Setelah itu, Wang Xiru membersihkanku dengan mulutnya sebelum dia pergi.
Aku belum puas dan siap untuk ronde kedua, tapi dia bilang dia punya urusan lain, jadi aku tidak punya pilihan selain menyerah.
Setelah mengantar Wang Xiru pergi, aku pergi ke gym dan duduk lesu di sana.
Bagi orang lain, aku tampak sedang bermimpi karena tampaknya aku buta terhadap lingkungan sekitarku.
Tapi yang mereka tidak tahu adalah bahwa aku diam-diam mengawasi setiap gerakan mereka.
Melihat dada mereka yang seperti persik, sungguh pemandangan yang luar biasa—dengan puncak dan pandangan yang berbeda, masing-masing dengan pesonanya sendiri.
"Hey, apa yang kamu lakukan hanya duduk di sana seperti orang bodoh? Kamu tidak bisa melihat apa-apa."
Tiba-tiba, angin wangi menghampiriku, diikuti oleh suara yang akrab di telingaku, dan aku tahu Liu Qingxue, si nymfo, telah tiba.
"Ayo, ke ruang pijatmu."
Sebelum aku bisa bereaksi, dia telah menarikku ke atas.
"Kamu kangen aku?"
