Chereads / Sang Pendekar Legendaris / Chapter 5 - Part 4: Menembus Batas

Chapter 5 - Part 4: Menembus Batas

Ryu, Master Toshi, dan Aya memulai perjalanan mereka menuju kota besar, tempat di mana mereka berharap dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang cara mengalahkan General Akuma dan, mungkin, menemukan sekutu baru dalam perjuangan mereka. Namun, perjalanan ini tidak mudah. Setiap langkah mereka membawa mereka lebih jauh ke dalam wilayah yang dipenuhi dengan ancaman, baik yang tampak di permukaan maupun yang tersembunyi dalam kegelapan.

Hari pertama perjalanan mereka dipenuhi dengan ketegangan. Ryu, meskipun telah memulai pelatihan yang keras dengan Master Toshi, masih merasa kekuatan *Flame Heart* menggerogoti dirinya. Setiap kali ia meraih pedangnya, api yang menyala di dalam hatinya terasa semakin sulit untuk dikendalikan. Ia ingin membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia dapat menguasai kekuatan itu, tetapi rasa takut akan kegelapan dalam dirinya membuatnya ragu.

Aya, yang berjalan di sampingnya, memperhatikan Ryu dengan cermat. Meskipun wajahnya tenang, ia merasakan gejolak yang ada di dalam hati pemuda itu. "Kau tidak sendirian, Ryu," katanya dengan suara lembut. "Kekuatan itu bukan hanya bebanmu. Kita semua memiliki peran dalam perjalanan ini."

Ryu menatapnya, bingung. "Aku tidak ingin mengandalkan orang lain. Aku harus menyelesaikan ini sendiri."

Aya menggelengkan kepala. "Bahkan seorang pahlawan sejati tidak bisa berdiri sendirian. Kekuatan bukan hanya soal seberapa besar kita bisa bertarung, tetapi seberapa banyak kita bisa saling mendukung."

Ryu hanya diam, merenungkan kata-kata Aya, meskipun dalam hatinya ia merasa tidak bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu. Bagaimana bisa ia bergantung pada orang lain ketika kegelapan dalam dirinya selalu mengancam untuk mengambil alih?

Malam hari tiba, dan mereka berhenti untuk beristirahat di sebuah lembah yang terisolasi. Kekuatan bulan yang memancar di langit seakan menciptakan suasana yang tenang, tetapi Ryu merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengintai mereka dari balik bayangan hutan yang gelap.

"Tidakkah kau merasa kita sedang diawasi?" tanya Ryu, menatap sekitar dengan waspada.

Master Toshi, yang duduk dengan tenang di dekat api unggun, membuka matanya yang sudah mulai menunjukkan usia. "Pernahkah kau mendengar tentang pemburu bayangan?" katanya dengan suara rendah. "Mereka adalah makhluk yang tinggal di antara dunia kita dan dunia iblis. Mereka dapat melihat segala sesuatu yang tersembunyi di dunia ini, dan mereka tidak segan-segan menyerang siapa saja yang dianggap menghalangi jalan mereka."

Ryu merasakan aliran ketegangan yang mengalir melalui tubuhnya. "Apakah kita aman di sini?"

"Akan lebih baik jika kita tetap waspada," jawab Toshi, "Tetapi jangan khawatir. Pemburu bayangan tidak akan datang jika mereka merasa kita bukan ancaman."

Namun, Ryu tidak merasa tenang. Ia tahu bahwa dunia ini penuh dengan ancaman yang tak terduga. Bahkan, kekuatan *Flame Heart* yang ia miliki bisa menarik perhatian makhluk-makhluk dari dunia yang lebih gelap. Ia merasakan tekanan yang semakin berat di dadanya, seolah-olah setiap langkahnya semakin mendekatkan dia pada sesuatu yang mengerikan.

Malam itu, mereka tertidur dalam keadaan siaga. Hanya suara angin yang menggerakkan dedaunan yang terdengar, tetapi Ryu tidak bisa tidur. Matanya terbuka lebar, memandangi langit yang dipenuhi bintang-bintang. Ia bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika ia gagal dalam misinya. Apa yang akan terjadi pada dunia ini jika ia tidak dapat mengendalikan kekuatan *Flame Heart*?

Pada saat itu, suara langkah kaki yang ringan dan cepat terdengar dari dalam kegelapan hutan. Ryu langsung berdiri dan meraih pedangnya, tubuhnya siap untuk bergerak. Aya dan Toshi terbangun, bersiap-siap menghadapi apa pun yang datang.

"Siapa di sana?" teriak Ryu, suaranya penuh dengan ketegangan.

Dari balik pohon, sebuah sosok muncul. Sosok itu tinggi, dengan pakaian hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, wajahnya tersembunyi dalam bayangan. Dari sikapnya yang tenang, jelas bahwa dia bukan orang sembarangan.

"Aku datang hanya untuk mengingatkan kalian," suara itu keluar dengan nada berat dan misterius. "Kekuatan kalian akan membawa kehancuran, dan dunia ini tidak akan pernah sama setelah kalian berjalan di atasnya."

Ryu menegang, merasa gelombang energi yang kuat datang dari sosok itu. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dari kami?"

Sosok itu tertawa pelan, seolah-olah menikmati ketegangan yang terbangun. "Aku adalah Bayangan dari Masa Lalu, salah satu Pemburu Bayangan yang mengawasi mereka yang terhubung dengan *Flame Heart*. Perjalanan kalian akan mengundang lebih banyak bahaya dari yang kalian bayangkan."

"Kenapa kau mengancam kami?" tanya Aya, siaga dengan tangan terulur untuk melindungi diri.

Pemburu Bayangan itu mengangkat tangan, dan dalam sekejap, bayangannya terpecah menjadi ratusan sosok yang mengelilingi mereka. "Karena kekuatan itu akan menghancurkan semuanya. Jika kalian ingin terus berjalan di jalan ini, bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya."

Tiba-tiba, bayangan itu lenyap secepat kedatangannya, meninggalkan Ryu dan yang lainnya dalam kebingungan dan ketakutan. Ryu menatap ke arah tempat sosok itu berdiri, perasaan tidak nyaman meresap ke dalam hatinya.

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya Ryu, suara penuh kekhawatiran.

Master Toshi menggelengkan kepala. "Itu adalah peringatan, Ryu. Pemburu Bayangan adalah penjaga kekuatan gelap yang mengalir melalui *Flame Heart*. Mereka tahu betul apa yang terjadi jika kekuatan itu tidak dikendalikan."

Ryu merasa beban tanggung jawabnya semakin berat. Dunia yang ia cintai semakin terancam, dan jalan yang harus dilaluinya semakin berbahaya. Tetapi di balik ketakutannya, ada satu hal yang ia tahu dengan pasti: ia tidak bisa mundur. Ia harus melanjutkan perjalanan ini, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang bergantung padanya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ryu, matanya penuh dengan tekad.

Master Toshi memandangnya dengan penuh rasa hormat, lalu menjawab, "Kita melanjutkan perjalanan kita. Kita harus menemukan lebih banyak petunjuk, lebih banyak kekuatan, dan lebih banyak sekutu. Dan yang terpenting, kita harus siap untuk menghadapi apapun yang datang, termasuk kegelapan dalam diri kita sendiri."

Dengan itu, perjalanan mereka berlanjut, lebih berbahaya dan penuh misteri dari sebelumnya.