Terutama payudaranya, buah persik yang tersembunyi di balik daster tipis, tampak samar-samar—rasa sembunyi-sembunyi yang kabur itu sungguh menggoda.
Aku harus mengakui, Liu Piaopiao adalah wanita yang sangat sensual.
Sekadar pandangan sekilas saja cukup membuat hatiku bergelora dengan hasrat.
Pandangan Liu Piaopiao menyapu aku dari atas ke bawah, dan ketika dia melihat tonjolan kecil di selangkanganku, wajah cantiknya memerah sambil menarik aku masuk.
"Bagaimana? Sudah sembuh total dari cedera saat itu?"
"Sudah baik sekarang, sudah sembuh," kataku dengan senyum.
"Lalu... apakah kamu akan tinggal dan tidur bersamaku malam ini? Aku takut..." Liu Piaopiao memandangku dengan malu-malu, tingkahnya yang menyedihkan semakin menawan.
Aku tahu bahwa apa yang terjadi waktu itu pasti meninggalkan bayang-bayang yang tak terhapuskan di hatinya, sampai-sampai sekarang dia tidak berani tidur sendirian.