Setelah pertempuran selesai, mereka berbaring sambil beristirahat. Tangan Bu Sari memeluk Budi dan di letakan di dadanya, saat lagi berbaring Budi melihat dari celah pintu Rima sedang berdiri dan melihat mereka. Saat ketahuan Budi melihat keberadaan Rima, dia langsung pergi. Kemudian Budi bangun secara perlahan, tangan Bu Sari yang memeluknya di pindahkan secara perlahan. Kemudian Budi membawa sarung dan dia pakai, setelah itu dia berdiri dan keluar dari kamar untuk pergi ke kamar mandi.
Budi langsung berjalan ke kamar mandi dengan segera, setelah selesai mandi saat akan kembali, pintu kamar Rima terbuka lebar kemudian Rima berjalan dan berdiri di depan pintu. Dia membuka pakaiannya satu persatu hingga dia telan jang, tubuh seksi Rima membuat Budi terangsang. Rima sendiri meraba-raba badannya dari mulai payudaranya, pinggul dan dia mengibaskan rambutnya. Dia seperti penari striptis, dia menggoda Budi yang berdiri terdiam melihat Rima. Kemudian Budi berjalan mendekati Rima, mereka saling berhadapan. Rima melihat tubuh Budi dari atas sampai bawah, tepat di bagian sarungnya ada sesuatu yang menonjol besar, sehingga membuat sarungnya terlepas. Kemudian mereka berdua kini sama-sama telan jang bulat.
"Waw kon tol nya gede banget Om, badannya juga bagus, benar-benar gagah perkasa badannya otot semua. Ini yang di lengan udah lama di tato nya Om ?".
"Udah sekitar 2 tahun neng, kalau neng suka coba peluk Om !".
Tanpa menunggu lama, Rima memeluk Budi kon tol yang panjang dan besar mengganjal perut nya. Rima memegang kon tol Budi dan meremasnya, kemudian dia berlutut dan memasukan Kon tol Budi ke dalam mulut. Tapi karna kon tol nya yang besar dan panjang, tidak bisa masuk ke dalam mulutnya yang mungil cuma kepalanya aja yang dia nikmati.
"Ahhh enak banget Om, gila pajang banget.. aku gak bisa pegang dengan satu tangan ku aku genggam sama kedua tanganku juga masih belum terpegang semua".
"Hee memang selama ini yang sudah kamu nikmati seperti apa ?".
"Kecil Om, punya pacarku juga kecil cuma sebesar kelingking tangan ku aja".
"Kon tol Om lebih besar ya dan bikin puas".
Rima di tarik kemudian dia di dorong sampai terjatuh ke atas kasur, Budi mendekati nya mereka saling berhadapan dengan penuh nafsu, Budi mencium bibirnya tangannya meremas buah dadanya. Perlahan Budi turun menikmati buah dadanya seperti bayi, perlakukan Budi yang agresif membuat Rima cuma bisa meremas seprai saking enaknya permainan Budi. Kemudian kedua kaki Rima di angkat, lidah Budi mendarat di me mek Rima yang sudah basah. Budi sedot dan dia masukan lidahnya, kemudian jari-jari tangan Budi yang kasar dan besar di masukan ke dalam me mek Rima, dia maju mundurkan secara perlahan hingga semakin lama semakin cepat sampai berbunyi becek.
"Aaaaaaahhhhhhhhh aaaaaaaahhhhhhh Om aaahhhh aku keluar aaahhhh udah udah aaaaaaahhhhhhhhh.....".
Rima pun mengeluarkan cairan kenikmatannya, Budi langsung menikmatinya dia hirup, dia minum tanpa tersisa. Kini saat yang di tunggu-tunggu, Budi meremas-remas Kon tol nya hingga perlahan dia masukan ke dalam me mek nya Rima. Perlahan-lahan mulai masuk, Budi langsung menggerakan pinggulnya secara perlahan.
"Aaaaaaahhhhhhhhh Om,, sssshhhhh aduh penuh banget... Aaaaaaahhhhhhhhh....".
"Gimana enak ?".
"Mmmmmmhhhh sssssshhhhh".
Rima cuma bisa mengigit bibirnya karna Budi tidak memberikan ampun dia semakin mempercepat gerakannya. Gerakannya sangat cepat, tenaga Budi seperti kuda liar. Karna Rima terus berisik, Budi mencium bibir Rima takut Ibunya bangun. Budi memegang kedua tangannya, hujaman demi hujaman terus Budi hentakan. Keringat Budi mulai keluar banyak, badannya sangat basah kenikmatan yang mereka rasakan sungguh tak terkira. Rima sendiri sudah beberapa keluar tapi Budi masih tetap kuat dia terus memaju mundurkan pinggulnya tanpa henti.
"Aaaaaaahhhhhhhhh Om, masih lama ?".
"Sebentar lagi sayang".
Rima mulai lemas, tapi tenaga Budi tidak ada habisnya. Kasur nya sendiri sudah basah dan berantakan karna permainan mereka, hingga kemudian Budi tiba di titik puncak kenikmatan. Gerakannya semakin kencang, kemudian dia langsung mencabut Kon tol nya dan menyemburlah sperma nya beberapa kali tembakan. Sangat banyak sekali sperma nya, semuanya keluar di perut Rima dan sampai mengenai wajahnya juga. Setelah semuanya berakhir, Budi masih mengatur nafasnya dia seperti habis mandi badannya sangat basah oleh keringat. Keduanya sama-sama puas, kemudian Budi berbaring di sebelah Rima walaupun Budi sudah keluar tapi Kon tol nya masih keras.
"Hebat banget kamu Om, Om pria pertama yang bikin aku sampai keluar beberapa kali. Om benar-benar perkasa, aku sangat puas main sama Om".
"Sama-sama neng, kalau pengen lagi nanti Om kasih. Om siap kapan saja memuaskan kamu, sekarang Om harus kembali ke kamar Ibu kamu takut dia bangun".
"Iya Om, aku juga mau ke kamar mandi dulu".
"Iya Om juga mau bersih-bersih".
Keduanya bangun, mereka pergi ke kamar mandi. Tubuh Rima sendiri sangat lengket penuh dengan sperma nya Budi, mereka sama-sama membersihkan tubuhnya.
"Om duluan ya !".
"Bentar Om".
Rima langsung mencium bibirnya Budi, dia meremas kon tol nya Budi yang mulai lemas.
"Makasih ya Om".
"Sama-sama sayang".
Budi kembali ke kamar Bu Sari, dia memakai sarung kembali. Bu Sari masih tertidur pulas, Budi langsung berbaring di sampingnya. Malam ini Budi bermain dengan Ibu dan anaknya sekaligus, Budi benar-benar puas hingga kemudian dia langsung tertidur. Tapi saat menjelang subuh, Budi terbangun dan saat dia membuka matanya Bu Sari lagi asik menikmati Kon tol Budi. Karna Budi merasa terangsang, Budi langsung menghajar Bu Sari. Dia kembali ngen tot Bu Sari, sampai akhirnya keduanya sama-sama puas.
Setelah itu semuanya berakhir, Bu Sari kembali tertidur dia lelah dan lemas menerima keperkasaan Budi yang luar biasa. Perlahan Budi mulai bangun, dia kembali memakai sarung. Kemudian Bu Sari juga mulai bangun, dia kembali memakai pakaiannya.
"Jam berapa ini Bud ?".
"Jam 7 tan".
"Aduh kesiangan, pagi ini aku harus ke pasar".
Bu Sari langsung segera pergi ke kamar mandi, sementara itu Budi duduk di tengah rumah sambil merokok.
"Kamu hari ini gak kuliah neng ?". Melihat Rima yang baru bangun
"Hari ini jadwal kuliah siang Om, Ibu kemana ?".
"Lagi mandi".
Rima langsung mendekati Budi, tangannya meraba selangkangan Budi dan meremas kon tol nya yang masih lemas.
"Nanti Ibu kamu lihat".
"Ibu suka lama kalau mandi".
Rima membuka sarungnya Budi, terlihat kon tol Budi sudah keras dan Rima langsung berlutut dan dia masukan ke dalam mulutnya. Pagi ini Rima langsung sarapan dengan pisang ambon milik Budi, Budi mendesah saat Rima dengan rakus menikmati kon tol nya. Karna sudah terlanjur, Budi berdiri dia mengajak Rima masuk ke kamarnya. Dan pagi itu Budi langsung memuaskan Rima, Kon tol nya kembali dia hujaman sangat kencang pada me mek Rima. Budi melakukannya dengan cepat takut ketahuan Bu Sari, hingga sperma nya keluar.
"Om masukan pada mulutku !".
Sperma nya Budi di masukan pada mulut Rima, semuanya Rima minum tanpa tersisa. Setelah itu Budi cepat-cepat memakai sarungnya, dia langsung keluar dari kamar Rima dan dia masuk ke kamar menemui anaknya. Tak berapa lama Bu Sari datang, dia memakai pakaian dan berdandan.
"Bud hari ini kamu juga akan ketemu sama Bu Dewi ?".
"Iya, tenang aja kan masih lama".
"Gak bakal terasa kan nanti mau ketemu jam 9 pagi, kamu punya pakaian gak ?".
"Kalau pakaian bagus paling kemeja".
"Jangan kemeja dong pakai kaos dan celana jeans aja biar kelihatan keren, yaudah sekarang anterin tante ke pasar nanti sambil beli pakaian buat kamu".
"Lah rapi-rapi amat, pakai pakaian biasa juga gak apa-apa kan ?".
"Jangan dong, biar penampilan kamu terlihat menarik. Yang akan kamu temui ini istri pejabat, kamu harus memberikan pelayanan baik pada dia".
"Iya, tapi Farid gimana ?".
"Tenang aja nanti sama tante aja, kan dia udah anteng tinggal di warung nasi sama tante. Asal di kasih mainin aja sama makanan kesukaannya, kamu harus semangat buat Bu Dewi puas semua ini demi anak kamu juga biar dia bisa sekolah".
Budi melihat anaknya yang masih tidur, dia kembali bersemangat demi anaknya.
"Yaudah, mau mandi dulu tan !".
"Iya silahkan, sementara pakai pakaian kamu yang kemarin aja".
Budi langsung pergi ke kamar mandi, hari ini dia akan mulai bekerja dengan Bu Sari. Walaupun pekerjaan ini memang bukan pekerjaan baik tapi dia terpaksa melakukannya. Dia merasa putus asa, walaupun dia sudah bekerja keras tapi tetap saja hasilnya tidak sebanding dengan apa yang dia kerjakan. Setelah selesai mandi anaknya baru bangun tidur,
"Nak kamu tinggal sama Bu Sari dulu ya biasa di warung nanti Ayah jemput ?".
"Ayah mau kemana ?".
"Hari ini Ayah mulai kerja sama Bu Sari di tempat lain".
"Ayah gak kerja di pasar lagi ?".
"Ayah kamu sekarang mau kerja sama Ibu, cari kerjaan lain biar nanti Farid bisa sekolah dan bisa beli apa saja yang Farid inginkan".
"Aku mau.... Aku mau sekolah Yah, teman-teman ku juga sudah pada sekolah".
"Iya nanti Farid juga sebentar lagi akan sekolah juga, Ayah akan berusaha bekerja keras demi anak Ayah tercinta. Sekarang kamu mandi dulu ya sekarang kita siap-siap pergi".
"Iya Yah".
Kemudian anaknya Budi segera di mandikan, waktu terus berjalan mereka bersiap-siap untuk pergi. Budi mengantar Bu Sari ke pasar sekalian akan membelikan pakaian untuk Budi.
"Biar tante yang pilih pakaiannya untuk kamu !".
"Iya Tan".
Kemudian Bu Sari memilih kaos distro yang membuat Budi seperti anak muda.
"Nih coba yang ini pakaiannya, kamu ini masih muda harus memakai pakaian yang muda dan gaul biar terlihat keren".
"Kalau aku banyak uang pasti beli pakaian mahal tan, aku cuma punya pakaian beberapa aja itu juga pakaian bekas dari tetangga".
"Nih ya kalau kamu nanti sudah banyak pelanggan dan banyak yang puas sama kamu, Tante jamin hidup kamu akan enak mau beli apa juga gampang, gak akan ada lagi orang yang merendahkan kamu".
"Iya, aku juga sudah capek hidup miskin selalu di hina dan di rendahkan. Bukan cuma orang lain tapi keluargaku juga ikut menjauhiku, lagi susah gini gak ada satupun orang yang mau mendekatiku".
"Maka dari itu kamu harus buktikan sama semua orang kalau kamu bisa, nanti kalau kamu sudah punya semuanya balaskan dendam kamu Bud".
"Iya Tan, aku ingin balas dendam pada orang-orang yang sudah menghina dan merendahkan aku".
Budi mulai mencoba pakaiannya satu persatu, dia tampak gagah memakai kaos ketat yang memperlihatkan otot-ototnya yang terbentuk sempurna.
"Nah yang ini bagus Bud, kamu terlihat lebih tampan dan gagah pakai kaos ini. Orang-orang terutama wanita pasti terpesona lihat kamu".
Budi berpose di depan cermin, dia sendiri merasa berbeda melihat dirinya sendiri di cermin.
"Iya tan yang ini pakaiannya bagus, aku suka pakaiannya nyaman".
"Yaudah kita sekarang ke toko handphone, kita beli buat kamu".
"Tapi tan ini semua terlalu banyak, aku tidak sanggup membayarnya".
"Tante yakin kamu akan sukses, jadi jangan dulu memikirkan ini semua. Kamu bisa bayar nanti, mengenai pendapatan kamu nanti kita bicarakan".
"Iya tan terima kasih sebelumnya".
Setelah membeli pakaian, sekarang Budi di ajak ke toko handphone. Setelah itu karna sudah hampir jam 9, Budi langsung pergi.
"Kamu langsung pergi saja, biar anak kamu sama tante disini. Sekarang kamu bawa aja motor tante untuk pergi ke cafe, tadi udah tante masukan nomor Bu Dewi ke hp kamu. Kalau ada apa-apa hubungi tante !".
"Baik tan, aku langsung pergi aja. Aku titip Farid".
"Iya semoga berhasil, semoga pelanggan kamu puas".
Budi langsung pergi, setelah sampai di cafe dia langsung masuk ke dalam karna mejanya sudah di pesan kan.
"Selamat pagi Pak, ada yang bisa saya bantu !". Ucap seorang waiters
"Pagi, saya sudah pesan tempat Mbak atas nama Bu Dewi".
"Oh di meja nomor 5 Pak, baru saja Bu Dewi datang".
"Oh iya terima kasih mbak".
'Aku melihat waiters nya bersikap sangat ramah dia tak hentinya terus menatapku. Dia terus memperhatikan tubuhku dari atas sampai bawah, sepertinya dia sendiri mulai terpesona melihatku. Aku berjalan mencari meja nomor 5, hingga kemudian aku menemukannya. Di sana ada seorang wanita memakai pakaian formal seperti kantoran, rambutnya sebahu, memakai jaz panjang dan bawahnya memakai span pendek. Terlihat kalau perempuan itu merupakan perempuan terhormat'
"Dengan Bu Dewi !".
Bu Dewi langsung menengok saat Budi memangilnya, mereke saling bertatapan selama beberapa detik.
"Iya benar, ini dengan mas Budi ya ?". Bu Dewi langsung berdiri dan mereka langsung bersalaman
"Iya Bu saya Budi".
"Silahkan duduk !".
"Terima kasih".
"Saya tidak menyangka orang yang bernama Budi ternyata setampan ini dan gagah sekali".
"Terima kasih Bu, Ibu juga sangat cantik".
"Jangan panggil Ibu, panggil Dewi aja biar lebih akrab".
"Iya Bu maksudnya Dewi".
"Bentar aku pesan dulu makananya !".
Bu Dewi melambaikan tangan pada seorang waitersnya.
"Kamu mau pesan apa Bud ? Mau makan tadi sudah sarapan belum ?".
"Apa saja Wi, iya tadi saya belum sempat sarapan".
"Yaudah pesan dada ayam aja ya, kamu suka dada kan ?". Mata Budi malah fokus melihat dada Bu Dewi yang montok
"Iya saya suka Wi".
"Minumannya mau apa Bud ?".
"Kopi saja Wi".
"Ok pesan satu porsi dada ayam goreng minumannya kopi 2 ya ?".
"Iya Bu, ada tambahan lain ?".
"Kamu mau pesan lagi yang lain Bud ?".
"Sudah Wi, itu saja".
"Itu saja mbak".
"Baik di tunggu ya Bu, Pak !".
Waitersnya pergi, mereka menunggu pesanannya datang.
"Kamu suka fitness Bud ?".
"Sesekali saja Wi, karna saya seorang kuli jadi lebih sering angkat-angkat yang berat aja".
"Wah keren, sudah terbiasa berarti ya angkat yang berat-berat. Berarti kamu kuat banget ya Bud, angkat saya juga pasti gak ada apa-apa nya".
"Kalau itu pasti Wi, mau di gendong di belakang apa di depan ?".
"Saya lebih suka di depan Bud, apalagi sambil...".
Makanannya datang, obrolan mereka terpotong.
"Kita makan dulu aja ya biar nanti ada tenaga".
"Kamu gak pesan makanan ?".
"Saya sudah sudah makan roti di rumah tadi, kamu saja makan yang banyak !".
Budi mulai makan dengan lahapnya tapi dia merasa kesulitan saat makan menggunakan sendok dan garpu. Akhirnya dia makan pakai tangan.
"Gak apa-apa ya aku makan pakai tangan !".
"Gak apa-apa, justru pake tangan lebih enak lebih berasa".
Bu Dewi terlihat mulai memancing mancing Budi, dia terus mengatur duduknya dia juga mulai memainkan rambutnya. Budi sendiri menyadari kalau wanita yang di hadapannya ini sudah mulai gak kuat, dia sepertinya sudah lama tidak mendapatkan belaian.
"Nanti habis ini kita ke hotel aja ya, kamu naik mobil saya aja motornya di titipkan disini aja".
"Iya Wi".
Setelah makanannya habis, mereka mulai pergi.
"Ayo Bud kita langsung pergi saja !".
"Iya".
Budi mengikuti Bu Dewi dari belakang, dia memperhatikan pinggul Bu Dewi yang seksi dan kakinya yang putih mulus. Budi sendiri terus menelan ludah saat terus memperhatikan Bu Dewi yang seksi.
"Kamu bisa nyetir !".
"Bisa".
"Nih kamu yang nyetir ya nanti aku kasih tau jalannya".
Mereka mulai naik ke dalam mobil, dan mereka mulai pergi. Saat berada di jalan, Dewi mulai membuka kancing bajunya satu. Dia terus memainkan rambutnya, dia juga terus melirik ke arah Budi.
"Bud, kamu ini benar-benar seksi dan tampan". Sambil meraba paha Budi
"Kamu juga sama Wi, body kamu sangat seksi sekali".
"Kamu suka ?".
"Suka banget".
Bu Dewi mulai meremas-remas pahanya Budi, dia sudah tidak tahan. Hingga akhirnya mereka sampai di hotel.
"Kamu jalannya agak jauh dari saya ya Bud ? Soalnya disini takut ada mata-mata, anggap aja kita gak kenal kamu ikuti saya dari jauh".
"Ok saya mengerti".
Bu Dewi mulai masuk ke dalam hotel, Budi mulai mengikuti dari belakang. Saat Dewi memesan hotel, Budi berdiri menunggu hingga setelah Bu Dewi mulai pergi dia mengikutinya. Setelah cukup dekat di kamar hotelnya, Bu Dewi masuk dan langsung di susul Budi. Saat mereka sudah berada di dalam hotel, Bu Dewi langsung memeluk Budi dan mencium bibirnya. Sangat terlihat Bu Dewi mempunyai nafsu yang tinggi, mereka sama-sama bernafsu dan agresif. Ciuman keduanya berlangsung lama, hingga kemudian Bu Dewi mulai melepaskan kaosnya Budi.
"Kamu benar-benar pria perkasa Bud, badan kamu sangat bagus. Bentar kamu minum ini dulu !".
"Apa itu Wi ?".
"Biar kita sama-sama menikmati dan bergairah biar kamu makin kuat".
Budi mulai meminumnya dan Bu Dewi juga meminumnya, mereka kembali berciuman. Satu persatu mereka mulai saling melepaskan pakaiannya hingga mereka berdua sama-sama telan jang. Saat itu Bu Dewi kaget melihat Kon tol Budi yang sangat besar dan panjang.
"Gila, Kon tol kamu panjang banget Bud besar, sangat keras dan seperti tongkat".
"Hee kamu pasti ketagihan".
Bu Dewi langsung berlutut, dia benar-benar sudah sangat kelaparan. Kon tol Budi yang besar saja langsung dia masukan dan dia nikmati, tangannya sudah sangat lihai memainkan kon tol Budi. Setelah cukup lama, Bu Dewi di tarik dan kini Bu Dewi yang di puaskan oleh Budi. Buah dadanya langsung di lumat dan di kenyot dengan agresif sambil di remas oleh tangannya. Kemudian langsung beralih ke bawah, Budi memainkan lidahnya di sekitar me mek nya.
Kemudian Bu Dewi berbaring di kasur, Budi mulai menikmati me mek nya Bu Dewi dia juga sambil memasukan jarinya. Setelah itu Budi mulai mencium bibirnya Bu Dewi, tangannya masih memainkan me mek Bu Dewi yang mulai becek. Dengan tangannya, Budi menggerak-gerakkan jarinya dengan cepat sampai Bu Dewi mengeluarkan cairan kenikmatannya.
"Aaaaaaahhhhhhhhh aaaaaaahhhhhhh aaaaaaaahhhhhhh Bud, mmmmmmhhhh sssssshhhhh ....".
Tidak berhenti sampai disitu, Budi kembali memaju mundurkan jarinya, Bu Dewi di bikinin lemas, dia kembali mengeluarkan cairan kenikmatannya. Setelah itu kini Budi bangkit dan mulai memasukan Kon tol nya, perlahan dia masukan pelan-pelan sampai mulai masuk dalam.
"Aaaaaaaaahhh ssssssssshhhhhhh aduuuhhh gede banget Bud, aaaaaaahhhhhhhhh aaaaaaahhhhhhh sssssshhhhh....".
Budi mulai menggerak-gerakkan pinggulnya secara perlahan, sambil meremas-remas buah dadanya sambil dia mainkan dengan lidahnya. Semakin lama kecepatannya semakin kencang, kon tol Budi 21 cm berhasil masuk semua, Bu Dewi sampai mencakar punggungnya Budi merasakan hujaman kon tol Budi yang dahsyat.
"Aaaaaaahhhhhhhhh aaaaaaahhhhhhh Bud, aaaaaaahhhhhhhhh mmmmmmhhhh....".
"Enak ?".
Bu Dewi cuma bisa melenguh, hentakan Budi semakin bertambah kencang. Keringat mulai membasahi tubuhnya, permainan semakin panas. Gerakan Budi yang agresif membuat Dewi dihujam kenikmatan tiada tara, Dewi berganti-ganti macam posisi sampai mereka bermain di atas lantai. Dua jam lamanya mereka bermain, Budi benar-benar sangat kuat dan perkasa dia tidak merasa capek dan lemas. Bu Dewi sendiri sudah beberapa kali keluar tapi Budi sangat kuat, Bu Dewi baru pertama kali mendapatkan kenikmatan yang luar biasa seperti ini.
Hingga hentakan demi hentakan semakin keras, Budi sudah di titik puncak. Dia dengan cepat melepaskan Kon tol nya dan menyemburlah sperma nya di atas buah dadanya Dewi. Sampai mengenai wajahnya beberapa kali tembakan, setelah itu Budi membawa tisu dan membersihkan wajah Dewi yang penuh dengan sperma nya.
"Terima kasih Bud, kamu benar-benar hebat perkasa sekali. Aku sangat puas, baru pertama kali aku sampai sepuas ini".
"Sama-sama, baguslah kalau kamu puas".
"Sini Bud berbaring di sampingku !".
Mereka berbaring berdua dan saling berpelukan, Bu Dewi tidur di dadanya Budi yang bidang dan basah oleh keringat. Hingga kemudian keduanya tertidur, tak lama kemudian mereka kembali ngen tot. Akibat minuman yang mereka minum, keduanya kembali bergairah dan saling memuaskan. Budi kembali memberikan kenikmatan pada Bu Dewi, dia benar-benar merasa ketagihan oleh keperkasaan Budi yang sangat luar biasa. Mereka terus berulangkali melakukannya, sampai kemudian mereka melakukannya di kamar mandi sambil berendam di bathtub.