Cuit cuit... memecah keheningan malam di kamar Lia. suara hp Lia berbunyi tanda ada pesan masuk. Diliriknya HP tersebut muncul notif dari kelasnya. Dibukanya notif tersebut dan membuat mata indahnya tidak mengantuk lgi.. pesan itu bertuliskan...

"Kenaikan kelas kali ini semua murid kelas XI MIPA 1-5 dipecah menjadi 7 kelas, untuk itu besok silahkan melihat daftar nama setiap kelas yang sudah ditempel di depan kelas masing-masing"

Hati Lia gelisah, bingung, sedih, dan takut setelah membaca grup. Lia takut kalau nanti tidak bertemu dengan teman dekatnya lagi. Lia menepis semua pikirannya yang cemas dan memilih untuk tidur agar besok hari pertama masuk setelah liburan dimulai tidak terlambat.

Pagi tiba Lia di sekolah dan kala itu sekolah masih sepi. Lia berlari lari menyusuri lorong ke menuju kelas dan membaca satu persatu kertas yang ditempel guru di pintu masuk setiap kelas..

Kelas yang harus Lia tempati adalah kelas XI MIPA 3 dimana setengah diantaranya teman-teman dari campuran kelas lainnya.

Ding.. dong... suara bel sekolah berbunyi tanda pelajaran akan dimulai. Buru-buru ak berlari ke dalam kelas setelah Lia bertemu dengan Intan yang berbeda kelas. Lia mendapat tempat duduk pojok di dekat jendela nomor dua dari depan. Lia melihat sekitar tampak wajah-wajah baru teman-temannya. Wali kelas masuk dan memulai perkenalan, dikarenakan belum kenal semua, para murid memperkenalkan diri semua satu per satu. Tampak terlihat di wajah Lia bahwa dia serius memperhatikan satu-satu wajah dan nama mereka. Namun ada salah satu nama yang terdengar asing di kelas yaitu seseorang bernama Victor, dengan tinggi 175 cm, badan ideal, putih dan tampan, namun wajahnya dingin dan cuek. Lia sejenak bergosip dengan teman sebangkunya dan ternyata ia siswa pindahan dari SMA Bandung. Setelah semua selesai, wali kelas meminta kami untuk mendiskusikan kepengurusan kelas dimana Lia terpilih menjadi bendahara kelas.

Bel istirahat berbunyi..

Lia dan Zara pergi menuju kantor untuk meminta daftar nama-nama kelas untuk mencatat nama di buku kas yang akan dipakai mulai besok.

Setelah Lia bersama Zara mengambil buku itu Lia dan Zara mulai mencatat nama-nama itu sampai berhenti di nama Victor Cakra Abdullah. Lia dan Zara hanya mengangguk angguk saat mengetahui nama panjangnya dan berkata "Oo... rupanya ini nama lengkap anak pindahan itu.."

Keesokan harinya Lia lebih ceria dan semangat menuju kelas di pagi hari, karena Lia selalu berangkat awal dan sekolah masih pagi. Sampainya di kelas Lia mulai menghidupkan kipas, membuka jendela, pintu bersama teman-temannya yang sedang piket kelas. Ia mulai membuka buku novel kesukaannya untuk dibaca. 15 menit berlalu ia bosan di kelas, Lia beranjak dari tempat duduknya dan menuju pintu sambi membaca.

Brukk...

Lia menabrak seseorang dan buku lia terjatuh, mulut Lia yang kesal dan bergumam mengambil buku kemudian melihat keatas dan berkata "Kalau jalan pakai mata, jangan pakai kaki, sakit taukk.. liat ada orang nggasi!" Lia mendapati laki-laki bertubuh tinggi itu yang ditabraknya.

Dan terkejutnya Victor membalas ucapan lia dengan cuek dan pergi sembari berkata "Salah sendiri pendek...". Lia yang kesalpun hanya bisa menghela napas panjang dengan memutar bola mata malas sembari lanjut keluar kelas dan membaca novel.

Bel istirahat berbunyi, tanda saatnya Lia menariki iuran kas setiap minggu. Satu-satu nama dipanggil Lia dan membayar iuran kas sambil berkenalan dengan teman-teman barunya. Tiba giliran Victor, Lia menyebutkan namanya dengan malas, Victor kini berada di depan Lia sembari mengeluarkan uang dan pergi begitu saja. Lia menggerutu karena tingkah Victor yang tidak meminta maaf kepadanya.