"Mmm... Master Xu, ketika Anda mengisapnya tadi, saya benar-benar merasa jauh lebih baik. Bisakah Anda... bisakah Anda melakukannya lagi?"
Ia berbisik, matanya rapat tertutup, tubuhnya masih terus bergetar, dan tangannya mencengkeram rel tempat tidur dengan keras, menunjukkan kegugupannya.
"Tentu, tentu."
Mendengarnya mengambil inisiatif untuk meminta, saya tidak ragu sejenak pun, dan sekali lagi menunduk dengan penuh semangat untuk mengambil kuntum persik ke dalam mulut saya.
"Mmm..."
"Ah!"
Pada saat itu, teriakannya tidak lagi membawa rasa sakit tetapi sangat memikat dan menggoda.
Ia menekan bibirnya dengan kencang, berusaha keras menahan rintihannya.
Baik karena gugup atau karena kesenangan, tubuhnya kadang-kadang bergetar.
"Apakah... lebih baik sekarang?"
Setelah hanya sebentar, ia mulai terengah-engah, seakan tak bisa menahan lagi.
"Belum, Suster Lu, air Anda benar-benar kental dan manis, sangat lezat." Jawab saya, ucapanku tertahan, lalu saya meningkatkan sedotan.