" Chen'er seperti biasa , kau tidak pernah berhenti mengejutkanku . " Fang An mengelus kepala Xiao Chen dengan lembut .
Tidak terasa setahun telah berlalu sejak Xiao Chen menjadi murid Fang An , kini Xiao Chen telah berusia 6 tahun tetapi pertumbuhannya jauh di atas rata - rata anak seusianya . Xiao Chen terlihat seperti anak berusia 10 tahun dari ukuran tubuhnya .
Setahun terakhir Xiao Chen tidak berhenti mengejutkan Fang An , dia begitu patuh belajar membaca , menulis dan berhitung . Pelajaran yang seharusnya membutuhkan tiga tahun untuk mempelajarinya dilahap oleh Xiao Chen dalam beberapa bulan , tentu saja ini karena dasarnya Xiao Chen sudah mengetahui semuanya .
Xiao Chen bisa saja menguasainya pada hari dia diajarkan tetapi itu akan sangat mengejutkan sehingga dia berpura - pura belum memahaminya dan menghabiskan beberapa bulan untuk mempelajari semuanya . Fang An kemudian mengajarkan Xiao Chen ilmu sastra , seni lukis dan juga etika .
" Chen'er sungguh berbakat , andai dirinya tidak bisa menjadi pendekar sekalipun , dia bisa menjadi sarjana ternama . " Batin Fang An saat memandangi murid satu - satunya tersebut .
Selama setahun terakhir Xiao Chen belajar begitu keras , sebagian besar waktunya dihabiskan di ruang belajar . Biarpun Fang An mendorongnya untuk bermain dengan anak seusianya , Xiao Chen mengatakan dirinya lebih tertarik untuk belajar . Dia memiliki mental orang berusia 90an tahun , tidak mungkin Xiao Chen memiliki keinginan bermain dengan anak - anak
berusia 6 tahun .
Fang An juga tidak mengambil misi selama setahun terakhir karena memusatkan
perhatiannya mendidik Xiao Chen semua pengetahuan dasar yang diperlukan .
Xiao Chen memang sering berada di ruang belajar pada saat malam hari sekalipun . Ketika Fang An sedang tidak mengawasinya , Xiao Chen menyalin Kitab Dewa Naga Surgawi pada sebuah buku kosong . Xiao Chen juga menulis semua kejadian penting yang bisa diingatnya .
Biarpun Xiao Chen memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya tentang banyak hal yang terjadi di masa depan tetapi bukan berarti dirinya tidak bisa lupa . Seiring waktu setelah menjalani kehidupan barunya ini pasti ada yang dia lupakan , sebab itulah Xiao Chen mencatat semuanya dan menyimpannya dengan baik .
Xiao Chen yang belum bisa mempelajari bela diri maupun tenaga dalam karena kondisinya memilih untuk mempelajari hal - hal yang sebelumnya tidak dia perhatikan . Demi mengisi waktu Xiao Chen mempelajari ilmu pengobatan , ilmu formasi dan lainnya dari buku - buku yang terdapat di Vila Pedang Bambu .
" Chen'er , ada yang perlu Guru bicarakan denganmu ... " Setelah latihan melukis pada pagi hari , Fang An mendadak meminta Xiao Chen duduk di hadapannya dan mendengarkan yang ingin Fang An sampaikan , " Chen'er sebagai Tetua Pedang , Guru harus mengambil misi dari waktu ke waktu . "
Pada dasarnya Fang An menjelaskan paling lama Tetua Pedang bisa libur adalah satu tahun . Dalam waktu dekat Fang An akan pergi mengambil misi , dia berpesan agar Xiao Chen tidak kendor pada latihannya .
" Guru tidak perlu khawatir , murid tidak akan mengecewakan Guru . " Jawab Xiao Chen .
Pada kehidupan sebelumnya , Fang An tidak mengambil libur selama ini dari misi - misinya karena Xiao Chen menginginkan lebih banyak waktu sendiri . Kali ini Fang An tidak melakukan misi setahun penuh karena ingin mendidik Xiao Chen yang begitu berbakat .
Fang An mengingatkan agar Xiao Chen tidak menunjukan kepandaiannya kepada orang lain untuk sementara waktu , Fang An tidak menjelaskan alasannya tetapi Xiao Chen bisa memahaminya . Dalam dunia persilatan yang kejam , seseorang yang berbakat tidak selalu menjadi pujaan . Andai tidak memiliki latar belakang yang kuat , bakat - bakat ini justru dihabisi sebelum berkembang .
Setidaknya karena tidak mengambil misi selama setahun penuh , kondisi Fang An menjadi lebih baik . Batuknya tidak sesering sebelumnya ketika malam hari tiba .
Keesokan harinya , Fang An meninggalkan Vila Pedang Bambu . Fang An mengatakan mungkin akan membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum dirinya kembali .
" Akhirnya aku bisa lebih bebas ... " Xiao Chen menghela nafas panjang setelah melihat sosok Fang An tidak terlihat lagi.
Xiao Chen memang senang kondisi Fang An sedikit membaik , tetapi setahun terakhir ruang gerak Xiao Chen menjadi begitu terbatas karena Fang An selalu mengawasinya hampir setiap waktu . Xiao mengemas beberapa barang sebelum lari ke gudang barang Vila Pedang Bambu .
Vila Pedang Bambu terletak dibagian timur Lembah Seratus Pedang , Vila tersebut juga menyatu dengan dinding pembatas kota . Selama setahun terakhir setiap kali Fang An sudah terlelap , Xiao Chen membangun jalan rahasia yang bisa membawanya keluar dari Lembah Seratus Pedang .
Jika Xiao Chen ingin meninggalkan Lembah Seratus Pedang , dia harus melaporkannya pada Paviliun Pedang Muda . Xiao Chen yakin dirinya tidak akan mendapatkan izin untuk meninggalkan sekte , sebab itulah dia membangun jalan rahasia ini .
Xiao Chen dengan hati - hati memeriksa keadaan sekitarnya sebelum keluar dari jalan rahasia tersebut , dia kemudian menutupi kembali pintu rahasia itu menggunakan rerumputan dan batu - batu .
Setahun terakhir dirinya tidak pernah meninggalkan Vila Pedang Bambu , padahal Xiao Chen termasuk orang yang suka berpergian jadi tubuhnya terasa sangat gatal untuk berpetualang .
" Akhirnya aku bisa mulai melakukan rencanaku ... " Xiao Chen berlari menuju ke arah timur , tempat yang menjadi tujuan adalah sebuah sungai besar yang berada di dekat Lembah Seratus Pedang .
Disebabkan Fang An terus mengawasinya , Xiao Chen tidak bisa belajar banyak bela diri tetapi dia tidak lupa dari waktu ke waktu berlatih untuk memperkuat fisiknya dengan melakukan kegiatan sehari - hari seperti menimba air di sumur , memotong kayu bakar , membersihkan Vila dan sebagainya .
Bagi anak seusianya , semua kegiatan itu termasuk latihan fisik yang cukup baik .
Xiao Chen juga diam - diam mempelajari ilmu meringankan tubuh , karena dia belum memiliki tenaga dalam jadi Xiao Chen hanya bisa mempelajari ilmu meringankan tubuh paling dasar yang dikuasai semua pendekar pertama kali yaitu Ilmu Langkah Angin .
" Kaki - kaki pendek ini terasa begitu menyedihkan ... " Xiao Chen tersenyum pahit ketika merasakan kecepatan larinya menggunakan ilmu Langkah Angin tidak berbeda dengan kecepatan lari orang
dewasa biasa .
Satu perubahan nyata yang dibandingkan kehidupan sebelumnya adalah
pertumbuhan fisik Xiao Chen , sebelumnya dia adalah pemuda kurus yang terlihat kurang gizi dan tenaga , sama sekali tidak seperti pendekar pada umumnya namun kali ini dia memiliki nafsu makan besar serta melakukan latihan dengan aktif jadi fisiknya tumbuh menjadi besar dan kuat .
Xiao Chen sedikit merindukan kemampuannya yang mampu berlari secepat angin , tetapi dirinya juga memahami selama dia berlatih cukup keras maka cepat atau lambat dia akan mendapatkan kemampuan itu kembali .
Setelah berlari beberapa waktu , Xiao Chen bisa melihat aliran sungai di hadapannya . Sungai yang sebelumnya membawa malapetaka bagi Lembah Seratus Pedang yaitu Sungai Rumput Giok .