Chereads / Dr. Rama The Bacterial Hero / Chapter 7 - Akhir Pertarungan Antara 2 Sains

Chapter 7 - Akhir Pertarungan Antara 2 Sains

Rama berdiri di atas Tomas, napasnya berat setelah pertarungan sengit itu. Ia menatap Tomas, yang kini terbaring lemah di tanah, kekuatannya hilang sepenuhnya.

"Kau bisa memilih jalan yang berbeda, Tomas," kata Rama dengan nada serius. "Kau bisa menggunakan ilmumu untuk menyelamatkan dunia, bukan menghancurkannya."

Tomas menatap Rama dengan mata yang penuh kebencian, tetapi juga kelelahan. "Dunia ini tidak layak diselamatkan," katanya pelan.

"Dunia ini layak, Tomas. Tapi orang-orang seperti kita harus berjuang untuk itu," jawab Rama.

Rama memanggil bakteri untuk menghentikan serangan mereka. Ia tahu Tomas sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan. Dengan hati-hati, Rama mengikat Tomas dengan lapisan bakteri yang mengeras seperti rantai. Ia akan membawanya ke pihak berwenang, memastikan bahwa Tomas tidak akan lagi membahayakan siapa pun.

Warga desa muncul dari tempat persembunyian mereka, menyaksikan pahlawan mereka menang. Mereka bersorak, tetapi Rama hanya menatap mereka dengan tenang. Ia tahu bahwa ini bukan akhir. Dunia masih penuh dengan ancaman, dan tugasnya sebagai pelindung alam masih jauh dari selesai.

Di bawah langit yang mulai cerah, Rama berjalan menjauh, membawa Tomas bersamanya. Dalam hatinya, ia berjanji untuk terus melindungi bumi dan semua makhluk hidup di dalamnya, apa pun yang terjadi.

Rama berdiri di tengah lapangan desa, diapit oleh warga yang penuh rasa terima kasih. Tomas yang lemah kini telah ditangkap, terikat dengan bakteri yang mengeras seperti rantai baja. Meski tubuh Rama terasa lelah, hatinya dipenuhi rasa lega. Namun, ia tahu tugasnya belum selesai.

Seorang tetua desa, Pak Surya, maju ke depan. Wajahnya berkerut, tetapi senyum kecil terlukis di bibirnya. "Rama, kau telah menyelamatkan kami. Kau adalah pahlawan kami," katanya dengan suara berat, namun penuh rasa hormat.

Warga desa bersorak, memuji keberanian dan kekuatan Rama. Anak-anak berlari mendekat, mengagumi tubuhnya yang masih berlapis bakteri pelindung yang kini bersinar lembut seperti permata.

Namun, Rama mengangkat tangannya, meminta mereka untuk tenang. "Bapak, Ibu, dan seluruh warga desa," ia memulai dengan suara yang tegas namun hangat, "saya bukanlah pahlawan yang layak dipuji seperti ini. Apa yang saya lakukan hanyalah kewajiban saya sebagai manusia untuk melindungi dunia ini."

Mata Rama menyapu kerumunan, melihat wajah-wajah penuh rasa syukur, tapi ia juga merasakan beban di hatinya. Jika identitasnya diketahui lebih banyak orang, dunia mungkin akan menjadi lebih berbahaya. Ia tidak ingin kekuatannya menjadi pusat perhatian, apalagi incaran.

"Saya ingin meminta satu hal kepada kalian semua," lanjut Rama, nadanya berubah menjadi serius. "Rahasiakanlah tentang apa yang kalian lihat hari ini. Jangan katakan kepada siapa pun bahwa saya adalah 'pahlawan bakteri'. Jangan ceritakan apa pun tentang kekuatan saya."

Kerumunan menjadi hening. Warga saling berpandangan, mencoba memahami maksud permintaan Rama. Akhirnya, Pak Surya bertanya, "Mengapa, Rama? Dunia perlu tahu tentang seseorang seperti kamu. Jika semua orang tahu, mungkin kamu bisa mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan lebih banyak orang."

Rama menggeleng pelan. "Bukan itu tujuan saya, Pak. Jika dunia tahu tentang kekuatan ini, akan ada orang-orang yang mencoba memanfaatkannya untuk hal buruk. Dunia tidak butuh seorang pahlawan yang dikenal. Dunia butuh seseorang yang bekerja dalam bayangan, tanpa disorot, tanpa menjadi incaran. Itulah cara terbaik saya bisa melindungi kalian semua."

Sejenak, suasana kembali sunyi. Warga mulai mengangguk perlahan, memahami bahwa Rama tidak hanya melindungi desa, tetapi juga melindungi rahasia kekuatan yang ia miliki.

Rama berjalan mendekati Pak Surya, menyerahkan Tomas yang terikat. "Pastikan dia diserahkan kepada pihak berwajib. Pastikan juga dia mendapatkan pengawasan yang ketat. Dia mungkin kehilangan kekuatannya sekarang, tetapi dia tetap berbahaya."

Pak Surya menerima tanggung jawab itu dengan anggukan tegas. "Kami akan melakukannya, Rama. Terima kasih untuk semuanya."

Anak-anak desa mulai mendekati Rama dengan hati-hati. Seorang anak kecil, dengan mata penuh rasa ingin tahu, bertanya polos, "Kak Rama, apa nanti Kakak akan datang lagi kalau ada yang menyerang desa ini?"

Rama tersenyum, berlutut agar sejajar dengan anak itu. "Tentu saja. Selama aku masih hidup, aku akan selalu ada di sini untuk melindungi kalian. Tapi kalian harus berjanji untuk menjaga alam dan tidak membuat kerusakan, ya? Karena alam adalah teman kita."

Anak-anak itu mengangguk serempak, wajah mereka bersinar penuh semangat.

Rama berdiri kembali dan memandang seluruh warga. "Ingatlah, kekuatan terbesar tidak datang dari individu seperti saya. Kekuatan terbesar ada pada kebersamaan, pada usaha kita menjaga dunia ini bersama-sama."

Malam mulai turun, dan Rama tahu waktunya untuk pergi. Ia berjalan ke pinggir desa, di mana sebuah tebing menghadap ke sungai yang menjadi saksi pertarungannya dengan Tomas. Udara malam terasa sejuk, kontras dengan panas yang menyelimuti tempat itu sebelumnya.

Pak Surya menghampirinya untuk terakhir kali. "Rama, kau yakin tidak ingin tinggal di sini? Kami akan melindungi rahasiamu."

Rama menatap pria tua itu dengan senyuman. "Terima kasih, Pak. Tapi takdir saya tidak di sini. Dunia ini luas, dan masih banyak tempat yang membutuhkan perlindungan. Saya akan terus berjuang, meskipun tidak ada yang tahu."

Pak Surya mengangguk, meski terlihat berat hati. "Kalau begitu, jagalah dirimu, Nak. Dan ingatlah bahwa desa ini akan selalu menjadi rumahmu."

Rama membalas dengan anggukan kecil, lalu melangkah menuju tebing. Di bawah cahaya bulan, tubuhnya mulai menyatu dengan bayangan bakteri, perlahan menghilang seperti mimpi.

Sebelum benar-benar pergi, Rama berbisik kepada angin, seolah-olah berbicara kepada dunia.

"Bakteri adalah kehidupan kecil yang sering dianggap remeh, tapi mereka memiliki kekuatan besar untuk menyelamatkan atau menghancurkan. Aku memilih untuk menggunakan kekuatan mereka untuk melindungi, bukan menghancurkan. Begitu juga manusia. Kita kecil di tengah alam semesta ini, tapi kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menjaga dunia. Selama masih ada harapan, aku akan terus berjuang—dalam bayangan, tanpa nama, tanpa pujian."

Dengan itu, Rama menghilang ke dalam malam, meninggalkan desa yang kini damai, bersama warga yang berjanji menjaga rahasianya.

Malam itu, bintang-bintang bersinar lebih terang, seolah-olah merayakan seorang pahlawan yang memilih berjalan di jalur yang sunyi, demi dunia yang lebih baik.

bab 13: Bayangan Ancaman Baru

Di tengah perayaan desa yang tenang, Arga, seorang mata-mata yang menyamar sebagai warga, diam-diam mengirimkan informasi tentang Dr. Rama dan kekuatannya ke kelompok pejabat korup dan ilmuwan jahat.

Di balik layar monitor, sekelompok orang berjas mahal tersenyum puas saat membaca laporan itu. "Jadi, ini dia 'senjata' yang selama ini kita cari," ucap salah satu ilmuwan dengan nada licik. "Dengan kekuatan ini, dunia bisa menjadi milik kita."

Sementara itu, di kejauhan, Rama berdiri mengamati desa. Ia merasakan ancaman baru mendekat, tapi ia tetap teguh. "Aku siap menghadapi apa pun," gumamnya pelan.