Di tahun 2013 setamat nya sekolah dasar (SD) di sebuah kampung kecil ada seorang anak bernama Fawi yang waktu itu sangat bodoh dan tertinggal dalam pemikiran.
Suatu ketika di hari dimana telah usia libur panjang sekolah,org tua Fawi berniat membawa Fawi ke pondok pesantren untuk menimba ilmu,akan tetapi Fawi menolak karna tidak ada keinginan untuk belajar di pondok pesantren tersebut.
Fawi menolak keinginan orang tua nya, akan tetapi pemikiran orang tua terhadap anak jauh lebih luas untuk masa depan sang anak, dengan hati yg terpaksa Fawi pun mengikuti keinginan orang tua nya.
Setelah beberapa hari dengan segala keputusan dan pemikiran Fawi ,Fawi pun di antar orang tuanya ke pondok pesantren tersebut.
Fawi pun menangis dan sedih karna harus mengikuti keinginan orang tua nya, setibanya di pondok tersebut,Fawi dengan hati yang terpaksa menjadi hati yang lunak ketika sampai di pondok tersebut, entah apa yang di rasakan Fawi di hari itu.
Dia(Fawi) merasa damai dan tentram ketika melihat lingkungan pondok ,Fawi melihat kebersamaan kesetiaan kedamaian, dan orang tua Fawi memberi nasihat kepadanya "Fawi jaga dirimu jaga namamu dan pulang lah ketika ilmu mu sudah cukup"
1 bulan setelah menimba ilmu Fawi sangat rindu kampung kelahirannya akan tetapi Fawi harus tetap menyelesaikan beberapa hapalan yang tak bisa di tinggalkan.
Hari demi hari berlalu Fawi merasakan kesepian di dalam hidup nya, hidup nya ramai tapi kesepian hati nya.
Dia pun memutuskan untuk pergi dari pondok itu dan mencari pondok yang lain untuk menambah ilmu
Setibanya di pondok yang Fawi inginkan,
Fawi melihat keunikan di pondok tersebut yaitu banyak santri santri yang lebih muda dari dirinya.
Dalam menimba ilmu,Fawi sudah mahir dalam berbicara di depan umum karena terlatih di pondok nya, keilmuan Fawi udah di atas rata rata,Fawi bisa membaca beberapa kitab yang sulit di pahami dan Fawi pun terpilih menjadi salah satu murid yang masyhur dalam beberapa keilmuan