"Apakah kamu selalu seberani ini?"
Aku bertanya dengan senyum nakal sambil meremas persiknya.
Song Yazhi terengah-engah dan melirikku dengan genit, "Baru saja aku menyentuhmu, sekarang kamu menyentuhku, kita seimbang, tak ada yang rugi."
"Apa?"
Dia menegaskan dengan percaya diri, "Xu Tian, kamu kira ini zaman apa? Tolong jangan terlalu kolot, ya?"
Sejujurnya, aku benar-benar terkejut.
Aku mengakui bahwa dalam beberapa hal aku tidak sinkron dengan zaman, tapi apakah bisa sehebat ini?
"Xu Tian, ayo, kita minum. Kita teman sekelas lama, sudah lama tidak bertemu."
Tiba-tiba, seorang teman sekelas pria datang dengan botol bir ke arahku.
Yazhi dan aku sama-sama kaget dan segera menarik tangan kami, berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ah? Oke, oke, mari kita minum." Aku segera mengangkat gelasku juga.
Pada saat itu, aku melihat Yang Yaxue berbisik sesuatu ke telinga Yazhi, lalu Yazhi bangun dan duduk di sisi lainku.