Dengan bentuk humanoid saat akan terbang biasanya kami ras naga menggunakan sayap kami.
Meskipun sedikit aneh aku mampu mencipatakan bagian tubuh nagaku saat berubah dalam wujud humanoid.
Berbeda dengan shin, karena pada dasarnya dragonoid adalah manusia mereka hanya bisa menggunakan sihir untuk terbang.
"Shin ... Jangan terlambat ikuti aku!"
Ucapku sembari mengepakan sayap ku.
Kemudian shin yang merupakan magic caster 9 star, menggunakan sihir fly 3 star untuk terbang.
"3 star magic : fly."
Tubuh shin mulai melayang seperti tidak ada gravitasi.
Lalu kami pergi ke wilayah demon untuk menyaksikan pertempuran dari kedua ras, manusia dan demon.
Dengan melihat pemandangan tempat pertempuran dari atas, aku bisa melihat jika pasukan manusia saat ini tengah terpukul mundur.
"Oi shin, jika kau ikut di pihak manusia apa mungkin kau mampu menghancurkan garda depan para demon?"
Ucapku kepada shin sembari memperhatikan pertempuran.
"Mungkin akan sedikit sulit tuan."
Meski magic caster tingkat 9 shin masih belum mampu memberikan perlawanan.
Magic carter dibagi menjadi 10 tingkatan, akan tetapi tingkat ke 10 sangatlah mustahil untuk di raih.
Karena sihir tingkat 10 melampaui akal sehat mahluk hidup.
"Hem ... Ku rasa kau salah shin, mungkin saja dengan kau di pihak manusia, para demon akan sangat kesulitan."
Ucapku sembari menepuk pundaknya.
"Apa kau berpikir demikian tuan grey? Tapi ku rasa demon god bukan lah lawan yang mudah."
Ucap shin sembari tersenyum.
Ras demon memiliki satu entitas yang mencapai ranah god, dan dia adalah sang magic caster 9 star azura.
Dan di tengah tengah obrolan kami, sebuah sihir tingkat 9 muncul di sekitar kami.
"9 star magic: distorsi ruang dan waktu."
Lalu tanpa di duga demon god yang sedang kami bicarakan malah muncul di hadapan kami berdua.
"Wah wah wah ... Tidak ku sangka ada seekor kadal di sini."
Ucap sang demon god sembari mengeluarkan hawa intimidasi.
"Kugh ... Tuan grey dia?!"
Shin terkena tekanan dari demon god dan terkejut.
Aku juga sedikit terkejut dengan kedatanganya, tetapi saat itu aku bersikap tenang di hadapan bawahanku.
"Cih ... Demon busuk ini sombong sekali!"
Gumam ku sembari menggertakan rahang.
Jika di lihat dari posisi ku, akan sangat merugikan saat melawan seorang magic caster tingkat 9.
Meski aku dalam tahap god perbedaan tipe fisik dan sihir sangat berbeda.
"Apa yang kau lakukan disini kadal?"
Ucap demon god.
Setelah itu demon god langsung menggunakan sihirnya shock wave, dia menargetkan shin.
Shin yang terkena serangan tersebut terpental ke daratan tempat pertempuran terjadi.
Aku terkejut dan langsung menoleh ke arah shin, setelah kembali fokus ke arah demon god.
Sebuah sihir tingkat 7 blazing hell, melesat ke arahku dengan cepat.
Sebuah ledakan terjadi.
"Kuhuhuhu ... Kulit seorang dragon god memang berbeda."
Ucap demon god sembari memperhatikanku.
Sebelum mengenai tubuhku, aku dengan cepat menggunakan sihir spesial dari ras naga.Yaitu pertahanan sisik naga.
"Pengecut, yang hanya bisa menyerang saat lawan belum siap."
Ucapku yang bertransformasi ke bentuk hybrid.
Tanpa pikir panjang aku mulai melakukan serangan balik dengan nafas api.
Meskipun sangat kuat demon god berhasil membelokan arah seranganya, dan menciptakan kerusakan besar di area sekitar.
"Apa itu saja kemampuanmu kadal?"
Ucapnya sembari mengejek diriku.
Lalu aku dengan cepat berpindah kebelakang demon god dan memukulnya dengan kuat sampai dia terpental.
"Kurasa itu cukup kuat untukmu."
Ucapku sembari meregangkan lenganku.
Dengan cepat sebuah proyektil sihir menerjang ke arahku, dan berhasil mendaratkan serangan yang cukup fatal.
"Sial ... Demon busuk itu."
Gumam ku sembari memegangi luka yang ku dapatkan.
Demon god dengan cepat terbang ke arah ku dan akan melakukan menyerangku dengan pedangnya.
kemudian aku menahan pedang tersebut dengan lenganku, dan di posisi tersebut aku menggunakan nafas naga untuk menyerangnya.
Meski terkena nafas naga secara telak, demon god masih bertahan.
Dan kami terus bertukar serangan dengan sekala besar, di detik detik terakhir.
Demon god menggunakan sihirnya.
"Yo ... Demon busuk apa kau sudah mati?"
Ucapku sembari mencekik lehernya.
"Ba-bajingan, 10 star magic : gate hell!"
Di sisa nyawanya demon god menggunakan sihir tingkat 10.
Aku yang terkejut, lalu melepaskan demon god, akan tetapi sihir yang dia keluarkan mulai menyedot ku dan menarik tubuhku ke dalamnya.
"Kugh ... Apa ini!"
Aku mencoba bertahan dengan berubah ke bentuk nagaku.
Akan tetapi sihir itu malah menyedot ku dengan semakin kuat, di sisa sisa tenaga ku.
Shin terbang ke arahku, akan tetapi aku telah masuk ke dalam sihir demon god dan gate itupun tertutup.
Entah berapa lama aku kehilangan kesadaran, akan tetapi saat aku membuka mata.
"Kugh .. uh ..uh, dimana ini?"
Ucapku yang terkejut, saat aku membuka mata aku melihat adegan itu.
Saat dimana aku memasuki gate D rank, dan melihat seluruh rekan ku di bantai.
"Apa bukan kah ini..."
Di tengah rasa bingung yang meliputi diriku, tiba tiba jaldabaoth menerjang ke arahku dengan kecepatan tinggi.
Aku yang melihat itu terkejut dan dengan cepat menghindari seranganya.
Di tengah rasa bingung, aku mulai mencoba berfikir, apakah aku sedang bermimpi selama ini.
"Itu tidak mungkin ... Terlalu nyata untuk sebuah mimpi."
Lalu sebuah quest tiba tiba muncul di depan mataku, yang berisikan kalah kan iblis jaldabaoth.
Dan kelahiran kembali sang dragon god diberikan sebagai hadiah dari misi tersebut.
"Apa! Mungkinkah?"
Aku terkejut melihat hal tersebut.
Belum sempat mencerna hal tersebut lalu jaldabaoth kembali melayangkan serangan.
Dia mencoba menyerangku dengan cakarnya, aku secara reflek langsung mengayunkan pedang yang ada di pinggangku.
Meskipun pedang ini murah karena pedang ini pedang yang ku sewa saat menjadi hunter.
Itu masih bisa untuk menghalau serangan dari jalbadaoth meski pedang nya langsung patah.
"Kugh ... Sial."
Saat melihat pedang milik ku patah dengan cepat aku mulai mendorong jalbadaoth dengan bahu ku.
Lalu dengan pengalaman ku sebagai dragon god aku langsung melancarkan pukulan ke arah wajahnya dengan sangat kuat.
Di tengah rasa bigung aku tidak memberikan kesempatan bagi jalbadaoth.
Saat dia tersungkur dan terjatuh aku mulai menerjang ke arahnya.
Menindih diri nya dan melayangkan pukulan bertubi tubi dengan sangat kuat, meski lengan ku terluka parah.
Aku tetap melayangkan pukulanku, bahkan sampai wajah dari iblis jalbadaoth tidak berbentuk.
Sebuah notifikasi muncul, dengan mengatakan selamat telah mengalakan jalbadaoth hadiah akan segera di terima.
Melihat hal tersebut aku langsung beridi.
"Aaaaaargh ... Akhirnya!"
Dengan rasa senang Dan di campur bingung aku berteriak, seakan itu adalah sebuah kemenangan terbesar dalam hidupku.
To be continued