena Tidak melakukan apapun,hanya diam,belajar dan belajar,jadwalnya hari ini adalah karate,setelah jam pelajaran selesai,Alena pergi ke ruang karate disana sudah banyak orang.
Setelah merasa sudah kumpul,koach menyuruh mereka untuk berpasang pasangan dan Alena mendapat kan pasangan dengan pria kekar dan tinggi,semua orang merasa kasihan kepada Alena,karena pri situ sangat kuat,bahkan dari segi fisik pun Alena sudah kalah,namun Alena hanya acuh tak acuh.
Di dalam ingatan Alena pria itu pernah membanting Alena karena tidak sengaja menumpahkan kopi,karena pria itu menabrak Alena dengan sengaja,dan dia juga yangvmarah karena hak itu,Alena punya ide bagus untuk membalaskan dendamnya.
Setelah beberapa saat menunggu kini giliran Alena dan pria itu,pria itu bernama Brandon,nama panggilan,entah apa nama aslinya tapi Alena tidak peduli,saat berhadapan Alena memasang wajah ketidak sukaanya,inti membuat pria itu menaikan alisnya.
Semua orang sudah menantikan mereka berdua, koach sudah memulai permainannya,kini pria itu bergerak,saat pria itu bergerak maju,Alena juga ikut maju,saat pria itu akan membanting Alena,terlebih dahulu Alena membanting pria kekar itu,semua orang terkejut,sejak kapan Alena menjadi kuat seperti itu.
Alena melakukan itu berkali kali,sampai pria itu merasa ada yang aneh,kakinya tidak bisa di gerakan rupanya Alena menggunakan teknik rahasianya,di saat pria itu sedang fokus bertarung dengannya.
Alena keluar dari ruang karate,saat di lihat lihatvtrrnyata ia mengikuti belajar tambahan,dengan cepat Alena ke ruangan yang sudah di tentukan itu,beruntung saat masuk belum ada guru,jadi ia duduk di tempat duduk kosong,saat Alena sedang menunggu pembelajaran di Mulai,tiga laki laki,satu di antaranya memakai anting salib,mereka menghampiri Alena.
"WAW..Sudah lama ya tidak bertemu,sepertinya kau mengalami nasib baik ya,wajahmu tidak seperti biasanya,buruk!!!,ucap pria itu,Alena menatap ke tiganya dengan remeh."Pria ini pernah mengurung Alena di gudang belakang sekolah,dan merampas uang Alena di masa lalu."batinya.
"Awalnya memang bernasib baik,tapi saat bertemu denganmu..jadi nasib buruk..!"sarkas Alena.
"Uh..ternyata kau tidak belajar dari masa lalu ya."ucap pria itu.
"Lalu apakah kau akan melakukan hal yang sama
Seperti masa lalu, lakukan lah jika kau bisa..!"ucap Alena sambil merehkan mereka bertiga.
Saat pria itu akan menampar Alena,guru memasuki kelas,semua murid duduk dengan rapi,jam menunjukan jam 07.30 malam,semua murid bubar termasuk Alena,Alena keluar kelas dan pergi ke kafe,saat Alena berjalan ke kafe,dia di hadang oleh tiga laki laki yang tadi dikelasnya
"Hari ini aku akan menyadarkan mu agar kau mengerti apa yang sudah kau katakan tadi adalah sesuatu yang fatal."ucap pria beranting salib itu.
Alena menatap mereka bertiga dengan tatapan remeh,Alena berdiri dengan tenang tidak ada raut panik darinwajahnya seolah olah ia sudah siap dengan apa yang akan di berikan oleh pria itu.
Pria itu maju dan akan memukul Alena,Alena menggunakan tas ranselnya untuk memukul ketika pria itu,pria itu tidak berhenti disitu,pria itu yang awalnya terjatuh bangun dan kini ia akan menendang perut Alena,dengan gerak cepat Alena bisa menangkis kaki pria itu sebelum mendarat di perutnya,Alena memegang kaki itu dengan erat,dan dengan kekuatan penuh,Alena memutar kaki pria itu sampai pria itu meringis kesakitan yang luar biasa.
Dua temanya yang melihat salah satu temannya kalah,dan kesakitan,maju dan akan menghajar Alena secara bersama,Alena Ter tawa dan menendang kaki dan kepala pria itu sampai tersungkur di tanah.alena melihat itu tertawa dengan mata yang melotot,menatap tajam ketiga pria di depannya itu.
"Waw..laki laki yang mengikat dagunya merasa dia paling jagoan kini terbaring di tanah,asal kau tahu saja,jika kalian melakukan ini sekali lagi aku pastikan,tidak ada kesempatan duankali,akunakan menghancurkan hidup kalian,akan kupastikan keluargamu di pecat dari pekerjaannya,sekolahmu di keluarkan,dan tidak akan ada sekolah lain yang mau menerima kalian,itu adalah ancaman yang tidak akan pernah kalian lupakan dengar itu.!!!"ucap Alena dingin.
Alena pergi ke kafe,gara gara ketiga pria itu moodnya sekarang menjadi kurang bagus,awalnya dia kesana hanya akan bersenang senang namun kejadian tadi membuatnya moodnya buruk,alena duduk di kafe menyeruput kopi yang sudah di pesannya,walaupun moodnya kurang bagus tapi setidaknya bisa duduk disini dengan tenang apalagi hari ini cuacanya sangat mendukung, Alena merasakan hidupnya untuk sesaat.
Di rumah Alena memasuki kamarnya,ia sengaja tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk kesini,ia tidak suka barang barang nya disentuh dan di rusak,enak saja,sudah numpang tidak tau diri juga,cepat atau lambat Alena pasti akan membuat mereka mendapatkan karmanya.