Tusuk!
Di sebuah gang sempit, gelap dan sunyi, suara sebuah benda tajam yang menusuk daging terdengar. Di barengi oleh darah yang memercik, teriakan seorang pria dewasa menyertai yang terdengar seperti lolongan serigala di gang gelap itu.
"Argh! Sialan!"
Di sana, seorang pria berambut hitam pendek terjatuh dengan darah yang menetes jelas dengan deras dari dadanya yang saat ini memiliki sebuah pisau menusuk!
Sementara itu, seorang wanita tak jauh dari pria itu bangun dengan cepat. Wanita itu kemudian merapikan bajunya yang sebelumnya berantakan.
Wanita itu pergi ke sisi seorang pria tampan berambut coklat, yang saat ini memiliki nafas berat serta wajah tegang karena telah menusuk pria tadi!
"Sayang! Kau tidak apa-apa?!" Pria itu bertanya ketika wanita itu mendekatinya.
Wanita itu memeluk pria berambut coklat tersebut dengan sebuah tangisan. Dan pria tersebut membalas pelukannya dengan lembut.
"Sudah, semuanya baik-baik saja. Sekarang kamu aman." Pria itu menepuk-nepuk punggung wanita tersebut sambil menenangkannya.
Matanya kemudian melirik ke arah pria yang tadi dadanya telah ia tusuk, dan tanpa menghiraukan keadaan pria itu, dia membawa pacarnya pergi dari gang ini.
Sementara itu, di gang yang sama.
Pria yang dadanya di tusuk menggunakan pisau tergeletak di tanah, darahnya mewarnai tanah di bawahnya menjadi warna merah. Matanya menunjukkan rasa ketakutan dan jejak kebencian.
"Sialan! Padahal hampir saja! Hampir saja aku bisa merasakan tubuh jalang itu!" Pria itu menghardik udara kosong.
Rasa sakit di dadanya, yang memiliki pisau menembus hingga mengenai jantungnya sangat menyakitkan. Bahkan lebih menyakitkan ketika dirinya di tolak oleh wanita yang ia cintai di semasa SMA dulu.
"Blurgh...~"
Pria itu kemudian memuntahkan darah segar dari mulutnya karena berkata kasar. Darah yang keluar sudah terlalu banyak, kesadarannya mulai memudar ketika penglihatannya juga mulai berputar-putar.
"Sial... Jika saja aku memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja, maka aku akan melakukan apa saja, apapun yang aku mau!"
"Brengsek! Bajingan untuk kalian semua!"
Dengan kata-kata terakhir itu, pria tersebut kehilangan kesadaran. Matanya menutup dan nafasnya berhenti. Dia, mati. Tanpa ada yang melihatnya sama sekali.
-----
Di suatu tempat. Di sini sangat sunyi, gelap, dan sepi. Di mana-mana, hanya ada kegelapan yang menyertai.
Tempat ini seperti kotak gelap yang di tutup, dan sorotan kamera ada di dalamnya saat ini.
"Ugh..."
Suara ringikan kesakitan datang dari seorang pria, yang saat ini mulai membuka matanya.
"Apa yang terjadi... Dimana ini?" Melihat sekeliling, pria itu mempertanyakan keberadaannya sementara perasaan nyeri melanda kepalanya, membuatnya memegangi kepalanya.
"Ugh! Aku ingat sekarang. Aku mati karena di bunuh oleh pacar jalang itu! Sial!" Ketika mengingat segalanya, pria itu mulai mengumpat.
Pria itu bernama Demias Evans, seorang pria berusia 22 tahun dengan kehidupan yang... Menyedihkan.
Dia hidup di keluarga yang biasa saja, dan orangtuanya harus berpisah karena ayahnya berselingkuh di belakang ibunya. Demias mengikuti ibunya ketika orangtuanya bercerai, namun itu juga bukan pilihan yang baik.
Setelah berpisah, ibunya mulai berkencan dengan banyak pria sekaligus karena uang mereka. Setiap malam, Demias harus mendengarkan suara rintihan ibunya ketika ia di labrak oleh pria yang berbeda setiap malamnya.
Dan Demias bahkan tidak merasakan sedikitpun uang dari hubungan ibunya itu. Dia harus bekerja paruh waktu mati-matian hanya demi menghidupi dirinya sendiri.
Ketika Demias mulai kelas 11 SMA, dia memilih kabur dari rumah ibunya dan hidup sendiri. Dan brengseknya, ibunya bahkan tidak mencari, bahkan seolah tidak peduli apakah Demias ada di rumah atau tidak.
Bahkan Demias pernah memergoki ibunya itu masuk ke sebuah hotel cinta dengan 2 orang pria gendut jelek yang memegangi pantatnya.
Yuck, menjijikkan. Memikirkannya saja sudah membuat Demias merinding sampai mau muntah.
Ketika ia hidup sendirian dan bertahan hidup dengan uang hasil bekerja paruh waktunya, Demias merasa bahwa hidupnya lebih baik, meski tidak baik-baik saja, setidaknya lebih baik daripada saat tinggal bersama ibunya itu.
Saat kelas 12, Demias jatuh cinta ke salah satu gadis cantik di sekolahnya. Dia pun mengaku pada gadis itu pada suatu perayaan besar di sekolahnya, hanya untuk berujung di tolak secara mentah-mentah!
Hati Demias hancur bagaikan kaca yang di lemparkan sebuah palu besi. Dia pun harus menjalani masa sekolah terakhirnya dengan rasa malu di tolak di depan umum sampai akhirnya lulus SMA.
Demias tidak berkuliah, dan memilih bekerja setelah tamat SMA. Bahkan sampai saat isinya menginjak 22 tahun, Demias sama sekali belum pernah merasakan yang namanya berpacaran!
Tapi dia bukan perjaka. Karena Demias membayar seorang pelacur tingkat tinggi dengan uang hasil menabungnya dari bekerja, dan mendapatkan pengalaman sex pertanyaan di hotel cinta penuh hasrat karena betapa pandainya pelacur wanita itu dalam urusan sex.
Malam ini, Demias mencoba pengalaman keduanya dengan agak anti-mainstream. Dia bertemu seorang wanita cantik berdiri sendirian di pinggir jalan saat malam hari.
Demias menarik wanita itu ke gang sepi dan hendak melecehkannya. Namun naas, pacar wanita itu malah datang sebelum Demias bisa berbuat apa-apa pada wanita itu. Bahkan, dia menusuk dada Demias dengan pisau yang entah kenapa dia bawa di malam-malam hari begini!
"Brengsek! Apa aku tidak seberuntung itu hingga tidak bisa melecehkan wanita jalang di malam hari?!" Demias mengutuk apapun yang ia bisa.
Kemudian dia mencoba tenang dan melihat sekelilingnya lagi. "Jadi aku sudah mati? Tempat apa ini? Surga? Neraka? Atau bukan keduanya dan tempat ini adalah tempat di mana perbuatan baik dan jahat manusia akan di timbang?"
Di sekelilingnya hanya ada kegelapan. Jadi ini pasti bukan Surga apalagi Neraka. Lalu apa ini?
Disaat Demias berpikir keras tempatnya berada sekarang, sebuah cahaya terang muncul dan langsung menarik perhatian Demias.
Dia memandangnya dengan takjub dan bingung melihat bagaimana sebuah cahaya tiba-tiba muncul di ruangan yang gelap dan sunyi ini.
"Apa itu? Apa?! Tunggu! Aku tersedot! Aaahh!"
Demias yang kebingungan mencoba mendekati sumber cahaya itu, namun dia malah merasakan bahwa seluruh keberadaannya di tarik oleh cahaya yang muncul!
Sosok Demias terhisap oleh cahaya terang tersebut, dan sepenuhnya menghilang dan lenyap dari tempat gelap ini.
-----
Di dunia yang mirip seperti bumi, dengan tingkat teknologi yang berkembang dan bahkan mungkin lebih canggih daripada di bumi.
Di sebuah kamar di rumah, sebuah cahaya misterius memasuki tubuh seorang pemuda tampan yang terbaring di tempat tidur.
"Aaahh!"
Pemuda itu terbangun dengan teriakan. Dia melihat sekelilingnya dengan keringatnya menetes.
Kamar yang asing, batin pemuda itu.
"Dimana ini?!"
Dia buru-buru bangun dari tempat tidurnya, menuju ke sebuah lemari tak jauh dan melihat pantulan dirinya di cermin.
"Siapa ini?!"