Setelah menyelamatkan penduduk desa dan mendapatkan kemampuan baru, Ling Tian merasa lebih percaya diri. Namun, di dalam hatinya, ada keraguan yang terus mengganggu. Dia teringat akan masa lalunya, saat dia kehilangan keluarganya dalam serangan bandit. Kenangan itu selalu menghantuinya, dan dia tahu bahwa dia harus menghadapi bayangan masa lalu itu jika ingin melanjutkan perjalanannya.
Beberapa hari setelah misi penyelamatan, Ling Tian memutuskan untuk mengunjungi tempat di mana keluarganya dibunuh. Dia ingin mengenang mereka dan berdoa agar arwah mereka tenang. Dengan langkah mantap, dia berangkat menuju lokasi itu, yang terletak di hutan yang lebat.
Setelah menempuh perjalanan yang panjang, Ling Tian akhirnya tiba di tempat itu. Dia berdiri di depan pohon besar yang menjadi saksi bisu tragedi yang menimpanya. Dengan hati yang berat, dia berlutut dan menutup matanya, mengingat wajah-wajah orang yang dicintainya.
"Maafkan aku, Ibu, Ayah. Aku tidak bisa melindungi kalian," bisiknya, air mata mengalir di pipinya. "Tapi aku berjanji, aku akan melindungi orang-orang yang tidak bersalah dari kejahatan."
Tiba-tiba, dia merasakan kehadiran yang aneh di sekitarnya. Ling Tian membuka matanya dan melihat sosok bayangan muncul dari kegelapan. Sosok itu tampak familiar, dan saat dia mendekat, Ling Tian menyadari bahwa itu adalah roh ibunya.
"Ibu?" Ling Tian terkejut, tetapi dia merasa tenang. "Apakah ini benar-benar kamu?"
Roh ibunya tersenyum lembut. "Anakku, aku datang untuk memberitahumu bahwa kamu tidak sendirian. Kami selalu bersamamu, dan kami bangga padamu. Kamu telah tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan berani."
Ling Tian merasa haru mendengar kata-kata ibunya. "Tapi aku merasa tidak cukup kuat. Masih banyak orang yang menderita karena kejahatan."
"Setiap langkah yang kamu ambil untuk melindungi orang lain adalah langkah yang benar. Jangan biarkan masa lalu menghalangimu. Kamu memiliki kekuatan untuk mengubah takdirmu dan takdir orang lain," kata ibunya dengan lembut.
Ling Tian mengangguk, merasakan semangat baru mengalir dalam dirinya. "Aku akan melanjutkan perjuanganku. Aku akan melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri."
Roh ibunya menghilang perlahan, meninggalkan Ling Tian dengan perasaan damai. Dia tahu bahwa dia harus melanjutkan perjalanannya dan menghadapi tantangan yang akan datang.
Setelah berdoa dan mengenang keluarganya, Ling Tian kembali ke desa. Di sana, dia mendengar kabar bahwa ada sekelompok bandit lain yang muncul di daerah sekitar. Mereka lebih terorganisir dan berbahaya, dan warga desa merasa ketakutan.
Ling Tian tahu bahwa ini adalah panggilan untuk bertindak. Dia berkumpul dengan para pemuda desa dan menjelaskan situasinya. "Kita tidak bisa membiarkan mereka mengancam desa kita. Kita harus bersatu dan melawan mereka!"
Para pemuda desa terlihat ragu, tetapi semangat Ling Tian membuat mereka terinspirasi. "Kita bisa belajar bertarung dan melindungi desa kita. Bersama-sama, kita lebih kuat!"
Dengan tekad yang bulat, mereka mulai berlatih. Ling Tian mengajarkan mereka dasar-dasar pertarungan dan penggunaan Qi. Dia juga mengajarkan mereka tentang strategi dan cara menghadapi musuh.
Setelah beberapa minggu berlatih, para pemuda desa merasa lebih percaya diri. Mereka telah membentuk tim yang solid dan siap untuk menghadapi ancaman bandit. Ling Tian merasa bangga melihat kemajuan mereka.
Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu tiba. Ling Tian dan para pemuda desa berangkat untuk menghadapi bandit yang mengancam. Mereka mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh bandit dan menemukan markas mereka di sebuah lembah terpencil.
Ling Tian memimpin timnya dengan hati-hati, menggunakan keterampilan "Gerakan Cepat" untuk mendekati markas bandit tanpa terdeteksi. Saat mereka tiba di dekat markas, Ling Tian mengamati situasi.
"Dari pengamatan saya, ada sekitar sepuluh bandit di sana. Kita harus menyerang dengan cepat dan terkoordinasi," kata Ling Tian, merencanakan strategi.
Para pemuda desa mengangguk, siap untuk bertindak. Dengan semangat yang membara, mereka meluncurkan serangan mendadak ke arah bandit. Ling Tian memimpin serangan, menggunakan kemampuan "Serangan Qi Beruntun" untuk mengalahkan beberapa bandit dengan cepat.
Pertarungan berlangsung sengit. Para pemuda desa menunjukkan keberanian yang luar biasa, dan Ling Tian merasa bangga melihat mereka berjuang. Mereka bekerja sama dengan baik, saling melindungi satu sama lain.
Namun, di tengah pertarungan, Ling Tian merasakan kehadiran yang kuat. Seorang pemimpin bandit muncul, tampak lebih kuat dan berbahaya daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya. Ling Tian tahu bahwa ini adalah tantangan terbesarnya.
"Siapa yang berani menyerang markas kami?" teriak pemimpin bandit, matanya menyala dengan kemarahan.
"Aku Ling Tian, dan aku di sini untuk melindungi desa kami!" jawab Ling Tian dengan tegas.
Pertarungan antara Ling Tian dan pemimpin bandit dimulai. Ling Tian menggunakan semua keterampilan dan kekuatan yang dimilikinya, tetapi pemimpin bandit itu sangat kuat. Dia harus berjuang lebih keras dari sebelumnya.
Dengan semangat yang membara dan kenangan akan keluarganya di dalam hati, Ling Tian melancarkan serangan terakhir. Dia mengumpulkan semua Qi yang tersisa dan meluncurkan serangan Qi yang paling kuat. Serangan itu menghantam pemimpin bandit dengan kekuatan yang luar biasa, dan untuk sesaat, semuanya terdiam.
Ling Tian berdiri di atas pemimpin bandit yang terjatuh, merasakan kemenangan dan kelegaan. Dia telah melindungi desa dan membuktikan bahwa dia bisa mengatasi bayangan masa lalunya.
Dengan rasa syukur dan semangat yang baru, Ling Tian kembali ke desa bersama para pemuda. Mereka disambut dengan sorak-sorai dan rasa syukur dari warga desa lainnya. Ling Tian tahu bahwa perjuangannya belum berakhir, tetapi dia siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.