"Psh, kamu memang pandai bicara ya."
Suzan cekikikan, "Sebenarnya, aku tahu kamu hanya ingin tidur denganku. Semua yang kamu katakan tadi hanya untuk membuatku jatuh ke dalam genggamanmu, kan?"
"Sulit untuk dikatakan, kamu masih muda, tapi kamu sudah cukup licik."
"Kenapa kalau aku muda?"
Saya mendorong maju dengan keras sebagai balasan.
"Ah!"
Suzan tidak bisa menahan diri untuk tidak melemparkan kepalanya ke belakang, melolong dengan erangan yang menggugah jiwa.
Pada saat ini, dia tidak lagi melawan, dan sepertinya aku telah membuatnya cukup nyaman.
"Kamu... kamu bilang kamu tidak akan bergerak, kan? Mengapa... kamu masih mendorong?"
Dia berbalik, wajahnya memerah dan matanya penuh gairah saat dia memandangku. Meskipun dia mengeluh, aku bisa melihat dia menikmatinya.
"Kenapa kalau aku muda? Apakah menjadi lebih tua membuatmu lebih baik? Apakah punyaku lebih besar dari suamimu?" saya mengejek dengan senyum sinis.
"Ah... berhenti, jangan gerak..."
