Chereads / Orang Bodoh juga ingin Sukses / Chapter 3 - Bab 3: Mencoba Aspal Baru

Chapter 3 - Bab 3: Mencoba Aspal Baru

Setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai kurir makanan, Awik masih mencari cara lain untuk menghasilkan uang. Kali ini saran datang dari salah seorang teman nya bermain game, Fadel, yang memberikan ide tak terduga.

Fadel & suatu saran

Sore itu, Awik duduk santai di teras rumah sambil melamun memandangi motor tuanya. Pikiran tentang pekerjaan sebelumnya masih memenuhi kepalanya.

Dan di tengah tengah lamunan nya itu tiba-tiba ponselnya berdering. Fadel, teman yang ia kenal dari grup komunitas game, menghubunginya melalui telepon.

Fadel: "Halo Wik, lu sibuk kaga?"

Awik: "Iya halo ,Kaga... gua lagi nganggur nih, baru habis berhenti dari kerjaan kemarin, Kenapa emang? "

Fadel : "Nah pas banget gua ada tawaran kerjaan nih ".

Awik : "Kerja apa? Jangan yang susah susah".

Fadel: "Halah, jangan banyak syarat. Kata lu ,lu hobi main game pc kan? Nah biasa kan game pc bahasanya bahasa Inggris tuh, Nah kenapa lu nggak coba jadi translator aja? Banyak tuh, yang butuh orang buat nerjemahin novel".

Awik berhenti sejenak dan menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut. "Translator? Emang bahasa Inggris nya sama ya ama di game? Lagian kan gua cuman main game criminal case",

gumamnya sendiri sebelum membalas.

"Gua bisa sih dikit-dikit bahasa Iggris, tapi nerjemahin novel tuh emang sama bahasanya sama yang ada di game?", jawab Awik melanjutkan telepon.

"Kayaknya sama aja sih, Lagian kerjaan nya gampang ini. Lu tinggal baca, terus tulis ulang pake bahasa Indonesia. lu pasti bisa lah. Gua kirim kontak yang nawarin kerjaan ya", jawab Fadel sembari mematikan telepon.

Meskipun agak ragu, Awik akhirnya menerima tawaran Fadel untuk mencoba Jadi Translator

Keesokan harinya, Awik mendapatkan tugas pertamanya yaitu, menerjemahkan sebuah novel fantasi pendek sebagai percobaan. Awik merasa percaya diri karena berpikir pekerjaan ini hanyalah soal mengganti kata-kata dalam bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia. Namun, kenyataan tak semudah itu.

di Balik Layar : Kocak suatu kejadian

Saat Awik mulai membaca halaman pertama novel tersebut, ia merasa tidak terlalu sulit. Namun seperti biasa awal hanyalah pembuka, begitu iya mulai membalik halaman. Berbagai kata kata yang jarang ia dengar mulai membuatnya bingung, dan ia pun sering membuka Googe Translate.

"'Bewildered'... apaan lagi ini?" gumamnya sambil mengetik di Googe. "Oh, bingung. Kenapa ga pake "Confused aja". Kok pake kata aneh segala sih?".

Ia melanjutkan membaca. Saat menemukan kata kata romantis yang asing ia dengar, ia kembali dibuat pusing.

"'She waves goodbye to the ocean.' Waves itu ombak, kan? Ocean itu apa? Bentar… lautan ya? Dia mengombak selamat tinggal kelautan ? Wah aneh juga ceritanya!".

Awik tertawa sendiri membayangkan adegan absurd di kepalanya. Ia tahu terjemahannya tidak masuk akal, tapi ia tetap menulis apa yang ada di pikirannya.

Setelah beberapa hari bekerja keras, Awik akhirnya menyelesaikan terjemahannya. Ia langsung mengirimkan hasilnya kepada klien dengan penuh percaya diri.

Namun, harapannya pupus saat menerima email balasan.

Email dari Klien :

Halo, Awik. Terima kasih atas usahanya. Namun, terjemahan Anda banyak yang tidak sesuai konteks dan kurang natural. Kami tidak bisa menggunakan hasil ini. Mohon lebih teliti jika ingin mencoba lagi.

Awik membaca email itu dengan wajah kecewa. "Duh, Do… eh, maksud gua, Del. Gua malu banget asli," katanya saat menghubungi Fadel melalui telepon.

"Lah kenapa lu? Ketahuan ngintip lu? " tanya Fadel di seberang.

"Muatamu, gua habis nerima email balesan dari klien. Katanya terjemahan gua nggak sesuai konteks. Banyak kata kata yang gua salah terjehamin," jawab Awik sambil menghela napas.

Fadel terkekeh. "Ya elah gua kira kenapa, santuy aja kali. Namanya juga pertama kali. Jangan terlalu dibawa serius. Anggap aja pengalaman."

"Tapi gua malu, Del. Belum juga kerja bener malah gagal gini", jawab Awik.

"Udah, santai aja. Dari pada lu pikirin itu mending pikirin usaha selanjutnya mau coba apa", jawab Fadel mengalihkan perhatian Awik.

" Usaha selanjutnya ya.... Tapi gua belum kepikiran apa apa nih Del", jawab Awik dengan nada yang lesuh.

"Ah gimana kalo lu jualan minuman keliling aja? Ntar besok kita obrolin di cafe bareng Edo, ya", Ujar Fadel sembari langsung mematikan telepon.

Mencari dari Kegagalan

Meski perasaan Awik sedang kecewa, Awik belajar bahwa ia tidak bisa hanya mengandalkan rasa percaya diri tanpa keahlian yang cukup. Ia perlu mempersiapkan diri lebih baik jika ingin benar-benar sukses.

Namun, untuk saat ini, Awik memutuskan untuk berhenti mencoba menjadi translator dan mulai mempertimbangkan pekerjaan lain yang sekiranya ia mampu untuk melakukannya, Dan bukan asal terima lagi seperti sebelumnya.