"Xu Tian, kalian para pria, begitu bertemu dengan wanita, apa yang kalian hanya pikirkan hanyalah melakukan hal itu?"
Dia terdiam sejenak, lalu tiba-tiba bertanya itu.
Saya tak bisa menahan diri selain terkejut, dengan canggung menggaruk kepala, "Itu reaksi normal. Kamu sangat cantik; kalau saya tidak bereaksi, apa masih pantas saya disebut pria?"
Mendengar ucapanku, dia hanya mengangguk pelan, sedikit kesepian berkelebat di matanya.
Saya merasakan ada yang tidak beres dengan suasana hatinya, jadi saya mencoba bertanya, "Kenapa kamu diam? Apa kamu menyalahkan saya karena tidak wajar?"
"Bukan, bukan kamu, itu... itu karena saya terpikir tentang pacar saya, Zhao Zhihao."
Mata Yaxue merah, ia tercekat dan berkata, "Tadi malam, saya yang mengambil inisiatif memesan kamar, ingin memberikan diri saya secara nyata kepada dia..."
"Lalu?"
Saya merasa agak kecewa. Sepertinya kesempatan mengambil keperawanan bunga sekolah ini sudah tidak mungkin.
